V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Kabupaten Bogor
Secara  geografis  Kabupaten  Bogor  terletak  antara  6º18”0”-6º47”10” Lintang  Selatan  dan  106º  23”45”-  107º  13”30”  Bujur  Timur,  yang  berdekatan
dengan Ibukota Negara sebagai pusat pemerintahan, jasa dan perdagangan dengan aktifitas pembangunan yang cukup tinggi, memiliki luas ±298.838,304 ha, dengan
batasan wilayah sebagai berikut Bapeda Kabupaten Bogor, 2007: 1.
Sebelah Utara :  Kab.  Tangerang  Provinsi  Banten,  KabKota  Bekasi  dan
Kota Depok; 2.
Sebelah Barat : Kabupaten Lebak Provinsi Banten;
3. Sebelah Timur  : Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Purwakarta; 4.
Sebelah Selatan  : Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur; 5.
Bagian Tengah  : Kota Bogor. Secara  administratif,  Kabupaten  Bogor  terdiri  dari  411  desa  dan  17
kelurahan  428  desakelurahan,  3.639  RW  dan  14.403  RT  yang  tercakup  dalam 40  kecamatan
4
.  Jumlah  kecamatan  sebanyak  40  tersebut  merupakan  jumlah kumulatif  setelah  adanya  hasil  pemekaran  lima  Kecamatan  di  tahun  2005,  yaitu
Kecamatan  Leuwisadeng  pemekaran  dari  Kecamatan  Leuwiliang,  Kecamatan Tanjungsari  pemekaran  dari  Kecamatan  Cariu,  Kecamatan  Cigombong
pemekaran  dari  Kecamatan  Cijeruk,  Kecamatan  Tajurhalang  pemekaran  dari Kecamatan  Bojonggede  dan  Kecamatan  Tenjolaya  pemekaran  dari  Kecamatan
Ciampea  Lampiran  3.  Selain  itu,  pada  akhir  tahun  2006  telah  dibentuk  pula sebuah desa baru, yaitu Desa Wirajaya, sebagai hasil pemekaran dari Desa Curug
Kecamatan Jasinga
5
. Kabupaten  Bogor  merupakan  wilayah  daratan  dengan  tipe  morfologi
wilayah  yang  bervariasi,  dari  dataran  yang  relatif  rendah  di  bagian  Utara  hingga dataran  tinggi  di  bagian  Selatan,  sehingga  membentuk  bentangan  lereng  yang
4
RPJPD Kabupaten Bogor 2005-2025
5
Loc.it
39 menghadap  ke  utara,  dengan  klasifikasi  keadaan  morfologi  wilayah  serta
prosentasenya sebagai berikut
6
: a
Dataran  rendah  15-100  m  dpl  sekitar  29,28  persen,  merupakan  kategori ekologi hilir;
b Dataran  bergelombang  100-500  m  dpl  sekitar  42,62  persen,  merupakan
kategori ekologi tengah; c
Pegunungan  500-1.000  m  dpl  sekitar  19,53  persen,  merupakan  kategori ekologi hulu;
d Pegunungan  tinggi  1.000-2.000  m  dpl  sekitar  8,43  persen,  merupakan
kategori ekologi hulu; e
Puncak-puncak gunung 2.000-2.500 m dpl sekitar 0,22 persen, merupakan kategori ekologi hulu;
Sedangkan untuk iklim di wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis sangat basah di bagian selatan dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-
rata curah hujan tahunan 2.500-5.000 mmtahun, kecuali di wilayah bagian utara dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan kurang dari 2.500 mmtahun. Suhu
rata-rata di wilayah Kabupaten Bogor adalah 20°-30°C, dengan rata-rata tahunan sebesar  25°C  serta  kelembaban  udara  70  persen.  Kecepatan angin  cukup  rendah,
dengan rata-rata 1,2 mdetik dengan evaporasi di daerah terbuka rata-rata sebesar 146,2 mmbulan.
Secara umum wilayah Bogor terbentuk oleh batuan vulkanik yang bersifat piroklastik, yang berasal dari endapan batuan sedimen dua gunung berapi, yaitu
Gunung Pangrango berupa batuan breksi tufaankpbb dan Gunung Salak berupa aluviumkal  dan  kipas  aluviumkpal.  Endapan  permukaan  umumnya  berupa
aluvial  yang  tersusun  oleh  tanah,  pasir,  dan  kerikil  hasil  dari  pelapukan  endapan Lampiran  5.  Bahan  induk  geologi  tersebut  menghasilkan  tanah-tanah  yang
relatif  subur.  Wilayah  Kabupaten  Bogor  memiliki  jenis  tanah  yang  cukup  subur untuk  kegiatan    pertanian,  perkebunan,  dan  kehutanan.  Jenis  tanah  di  Kabupaten
Bogor  terdiri  dari  22  jenis  tanah,  dengan  presentase  terbesar  adalah  Asosiasi Latosol  Merah,  Latosol  Coklat  Kemerahan  dan  Laterit  Air  Tanah  sebesar  20,20
6
Ibid, hal 40
40 persen  60.439.627  ha.  Secara  garis  besar  jenis  tanah  yang  terdapat  di  wilayah
Kabupaten Bogor yaitu jenis Asosiasi, Latosol, Laterit, Kompleks dan Podsolik. Kabupaten  Bogor  juga  terdapat  enam  sungai  yang  melintasi  diantaranya
DAS  Cidurian,  DAS  Cimanceuri,  DAS  Cisadane,  DAS  Ciliwung,  DAS  Kali Bekasi  dan  DAS  Citarum  Hilir.  Selain  itu,  kondisi  morfologi  Kabupaten  Bogor
sebagian  besar  berupa  dataran tinggi,  perbukitan  dan  pegunungan  dengan  batuan penyusunnya didominasi oleh hasil letusan gunung, yang terdiri dari andesit, tufa,
dan basalt. Gabungan batu tersebut termasuk dalam sifat jenis batuan relatif lulus air dimana kemampuannya meresapkan air hujan tergolong besar. Jenis pelapukan
batuan  ini  relatif  rawan  terhadap  gerakan  tanah  bila  mendapatkan  siraman  curah hujan  yang  tinggi.  Selanjutnya,  jenis  tanah  penutup  didominasi  oleh  material
vulkanik  lepas  agak  peka  dan  sangat  peka  terhadap  erosi,  antara  lain  Latosol, Aluvial,  Regosol,  Podsolik  dan  Andosol.  Dengan  demikian  beberapa  wilayah
rawan terhadap tanah longsor.
5.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk