Penilaian Pelaksanaan Penyaluran Dana BLM-PUAP Berdasarkan Pihak Penyalur

59

6.2.7. Panen dan Pasca Panen

Saat memasuki tahap panen volume kadar air mulai dikurangi atau ketika padi mulai berbuah dan warna hijau. Hal ini dikarenakan untuk menjaga agar bulir padi tidak cepat membusuk. Prosen perubahan warna dari hijau menjadi kuning sekitar 10-14 hari atau 40 hari dari fase pembungaan. Penentuan waktu panen merupakan salah satu faktor penting dalam kaitannya dengan kualitas gabah yang dihasilkan. Bila tanaman padi dipanen terlalu awal maka akan banyak bulir padi yang masih berwarna hijau, akibatnya kualitas gabah yang dihasilkan rendah, dan banyak bulir padi mengapung dan beras kepala banyak yang patah. Sebaiknya bila tanaman dipanen terlambat maka akan menurunkan hasil gabah karena banyak terjadi kerontokan gabah saat proses pemanenan. Kriteria pemanenan gabah yang ideal dapat dilakukan bila secara visual kondisi tanaman telah 90 persen masak fisiologi, artinya 90 persen gabah telah berwarna dari hijau menjadi kuning dan bila dihitung dari masa berbunga telah mencapai 30-35 hari setelah proses pembungaan. Proses pasca penen dilakukan di tempat atau di sawah. Hal ini dilakukan agar bulir padi tidak berkurang akibat tersentuh atau tersenggol dikarenakan penumpukan yang kasar. Setelah proses penggebutan atau memisahkan bulir dengan batang dan daun padi. Gabah hasil panen kemudian dijemur selama dua atau tiga hari tergantung pada kondisi cuaca hingga kadar air berkurangn dan kulit padi mengering. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses penggilingan atau pemisahan kulit dengan isinya beras. Penyusutan dari bobot gabah menjadi beras berkisar antara 20-30 persen dari bobot awal.

6.3 Penilaian Pelaksanaan Penyaluran Dana BLM-PUAP Berdasarkan Pihak Penyalur

Salah satu keberhasilan pelaksanaan program PUAP adalah keberhasilan penyaluran dana bantuan tersebut kepada petani anggota Gapoktan. Berdasarkan kriteria pihak penyalur yakni Gapoktan dan berdasarkan penelitian terdahulu, maka untuk menilai pelaksanaan tersebut. Berdasarkan kriteria pihak penyalur 60 yakni Gapoktan dan berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka untuk menilai pelaksanaan penyaluran bantuan PUAP digunakan beberapa tolok ukur. Ketika pertama kali digulirkan pada awal tahun 2008 oleh Kementrian Pertanian, tujuan program PUAP ini adalah memberikan dana stimulus berupa dana BLM yang sifatnya tambahan modal dan bergulir yang harus dikembalikan dalam jangka waktu yang telah disepakati. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi dengan lahan yang terbatas. Selain itu diperlukan kerjasama semua pihak agar pelaksanaan program PUAP ini dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan program PUAP di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada tahun 2008 merupakan program perdana yang dilaksanakan oleh Kementrian Pertanian RI. Program PUAP merupakan program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. Di Kecamatan Pamijahan terdapat lima desa penerima dana BLM PUAP sama dengan di Kecamatan Jasinga. Lima desa penerima PUAP mengalokasikan dana BLM PUAP sebagian besar untuk sektor pertanian budidaya. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Alokasi Dana Bantuan Langsung Mandiri PUAP Di Kecamatan Pamijahan Tahun 2008 No Gapoktan Jumlah Dana Alokasi Dana BLM PUAP Persentase Penggunaan Dana Budidaya Non Budidaya 1 Bina Sawargi 100.000.000,- 87.385.000,- 12.615.000,- 87,39 2 Rukun Makmur 100.000.000,- 94.000.000,- 6.000.000,- 94,00 3 Sumber Ubi 100.000.000,- 100.000.000,- - 100,00 4 Makmur Sari 100.000.000,- 75.000.000,- 25.000.000,- 75,00 5 Melati 100.000.000,- 97.000.000,- 3.000.000,- 97,00 Total 500.000.000,- 453.385.000,- 46.615.000,- 90,678 Sumber: Kementan, 2008 Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa sebagian besar penggunaan dana PUAP digunakan untuk sektor pertanian budidaya yaitu sebesar 90,68 persen. Keberhasilan pelaksanaan program ini ditentukan salah satunya oleh terealisasinya penyaluran dana bantuan tersebut sesuai mekanisme yang berlaku. 61 Pihak penyalur dalam hal ini adalah Gapoktan dan berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka untuk menilai pelaksanaan penyaluran bantuan PUAP yang baik digunakan beberapa tolak ukur meliputi: 1 realisasi dan jangkauan pinjaman; 2 persentase tunggakan.

6.3.1 Realisasi dan Jangkauan Pinjaman Bantuan Langsung Mandiri BLM

Perguliran dana BLM PUAP tahun 2008 dimulai pada bulan Maret 2009 sebesar Rp.20.000.000,- alokasi dana tersebut diperuntukkan untuk semua anggota Gapoktan yang berjumlah 40 orang pada awal pembentukkan sesuai dengan Rencana Usaha Kelompok RUK masing-masing kelompok tani. Pelaksanaan tahap awal ini adalah untuk melihat partisipasi anggota dalam mengembalikan pinjamannya. Sanksi bagi anggota yang tidak lancar untuk membayar pinjaman akan berdampak pada anggota lainnya yang satu kelompok. Hal ini dikarenakan, sistem yang telah disepakati yaitu angsuran salah satu anggota harus ditanggung bersama. Pada saat penelitian dilakukan, Gapoktan Rukun Makmur telah merealisasikan pinjaman dana BLM PUAP kepada anggotanya sebanyak empat kali. Pada tahap satu, jumlah dana yang direalisasikan mencapai Rp.20.000.000,- kepada anggota penerima sebanyak 40 orang, tahap kedua juga telah terealisasi sebanyak Rp.17.000.000,- kepada 34 orang anggota dan tahap ketiga sebanyak Rp.30.000.000,- kepada 60 orang anggota serta tahap akhir mencapai Rp.30.000.000,-. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Realisasi Dana BLM-PUAP di Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan tahun 2009 No Bulan Realisasi Kisaran Pencairan Rp Realisasi Rp 1 Maret 2009 500.000,- 20.000.000,- 2 April 2009 500.000-700.000,- 17.000.000,- 3 Mei 2009 500.000,- 30.000.000,- 4 Agustus 2009 500.000-700.000,- 30.000.000,- Total 97.000.000,- Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa kisaran pencairan realisasi dana BLM PUAP telah mencapai 97 persen dari jumlah dana PUAP yang 62 digulirkan yaitu Rp.100.000.000,00. Tahap realisasi pencairan berbeda-beda dikarenakan Rencana Usaha Anggota RUA yang diajukan oleh masing-masing anggota disetiap Kelompok Tani Poktan tidak sama dalam proses verifikasi kelengkapan administrasi. Pada tahap pertama jumlah anggota yang menerima dana BLM PUAP dialokasikan untuk masing-masing Poktan sebanyak 10 orang. Kemudian pada tahap kedua disesuaikan kepada masing-masing Poktan untuk bisa merancang rencana usaha anggotanya. Pada tahap awal pencairan dana diberikan sebesar Rp.500.000,- kepada masing-masing anggota sesuai RUA yang dibuat. Tujuan dari pembatasan pinjaman ini adalah untuk pemerataan penyaluran pinjaman kepada semua anggota. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa keadilan kepada masing- masing Poktan. Kemudian pada tahap keempat pencairan diberikan apresiasi kepada anggota yang mengembalikan pinjaman tepat waktu atau kurang dari waktu yang disepakati dengan memperoleh pinjaman sebanyak Rp.700.000,-. Permohonan pinjaman dana PUAP tertuang dalam RUK Rencana Usaha Kelompok. RUK yang telah dibuat oleh petani akan diajukan kepada pengurus Gapoktan yang juga dibantu oleh PPL pendamping. Pemrosesan RUK meliputi kelengkapan administratif dan teknis. Menurut pengurus Gapoktan sebagai pihak penyalur, hal-hal yang menyebabkan RUK tersebut perlu diperbaiki kembali seperti ketidaksesuaian tanda tangan, nama anggota yang tidak sesuai, pergantian luas lahan, dan sebagainya. Hal tersebut tentunya dapat menghambat realisasi pinjaman. Namun ketidaksesuaian tersebut bukan berarti membuat RUK yang diajukan tidak direalisasikan, hanya saja pelaksanaan pencairan dan pinjaman mengalami sedikit keterlambatan. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Realisasi Penerima PUAP di Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan 2009 No Nama Kelompok Tani Poktan Kisaran Pencairan Rp Jumlah Anggota Penerima PUAP orang 1 Rukun Makmur 43.900.000,- 81 2 Sawargi 19.700.000,- 37 3 Sayagi 17.300.000,- 33 4 Berkah 16.100.000,- 31 Total 97.000.000,- 182 63 Jangkauan realisasi penerima PUAP pada setiap anggota dimasing-masing Poktan disesuaikan dengan jumlah anggota pada masing-masing Poktan. Harapannya adalah masing-masing anggota Gapoktan memiliki kemampuan mengelola dana BLM PUAP dalam mengembangkan kegiatan pertanian yang pada akhirnya mampu mengembangkan kegiatan agribisnis yang berkelanjutan Berdasarkan Tabel 14 diatas dapat diinformasikan bahwa Poktan Rukun Makmur mendapat kisaran pencairan yang paling besar dibandingkan poktan yang lain. Hal ini berdasarkan jumlah anggota dan kesiapan secara teknis mengenai persyaratan admninstrasi dan komitmen pengembalian dana pinjaman yang tepat waktu sehingga pengurus Gapoktan memberikan kepercayaan untuk meminjamkan dana tersebut pada musim tanam berikutnya. Tahapan pencairan dana BLM PUAP Gapoktan Rukun Makmur dapat dilihat Tabel 15. Tabel 15. Pelaksanaan Tahap Pencairan Dana BLM PUAP Gapoktan Rukun Makmur Tahun 2009 No Waktu Pencairan Penerima orang Kisaran Pencairan Rp Realisasi Dana yang Disalurkan Rp 1 Maret 2009 Tahap 1 40 500.000,- 20.000.000,- 2 April 2009Tahap 2 34 500.000-700.000,- 37.000.000,- 3 Mei 2009Tahap 3 60 500.000,- 30.000.000,- 4 Juni 2009 - - - 5 Juli 2009 - - - 6 Agustus 2009 Tahap 4 48 500.000-700.000,- 30.000.000,- 7 September 2009 11 500.000,- 5.500.000,- 8 Oktober 2009 - - - 9 November 2009 - - - 10 Desember 2009 30 750.000,- 22.500.000,- Total Penerima 223 Total Dana BLM 128.000.000,- Sumber : Lembaga Keuangan Mandiri LKM Gapoktan Rukun Makmur, 2009 Jumlah anggota pada dari awal pembentukan Gapoktan hingga saat ini, kian bertambah menjadi 223 orang dengan jumlah dana yang tersalurkan mencapai Rp.128.000.000,-. Dari informasi Tabel 15 dapat diketahui bahwa Gapoktan Rukun Makmur telah mencairkan atau merealisasikan dana BLM PUAP sebanyak empat tahap yaitu bulan Maret, bulan April, bulan Mei dan terakhir bulan Agustus tahun 2009. Pencairan bertahap ini dikarenakan faktor 64 teknis seperti kelengkapan administrasi, kecocokan lahan, tanda tangan dan lain sebagainya. Kemudian pada bulan September pengurus Gapoktan kembali merealisasikan pinjaman kepada 11 orang anggota baru Gapoktan termasuk anggota lama yang mengajukan rancangan usahanya kembali pada awal musim.

6.3.2 Persentase Tunggakan

Tunggakan pinjaman merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam menentukan efektivitas penyaluran pinjaman. Apabila tingkat realisasi pinjaman tercapai, frekuensi peminjaman meningkat dan jangkauan kredit meluas, namun persentase tunggakan meningkat maka akan mempengaruhi keberhasilan simpan pinjam tersebut. Oleh karena dana yang digulirkan bertahap dan harus memutar secara merata serta semua anggota dapat merasakan manfaatnya, maka diperlukan manajemen keuangan dan pendekatan untuk memberikan pengertian kepada anggota betapa pentingnya dana tersebut untuk kesejahteraan bersama. Penyaluran dilakukan berdasarkan pada musim tanam yaitu setiap empat bulan sekali yang awalnya dilakukan pada awal bulan kelima. Kebutuhan petani akan tambahan modal usaha adalah hal yang penting untuk meningkatkan semangat petani dalam melakukan usahataninya. Dana tambahan modal tersebut digunakan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan, pemupukan dan saat panen. Tanggapan mengenai PUAP oleh responden dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Tanggapan Responden Terhadap Program PUAP, 2008 65 Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa 83 persen atau 25 orang mengalokasikan dana BLM PUAP untuk tambahan modal usahatani padi, empat orang atau 13,33 persen untuk pengembangan SDM seperti pelatihan petani, biaya anak sekolah dan 3,33 persen untuk dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani. Pemberian tambahan modal usaha bagi petani walaupun tidak besar, memberikan dampak yang positif dikarenakan pemberian pupuk dan perawatan yang tepat. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden mengenai pelaksanaan program PUAP, diketahui bahwa tujuan utama responden menjadi anggota peserta program PUAP adalah untuk mendapatkan tambahan modal usaha, kemudian pelatihan dan lain sebagainya. Petani anggota yang membayar pinjaman dengan tepat waktu akan diberikan kemudahan untuk mendapatkan pinjaman tahap selanjutnya, bahkan jumlah pinjamannya bisa dinaikkan. Kenaikan jumlah pinjaman dari Rp.500.000,00 menjadi Rp.700.000,00 merupakan hasil musyawarah dengan anggota Poktan. Apresiasi dari pengurus Gapoktan terhadap petani yang bisa dengan lancar dalam membayar angsuran pinjaman akan menimbulkan dampak yang positif bagi kesejahteraan petani. Alasan responden yang mayoritas kenapa tidak memilih pelatihan sebagai opsinya adalah karena menganggap pelatihan bisa didapat dari pengalaman hidup. Untuk responden yang terakhir menjawab tujuan mengikuti program PUAP hanya untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga yang akan dikembalikan pada awal bulan depan dikarenakan kebutuhan mendadak tersebut itulah responden ini mengajukan pinjaman. Lembaga Keuangan Mandiri LKM merupakan lembaga mandiri yang dibentuk oleh pengurus Gapoktan untuk tujuan mengelola keuangan dari dana BLM PUAP. Umumnya staf pengurus dari lembaga ini diberikan pelatihan singkat dari Tim PUAP Kabupaten atau Penyelia Mitra Tani PMT mengenai cara mengelola keuangan. Selain itu juga tingkat pendidikan dan pengalaman dari staf dan manajer lembaga ini menjadi pertimbangan. Manajer LKM dan stafnya memperoleh honor yang berasal dari bunga pinjaman setiap bulannya sesuai kesepakatan musyawarah Gapoktan. 66 Honor untuk manajer dan stafnya ditetapkan sebesar Rp.250.000,-sampai Rp.300.000,- setiap bulan. Jumlah personil yang mengelola keuangan ini adalah lima orang terdiri dari manajer, kasir, pemasaran, pembinaan anggota dan verifikasi. Manajer akan melakukan laporan kas setiap bulan sekali atau setiap akhir musim tanam. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui kondisi kas untuk memutar dana tersebut kepada anggota yang lainnya. Kemudahan yang digambarkan peserta program adalah waktu pencairan yang singkat, syarat yang mudah untuk dipenuhi verifikasi yang tidak rumit dan sistem tanggung renteng yang diberlakukan oleh LKM. Sedangkan kesulitannya adalah waktu pedan sulitnya mengisi formulir PUAP yang harus diisi secara lengkap. Biasanya hal tersebut terjadi pada responden yang tingkat pendidikannya rendah. Sesuai dengan sasaran dan tujuannya, yang menjadi peserta dari program PUAP adalah masyarakat perdesaan yang memiliki usaha ekonomi produktif khususnya dibidang pertanian budidaya. Untuk Kecamatan Pamijahan, dari hasil identifikasi dan verifikasi dilapangan oleh pengurus Gapoktan dibantu PPL setempat jumlah anggota Gapoktan yang telah menggunakan dana BLM PUAP telah mencapai 223 anggota. Selisih dari dana awal dengan akhir merupakan bunga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah Gapoktan yang dipergunakan untuk menambah kas LKM. Bunga sebesar lima persen tersebut dialokasikan sebagai, simpanan pokok, biaya administrasi dan dana cadangan apabila angsuran mengalami kemacetan dalam pembayaran dan kemudian digulirkan kembali kepada anggota yang belum mendapatkan pembiayaan. Jenis usaha yang dibiayai pada awal dicairkan dana ini adalah untuk tambahan modal petani anggota pada awal musim tanam. Dengan luas lahan rata- rata yang dimiliki petani antara 6.470 m 2 diharapkan produksi gabah yang dihasilkan naik dan pendapatan petani meningkat. Mayoritas penggunaan dana BLM PUAP adalah untuk penambahan modal sektor budidaya on farm yaitu sebesar 90 persen. Sedangkan sebagian kecil hanya untuk usaha non budidaya yaitu membeli pupuk, pestisida dan usaha yang bergerak dibidang penyediaan produksi pertanian. 67 Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pada prinsipnya program PUAP di Kabupaten Bogor khususnya di Kecamatan Pamijahan Desa Cibitung Kulon sudah sesuai dengan indikator keberhasilan PUAP secara output dan outcome yaitu tersalurkannya dan BLM PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin dalam melakukan usaha produktif pertanian dan meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha untuk petani baik pemilik, petani penggarap dan buruh tani Selama waktu penelitian, peneliti melihat belum terjadi penunggakan pengembalian pinjaman. Hal ini dikarenakan, penjualan hasil padi ditampung langsung atau dikordinir oleh pengurus Gapoktan. Jadi pemotongan angsuran pinjaman terjadi langsung saat transaksi penjualan gabah dan penggilingan. Proses sosialisasi dan rasa segan anggota-anggota Poktan kepada pengurus Gapoktan menjadi nilai lebih dari kelompok tani ini. Hal ini dilakukan dengan cara mengadakan arisan atau silaturahmi dengan sesama anggota setiap dua kali dalam sebulan, sehingga kebersamaan terus terjalin sekaligus mengontrol pembayaran angsuran pinjaman atau mengingatkan kepada anggota.

6.4 Penilaian Penyaluran Dana BLM-PUAP Berdasarkan Kriteria Pihak Pengguna Petani

Dokumen yang terkait

Dampak Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan Petani (Studi kasus: Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

4 102 117

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) PADA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) KARANG MAKMUR LUMAJANG

2 14 92

Efektivitas Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani (Studi Kasus: Gapoktan Mandiri Jaya, Desa Cikarawang, Dramaga, Kabupaten Bogor)

1 10 24

Pengaruh kemitraan terhadap peningkatan pendapatan usahatani sayuran (Studi kasus: gapoktan rukun tani Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor)

10 63 146

Peran Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan terhadap Kinerja Gapoktan dan Pendapatan Usahatani Padi di Kabupaten Subang

0 34 130

PERAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN TERHADAP KINERJA GAPOKTAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN SUBANG

0 3 10

Pengaruh Program Pengembangan Usaha Agribisinis Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan Usahatani Padi. (Studi Pada Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor).

0 0 22

Pengaruh Pemberian Bantuan Tambahan Modal Usahatani Melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Puap) Terhadap Peningkatan Pendapatan Usahatani (Sebuah Studi Kasus Di Kabupaten Purwakarta).

0 0 10

Pengaruh Pemberian Bantuan Tambahan Modal Usahatani Melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Puap)Terhadap Peningkatan Pendapatan Usahatani (Sebuah Studi Kasus Di Kabupaten Purwakarta).

0 1 1

KAJIAN DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS

0 0 13