67 Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pada prinsipnya
program PUAP di Kabupaten Bogor khususnya di Kecamatan Pamijahan Desa Cibitung Kulon sudah sesuai dengan indikator keberhasilan PUAP secara output
dan outcome yaitu tersalurkannya dan BLM PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin dalam melakukan usaha produktif pertanian dan
meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha untuk petani baik pemilik, petani penggarap dan buruh tani
Selama waktu penelitian, peneliti melihat belum terjadi penunggakan pengembalian pinjaman. Hal ini dikarenakan, penjualan hasil padi ditampung
langsung atau dikordinir oleh pengurus Gapoktan. Jadi pemotongan angsuran pinjaman terjadi langsung saat transaksi penjualan gabah dan penggilingan.
Proses sosialisasi dan rasa segan anggota-anggota Poktan kepada pengurus Gapoktan menjadi nilai lebih dari kelompok tani ini. Hal ini dilakukan dengan
cara mengadakan arisan atau silaturahmi dengan sesama anggota setiap dua kali dalam sebulan, sehingga kebersamaan terus terjalin sekaligus mengontrol
pembayaran angsuran pinjaman atau mengingatkan kepada anggota.
6.4 Penilaian Penyaluran Dana BLM-PUAP Berdasarkan Kriteria Pihak Pengguna Petani
Petani pemilik, petani penggarap, rumah tangga tani adalah kelompok sasaran dalam pelaksanaan program PUAP. BLM PUAP merupakan program
bantuan yang diberikan kepada mereka melalui Gapoktan dengan tujuan agar pendapatan mereka dapat meningkat. Penyaaluran BLM-PUAP bagi para petani
harus mengutamakan pelayanan yang baik. Pelayanan yang dimaksud adalah begaimana bantuan tersebut dapat menjangkau para petani yang membutuhkan
dana tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu pola pelayanan penyaluran BLM- PUAP yang diinginkan oleh kelompok sasaran tersebut sehingga penyaluran
BLM-PUAP efektif menurut petani pengguna. Penilaian penyaluran BLM-PUAP dari sisi pengguna petani dapat dilihat dari faktor-faktor sebagai berikut yaitu
persyaratan awal, prosedur realisasi pinjaman, tingkat bunga, biaya administrasi, pelayanan dan jarak atau lokasi
68
6.4.1 Persyaratan Awal
Secara umum persyaratan yang wajib dipenuhi oleh calon peminjam adalah petani harus merupakan anggota resmi dan terdaftar di Gapoktan dan
bersedia membayar bunga pinjaman sebesar lima persen yang dibayar sekali pada saat pengembalian pinjaman terakhir atau petani menjual hasilnya ke unit usaha
Gapoktan. Besar pinjaman maksimal Rp.500.000,00 dan membuat rincian pembiayaan usahatani dalam satu musim dengan mengisi formulir yang
disediakan Gapoktan. Untuk kelengkapan administrasi lainnya adalah fotocopy kartu keluarga,
kartu tanda penduduk, dan foto berukuran 2x3 cm sebanyak dua lembar. Menurut anggota petani, syarat-syarat tersebut tidak terlalu memberatkan, hanya saja di
desa tersebut yang sulit mencari tempat fotocopy yang terdekat.
6.4.2 Prosedur Pinjaman
Tahapan yang harus dilalui mulai dari pertama kali mengajukan suatu peinjaman hingga tahapan realisasi pinjaman. Para anggota kelompok tani yang
tergabung dalam Gapoktan harus menyusun Rencana Usaha Anggota RUA yang kemudian dilanjutkan dengan membuat Rencana Usaha Kelompok. Penyusunan
proposal ini dibantu atau dikonsultasikan dengan PPL atau Penyelia Mitra Tani. RUK yang sudah disusun telah disetujui oleh ketua kelompok dan PPL yang
kemudian disampaikan kepada pengurus Gapoktan. Proses penilaian meliputi kelengkapan administrasi dan survey lapangan
mengenai lahan yang akan ditanam atau dijadikan usaha. Setelah disetujui pengurus Gapoktan akan di salurkan dana tersebut kepada anggota melalui ketua
kelompok tani masing-masing. Berdasarkan wawancara dengan pengurus Gapoktan jumlah peminjam satu kelompok di batasi maksimal 20 orang
Hal ini disebabkan belum pahamnya responden mengenai sistem yang diterapkan oleh pihak pengurus dan juga sosialisasi yang kurang intensif saat
pertemuan rutinan. Tanggapan responden terhadap mengenai prosedur pinjaman dapat dilihat pada Gambar 4
69
Gambar 4. Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Prosedur Peminjaman
Tanggapan responden terhadap prosedur cara mengajukan peminjaman, sebanyak 56 persen atau 17 orang menyatakan prosedur peminjaman mudah, 27
persen atau delapan orang menyatakan cukup mudah, dan sisanya sebanyak lima orang atau 17 persen menyatakan agak sulit.
Agar pengembalian pinjaman dapat berjalan lancar, pengurus dan PPL Penyuluh Pertanian Lapangan melakukan
suatu fungsi kontrol. Selain kontrol sebelum peminjaman meliputi persyaratan pinjaman, juga dilakukan kontrol pada waktu proses pengembalian pinjaman
tersebut. Pengontrolan pada saat pengembalian pinjaman oleh petani dilakukan dengan mengadakan pertemuan akhir bulan guna membahas beragam dinamika
masalah pertanian di lapangan serta sekaligus mengumpulkan dana angsuran pinjaman oleh petani yang meminjam.
Permohonan pinjaman dana PUAP tertuang dalam RUK Rencana Usaha Kelompok. RUK yang telah dibuat, oleh petani akan diajukan kepada pengurus
Gapoktan yang juga dibantu oleh PPL pendamping. Pemrosesan RUK meliputi kelengkapan administratif dan teknis. Menurut pengurus Gapoktan sebagai pihak
penyalur, hal-hal yang menyebabkan RUK tersebut perlu diperbaiki kembali seperti ketidaksesuaian tanda tangan, nama anggota yang tidak sesuai, pergantian
luas lahan, dan sebagainya. Hal tersebut tentunya dapat menghambat realisasi pinjaman. Namun ketidaksesuaian tersebut bukan berarti membuat RUK yang
70 diajukan tidak direalisasikan, hanya saja pelaksanaan pencairan dan pinjaman
mengalami sedikit keterlambatan.
6.4.3 Biaya Administrasi
Beberapa hal yang perlu dipenuhi oleh petani dalam melengkapi administrasi adalah fotocopy KTP, materai 3000 untuk perjanjian. Untuk proses
administrasi dikenakan biaya untuk calon peminjam sebesar Rp.25.000,- dengan rincian iuran wajib Rp.15.000,- dan Rp.10.000,- diperuntukkan untuk pembelian
materai dan proses memfotocopy KTP dan formulir pendaftaran. Lamanya waktu proses verifikasi paling lama tiga hari, hal ini dikarenakan pihak Gapoktan perlu
melakukan survey langsung ke lapangan untuk mengecek usaha yang akan dibiayai oleh dana PUAP ini.
6.4.5 Tingkat Bunga
Tingkat bunga adalah bunga nominal dalam persen yang harus dibayar peminjam berdasarkan perjanjiannya dengan yang meminjamkan. Tingkat bunga
yang dibebankan kepada petani sudah dimusyawarahkan dalam rapat Gapoktan. Beban bunga ditetapkan sebesar lima persen per musim dan dibayarkan sekali saat
petani akan menjual hasil panen Yarnen kepada pengurus Gapoktan. Penetapan tingkat suku bunga ini merupakan kesepakatan bersama antar anggota berdasarkan
hasil musyawarah mufakat. Alokasi bunga pinjaman tersbut diperuntukkan untuk administrasi pembelian alat tulis kantor dan pembelian materai serta honor
pegawai LKM. Tanggapan selanjutnya dari responden adalah dari sisi bunga pinjaman
yang diterapkan. Menurut hasil wawancara dengan responden menyatakan bunga yang diberlakukan untuk pinjaman ini rendah bahkan ada yang menyatakan
cukup rendah. Hal ini dikarenakan dari bunga sebesar lima persen tersebut setengahnya dialokasikan untuk simpanan pokok atau wajib yang akan
dikembalikan pada akhir tahun buku. Besarnya simpanan wajib adalah Rp.10.000,00. Sebanyak 66.67 persen responden menganggap bahwa bunga
pinjaman rendah dan sisanya menyatakan cukup rendah Gambar 5.
71
Gambar 5.Tanggapan Responden Terhadap Bunga Pinjaman yang Berlakukan oleh LKM
Untuk proses pencairan dana dari Tim PUAP Pusat hingga sampai kepada pihak Gapoktan melalui Bank pelaksana dapat dilihat pada Gambar 6 diagram
aliran dana BLM PUAP ke Gapoktan.
Gambar 6. Mekanisme pencairan dana BLM PUAP ke Gapoktan.
72 Pada tahap pencairan dari Departemen Pertanian ke rekening Gapoktan,
dokumen persyaratan harus terlebih dahulu dipenuhi. Kemudian setelah itu, pengurus Gapoktan membentuk Lembaga Keuangan Mandiri Agribisnis LKMA
yang bertugas untuk mengelola pembiayaan kepada petani anggota. Mekanisme penyaluran dari Gapoktan ke petani anggota peserta program PUAP dilakukan
dengan mengisi persyaratan diantaranya adalah mengisi formulir PUAP, foto coy KTP, pas foto dan petani merupakan anggota terdaftar dan aktif di kelompok
taninya masing-masing. Pengajuan dana pembiayaan dilakukan secara kolektif melalui masing-
masing ketua kelompoknya dengan batas minimal lima anggota. Setelah melakukan pengajuan dan persyaratan telah terpenuhi maka pengurus Gapoktan
melalui manajer LKM melakukan verifikasi ke lapang tentang luas lahan yang dimiliki. Untuk menjaga agar dana BLM PUAP bisa disalurkan kepada semua
anggota Gapoktan, pengurus menerapkan batas maksimal pembiayaan yaitu sebesar Rp.500.000,-petani.
Pola Grameen Bank tanggung renteng yang pernah diterapkan di Negara Bangladesh oleh Prof. M. Nuh juga diterapkan oleh Gapoktan Rukun Makmur.
Pola ini menekankan kerjasama dan gotong-royong anggota dalam mengelola pembayaran angsuran. Apabila salah satu anggota tidak sanggup membayar
angsuran atau pinjaman sesuai yang disepakati, maka pengurus LKM akan memberikan sanksi kepada petani untuk tidak mendapatkan pinjaman tahap
berikutnya. Oleh karena itu, peran anggota lainnya dalam satu kelompok harus dilakukan seperti menalangi atau membantu pembayaran pinjaman anggota
lainnya untuk kemudian bisa diberikan pinjaman pada tahap berikutnya.
6.5 Pengaruh PUAP dilihat dari Pendapatan Usahatani 6.5.1 Penggunaan Dana BLM PUAP