79
adanya program PUAP yaitu 4.576 kilogram dengan rata-rata penerimaan total
sebesar Rp.10.067.200,00. Perubahan penerimaan ini dinilai positif bagi pendapatan petani karena adanya peningkatan sebesarnya Rp.869.000,00.
Peningkatan hasil produksi ini tidak diikuti dengan peningkatan harga produksi petani. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani adanya perubahan
tinggi rendahnya produksi dikarenakan hasil dari bimbingan penyuluhan yang memberikan arahan tentang penggunaan dosis pupuk, cara penggunaan, dan
waktu pelaksanaan. Selain itu juga dikarenakan penggunaan pupuk organik. Dari gambaran hasil peningkatan produksi telah menunjukkan manfaat adanya bantuan
dari program PUAP kepada petani.
6.6 Pendapatan Anggota Gapoktan Sebelum dan Setelah PUAP
Pendapatan yang digunakan dalam analisis adalah pendapatan usahatani rata-rata yang diperoleh dengan cara mengurangkan penerimaan rata-rata dengan
biaya total rata-rata dan biaya tunai rata-rata yang dikeluarkan oleh petani responden. Pendapatan atas biaya total lebih rendah daripada pendapatan atas
biaya tunai dikarenakan tidak dikurangi oleh biaya yang diperhitungkan. Pada
Tabel 21 disajikan kondisi pendapatan usahatani rata-rata sebelum dan setelah
adanya program PUAP. Pendapatan rata-rata usahatani petani responden yang disajikan adalah data pada awal musim tanam 2009, yaitu pada saat melakukan
panen perdana pada bulan Juni 2009 Berdasarkan pada Tabel 21 dapat diketahui terjadi peningkatan
penerimaan usahatani berasal dari hasil kali antara jumlah produksi padi sawah dengan harga jual perkilogramnya. Walaupun program ini baru berjalan satu
tahun namun dengan adanya pembinaan yang sistematis dapat menghasilkan peningkatan produksi yang relatif besar yaitu terjadi peningkatan sebesar
Rp.869.000,00 atau 395 kilogram. Sebelum adanya program PUAP produksi rata- rata yang diperoleh adalah sebesar 4.181 kilogram per hektar dalam bentuk Gabah
Kering Panen GKP dengan dikalikan harga Rp.2.200,00 perkilogram menjadi sebesar Rp.9.198.200,00. Namun setelah adanya PUAP terjadi peningkatan
produksi rata-rata padi sawah yang diperoleh sebesar 4.576 kilogram per hektar, sehingga diperoleh penerimaan rata-rata sebesar Rp.10.067.200,00.
80
Tabel 21. Pendapatan Usahatani Padi Rata-rata Sebelum dan Setelah Adanya
Program PUAP Per HektarMusim
Jenis Biaya Satuan
Fisik Sebelum
Setelah Selisih
Jumlah Rp
Jumlah Rp
Produksi GKP
Kg 4.181
4.576 395
Harga GabahKg
Rp 2.200,-
2.200,-
A.Penerimaan Usahatani
Rp 9.198.200,-
10.067.200,- 869.000,-
B.Biaya Usahatani B.1 Biaya Tunai
1.Benih Rp.6.000 Kg
29 174.000,-
39,4 236.400,-
62.400,- 2.Pupuk
a. Pupuk kandang Rp.90 Kg
220 19.836,-
375 33.750,-
13.914,- b. Urea Rp.1.300
Kg 128
166.140,- 125
162.760,- -3.380,-
c. Ponska Rp.1.800 Kg
106 190.980,-
113,45 204.210,-
13.230,- d. TSP Rp.1.600
Kg 102
163.360,- 99
157.840,- -5.520,-
3.Tenaga Kerja Luar Keluarga Hok
176,1 6.163.500,- 158,6 5.551.000,-
-612.500,- 4.Sewa Traktor
Rp 345.878,-
345.878,- 5.Angsuran Pinjaman
Rp 525.000,-
525.000,- 6.Pestisida Padat
Kg 2,10
5.355,- 1,87
4.769,- -587,-
Total Biaya Tunai
Rp 6.883.171,-
7.221.607,- 338.436,-
B.2 Biaya Diperhitungkan
- Tenaga
Kerja Dalam
Keluarga HOK
67,7 2.031.000,- 41,94 1.258.200,-
-772.800,- -
Penyusutan Alat Rp
22.357,- 22.357,-
Total Biaya Diperhitungkan
Rp 2.053.357,-
1.280.557,- -772.800,-
C.Total Biaya Usahatani B1+B2
Rp 8.936.528,-
8.502.164,- -434.365,-
D.Pendapatan Atas Biaya Tunai A-B1
Rp 2.315.029,-
2.845.594,- 530.565,-
E.Pendapatan Atas Biaya Total A-C
Rp 261.672,-
1.565.037,- 1.303.365,-
F.RC Atas Biaya Tunai AB1
1,34 1,39
0,06
G.RC Atas Biaya Total AC
1,03 1,18
0,15
Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan yang jika dijumlah menjadi biaya total usahatani. Sedangkan
pendapatan tunai usahatani merupakan pengurangan antara penerimaan tunai dengan total biaya tunai. Penerimaan usahatani adalah nilai produksi yang
diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi total padi sawah dengan harga jual dari hasil
produksi tersebut.
81 Biaya tunai usahatani terdiri dari pembelian pupuk, penyewaan traktor,
pembelian benih, pembayaran angsuran pinjaman, pembelian pestisida dan tenaga kerja luar keluarga. Biaya tunai usahatani yang paling besar adalah pada tenaga
kerja luar keluarga. Sebelum adanya PUAP biaya tunai tenaga kerja luar keluarga adalah Rp.6.163.500,00 dan setelah adanya PUAP mengalami penurunan sebesar
Rp.612.500,00 menjadi Rp.5.551.000,00. Penurunan biaya tunai tersebut dikarenakan adanya pengalihan tenaga kerja pada kegiatan pengolahan lahan yang
menggunakan tenaga mesin traktor. Penggunaan traktor dan pembayaran biaya angsuran pinjaman turut
mempengaruhi peningkatan biaya tunai setelah adanya PUAP yang mengalami kenaikan sebesar Rp.338.436,00. Biaya tunai sebelum adanya PUAP adalah
sebesar Rp.6.883.171, 00 menjadi Rp.7.221.607,00 setelah adanya program PUAP. Selain biaya tunai terdapat biaya yang diperhitungkan. Biaya ini berpengaruh pada
pendapatan total usahatani. Total biaya yang diperhitungkan sebelum adanya PUAP adalah sebesar Rp.2.053.357,00 dan setelah adanya PUAP sebesar Rp.
1.280.557,00 sehingga terjadi penurunan sebesar Rp.772.800,00. Dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan didapat total biaya usahatani sebesar Rp.8.936.528,00
sebelum adanya PUAP dan Rp.8.502.164,00 setelah adanya PUAP. Perbandingan biaya total antara sebelum dan sesudah mengalami penurunan sebesar
Rp.434.365,00. Pendapatan rata-rata atas biaya tunai sebelum dan setelah adanya PUAP
mengalami kenaikan dari Rp.2.315.029,00 menjadi Rp.2.845.594,00 sehingga terdapat selisih kenaikan sebesar Rp.530.565,00. Kenaikan pendapatan ini
dikarenakan adanya kenaikan produksi GKP dan penurunan biaya tenaga kerja. Pada pendapatan rata-rata atas biaya total sebelum dan setelah adanya
PUAP adalah sebesar Rp.261.672,00 dan Rp.1.565.037,00 sehingga terdapat selisih kenaikan sebesar Rp.1.303.365,00. Untuk persentase kenaikan sebelum
dan setelah adanya program PUAP dapat dilihat pada Lampiran Peningkatan pendapatan ini dikarenakan adanya penurunan biaya diperhitungkan akibat
pengurangan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga pada kegiatan pengolahan lahan yang diganti dengan tenaga mesin.
82 Penurunan nilai volume tenaga kerja antara sebelum dengan setelah
adanya PUAP disebabkan oleh penggunaan traktor pada kegiatan pengolahan lahan setelah adanya PUAP. Pengolahan lahan menggunakan traktor memberikan
pengaruh yang baik, sebab dapat menghemat waktu, tenaga kerja dan hasil yang baik. Selain itu, mempercepat proses penyemaian benih dan proses usahatani
lainnya. Biaya penggunaan traktor ini disewakan secara kolektif dengan rata-rata
per hektar membutuhkan biaya Rp.345.878,00. Penggunaan traktor ini dapat menghemat biaya tenaga kerja hingga Rp.429.800,00 atau 9,78 persen. Untuk
biaya upah tenaga kerja pada kegiatan usahatani yang lainnya baik sebelum dan setelah program PUAP tidak mengalami perubahan. Penambahan biaya lainnya
adalah angsuran pinjaman yang dibebankan untuk dibayar pada saat panen tiba ditambahkan dengan bunga sebesar lima persen menjadi sebesar Rp.525.00,00.
Dikarenakan sebagian besar petani responden adalah pemilik lahan, maka diperlukan peralatan untuk mendukung kegiatan usahatani. Peralatan pertanian
tersebut meliputi cangkul, arit, sabit, semprotan dan lain sebagainya yang digunakan untuk perawatan dan panen dengan nilai penyusutan rata-rata sebesar
Rp.22.357,00. Peningkatan pendapatan usahatani padi merupakan salah satu tujuan dari dilaksanakannya program PUAP, dengan harapan melalui peningkatan
pendapatan usahatani maka dapat membantu peningkatan kesejahteraan keluarga petani. Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa pendapatan rata-rata usahatani padi
atas biaya total dengan luas lahan satu hektar mengalami peningkatan sebesar 69,22 persen. Namun persentase tersebut belum cukup untuk menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan secara nyata pada tingkat pendapatan sebelum dan setelah memanfaatkan dana BLM-PUAP. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan
uji statistik t-hitung untuk data berpasangan
6.7 Analisis RC Rasio Sebelum dan Setelah program PUAP