Metode Pengolahan Data. .1 Analisis Deskriptif

35 bervariasi antara tiga sampai lima orang per Poktan yang dijadikan sampel. Namun, penentuan sampel yang akan diambil purposive ditentukan berdasarkan kriteria: 1 merupakan anggota kelompok tani yang aktif, dan 2 mengangsur cicilan pinjaman minimal lima kali terjadi pengaliran dana. Jumlah keseluruhan dalam pengambilan sampel sebanyak 30 orang petani dengan cadangan lima orang. Jumlah kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Rukun Makmur berjumlah empat kelompok yang terdiri dari lima kampung atau rukun warga RW. Jumlah anggota dalam setiap kelompok tani bervariasi antara 30 sampai 70 orang. Sehingga jika dijumlahkan secara keseluruhan anggota kelompok tani Rukun Makmur berjumlah 120-280 anggota. Penentuan jumlah sampel ini didasarkan pada metode Gay yang menyatakan bahwa jumlah sampel yang dinilai cukup mewakili keseluruhan populasi yaitu minimal 10 persen dari total populasi Koko, 2009. 4.5 Metode Pengolahan Data. 4.5.1 Analisis Deskriptif Analisis ini dilakukan dengan menggunakan data kualitatif yang dikumpulkan dari literatur Departemen Pertanian program PUAP, pengamatan, dan telaah pustaka. Data tersebut diinterprestasikan sehingga dapat menjadi acuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan dengan jelas seperti apa program PUAP yang telah digulirkan oleh Departemen Pertanian dan sudah sampai sejauhmana program tersebut memberikan kontribusi kepada perkembangan usaha petani miskin yang ada di perdesaan terutama di daerah Kabupaten Bogor. Analisis ini digunakan untuk mengetahui prioritas alokasi penyaluran dana PUAP. Dengan demikian dapat diketahui skala prioritas dari tujuan pengguliran program PUAP untuk para petani miskin pemilik atau penggarap yang menjadi anggota kelompok tani peserta program PUAP. Berdasarkan dari rancangan usaha kelompok yang telah disusun oleh masing-masing kelompok tani yang kemudian dirangkum dalam Rencana Usaha Bersama RUB, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dana BLM PUAP digunakan untuk membiayai proses produksi tanaman pangan padi selama satu musim tanam. 36

4.5.2 Analisis Kinerja Gapoktan PUAP

Analisis ini dilihat dari kemampuannya mengelola dan menyalurkan dana PUAP secara efektif berdasarkan kriteria penilaian dari Gapoktan sebagai lembaga penyalur langsung dana pinjaman PUAP. Efektivitas penyaluran dana PUAP dilihat dari beberapa tolak ukur yaitu: 1. Target dan Realisasi Pinjaman; 2. Jangkauan Pinjaman; 3. Persentase Tunggakan. Tolak ukur yang dinilai jika dua dari tiga hal ini berjalan dengan baik, maka kinerja Gapoktan berhasil dalam pelaksanaannya. Penilaian terhadap kinerja Gapoktan juga dapat dilakukan dengan metode deskriptif berdasarkan data yang didapat melalui hasil wawancara dengan pengurus Gapoktan dan data-data sekunder yang didapatkan dari pihak terkait.

4.5.3 Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis ini terdiri dari penerimaan, biaya, pendapatan, dan efisiensi usahatani. Dengan menggunakan analisis ini dapat dilihat bagaimana perubahan yang terjadi pada lahan yang digarap oleh petani kelompok maupun individu yang telah mendapatkan dana stimulus PUAP dengan kondisi lahan yang belum mendapatkan atau melaksanakan program PUAP. Dengan adanya program PUAP yang terdiri dari berbagai macam konsep mulai dari peningkatan pengetahuan petani melalui program pelatihan hingga program mengalokasikan sumber daya dengan pengoptimalisasi lahan yang ada. Penerimaan merupakan hasil kali jumlah produksi total dan harga jual per satuan. Analisis penerimaan usahatani merupakan analisis penerimaan yang diperoleh petani sebelum dikurangi biaya variabel atau tetap. Dari hasil yang diterima oleh petani inilah yang menjadi salah satu indikator dari keefektivan dari program PUAP tersebut. Aspek yang kedua adalah biaya yang merupakan komponen penting dalam melakukan kegiatan usahatani. Biaya usahatani dapat berbentuk biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang dibayar dengan uang, komponen biaya tunai seperti biaya benih kg, pupuk 37 kandang karungkg, pupuk TSP kg, pupuk KCL kg, pupuk urea kg, pestisida kalengml, dan Tenaga kerja HOK. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan biaya yang telah dikeluarkan. Pendapatan usahatani dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan atas seluruh biaya tunai yang disebut sebagai pendapatan tunai dan pendapatan atas biaya total yang sering disebut sebagai pendapatan total. Tingkat pendapatan usahatani dapat dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut : I tunai = NP - BT I total = NP - BT + BD Keterangan : I tunai = Tingkat pendapatan bersih tunai I total = Tingkat pendapatan bersih total NP = Nilai produk, merupakan hasil perkalian jumlah output dengan harga BT = Biaya tunai BD = Biaya diperhitungkan Biaya diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani dan modal. Komponen biaya diperhitungkan seperti sewa lahan ha dan penyusutan peralatan Rptahun. Aspek yang ketiga yaitu pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui besar keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan Hernanto,1989. Untuk menghitung pendapatan usahatani dapat digunakan rumus: Dimana : TR = Total Penerimaan TC = Biaya Tunai + Biaya Diperhitungkan

4.5.4 Analisis RC Ratio

Analisis ini digunakan untuk mengetahui rasio keuntungan antara penerimaan dengan pengeluaran. Suatu usaha dikatakan efisien secara ekonomis Pendapatan = TR-TC Pendapatan = P x Q – Biaya Tunai + Biaya Diperhitungkan 38 apabila rasio output terhadap inputnya lebih menguntungkan dari usaha lain. Return and Cost Ratio RC Ratio merupakan perbandingan antara nilai output dengan pengeluaran usahatani. Rasio pendapatan terhadap biaya merupakan perbandingan antara total penerimaan yang diperoleh dari setiap satuan uang yang dikeluarkan dalam proses produksi usahatani. Analisis pendapatan dibagi menjadi dua yakni analisis pendapatan atas biaya tunai dan analisis pendapatan atas biaya total. Menurut Soeharjo dan Patong 1973, perhitungan RC rasio diformulasikan sebagai berikut: Rasio atas Biaya Total BT TP C R Rasio atas Biaya Tunai Bt TP C R BT = Bt + Btt Dimana: TP = Total Penerimaan Usahatani Rp BT = Biaya Total Rp Bt = Biaya Tunai Rp Btt = Biaya tidak Tunai Rp Konsep penarikan kesimpulan tentang efektivitas program PUAP menggunakan penarikan kesimpulan yang didasarkan RC rasio adalah : 1. Jika RC rasio dari sebelum dan setelah adanya program PUAP mengalami penurunan maka program PUAP tidak efektif. 2. Jika RC rasio dari sebelum dan setelah adanya program PUAP mengalami kenaikan maka program PUAP efektif.

4.5.5 Uji t berpasangan paired t-test

Analisis ini digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan pendapatan masyarakat pesisir setelah mengikuti program PUAP berdasarkan hipotesis yang diajukan yaitu: H : x 2 -x 1 = 0 H 1 : x 2 -x 1 39 H 1 berarti terdapat perbedaan pendapatan antara sebelum dengan sesudah mengikuti program PUAP Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai P- value dengan nilai , yakni P-value , maka H ditolak. Nilai P-value diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut Aminah, 2008: t- hitung = n Sd d dimana d = x 1 – x 2 ; d = n d ; dan Sd = 1 2 2 − − n n d d dimana : n = jumlah sampel x 1 = pendapatan bersih sebelum x 2 = pendapatan bersih sesudah Untuk batasan penerimaan dan penolakan H yang ingin diperoleh, ditetapkan penggunaan selang kepercayaan pada 0,05 dan apabila penerimaan t-tabel,db = n-1 sedangkan penolakan terjadi jika t-tabel, db = n-1. Pengujian alpha sebesar lima persen dalam uji statistic t-hitung sesuaidengan kebutuhan penelitian yang juga didasarkan pada pernyataan Usman, dkk 2008, bahwa dalam penelitian sosial, besarnya alpha tersebut tergantung kepada peneliti. V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Kabupaten Bogor

Dokumen yang terkait

Dampak Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan Petani (Studi kasus: Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

4 102 117

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) PADA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) KARANG MAKMUR LUMAJANG

2 14 92

Efektivitas Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani (Studi Kasus: Gapoktan Mandiri Jaya, Desa Cikarawang, Dramaga, Kabupaten Bogor)

1 10 24

Pengaruh kemitraan terhadap peningkatan pendapatan usahatani sayuran (Studi kasus: gapoktan rukun tani Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor)

10 63 146

Peran Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan terhadap Kinerja Gapoktan dan Pendapatan Usahatani Padi di Kabupaten Subang

0 34 130

PERAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN TERHADAP KINERJA GAPOKTAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN SUBANG

0 3 10

Pengaruh Program Pengembangan Usaha Agribisinis Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan Usahatani Padi. (Studi Pada Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor).

0 0 22

Pengaruh Pemberian Bantuan Tambahan Modal Usahatani Melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Puap) Terhadap Peningkatan Pendapatan Usahatani (Sebuah Studi Kasus Di Kabupaten Purwakarta).

0 0 10

Pengaruh Pemberian Bantuan Tambahan Modal Usahatani Melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Puap)Terhadap Peningkatan Pendapatan Usahatani (Sebuah Studi Kasus Di Kabupaten Purwakarta).

0 1 1

KAJIAN DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS

0 0 13