Analisis Pendapatan Usahatani Analisis Rasio Penerimaan dan Biaya RC ratio

31 VIF b 1 1 R Dimana: R = koefisien determinasi Selain dengan menggunakan rumus diatas, masalah multikolinearitas juga dapat dilihat langsung melalui keluaran komputer. Semakin tinggi nilai VIF maka semakin berat dampak multikolinearitas. Apabila nilai VIF suatu variabel melebihi 10 maka terjadi multikolinearitas. Selanjutnya dilakukan uji heteroskedastisitas dengan melihat grafik residuals terhadap fitted values, jika titik-titik pada grafik tersebut menyebar secara acak, maka tidak ada masalah heteroskedastisitas.

4.4.2. Analisis Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pendapatan usahatani terdiri dari pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan tunai merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya tunai. Sedangkan pendapatan yang diperhitungkan merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya yang diperhitungkan. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual produk Soekartawi, 2002. Penerimaan terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan yang diperhitungkan. Penerimaan tunai merupakan penerimaan yang diterima petani dari hasil produksi yang benar-benar dijual. Sedangkan penerimaan yang diperhitungkan merupakan penerimaan didapat dari hasil produksi yang digunakan sendiri oleh petani tetapi tetap diperhitungkan. kepada orang lain. Secara matematis penerimaan dapat dituliskan sebagai berikut: TR = Y.Py 32 Keterangan: TR = total penerimaan Y = produksi yang diperoleh suatu usahatani Py = Harga Y Menurut Hernanto 1991, biaya usahatani terdiri dari biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan secara tunai. Sedangkan biaya yang diperhitungkan merupakan biaya yang tidak termasuk ke dalam biaya tunai tetapi diperhitungkan dalam usahatani. Rumus biaya usahatani dapat dituliskan sebagai berikut: TB = Bt + Bd Dimana: TB = total biaya Bt = biaya tunai Bd = biaya diperhitungkan Jadi, perhitungan pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut: Pd tunai = TR – Bt Pd total = TR – TB Dimana: Pd = pendapatan usahatani TR = total penerimaan TB = total biaya

4.4.3. Analisis Rasio Penerimaan dan Biaya RC ratio

Analisis perbandingan antara penerimaan dan biaya dilakukan untuk mengetahui efisiensi dan kelayakan usahatani Soekartawi, 2002. Rasio RC dapat diperhitungkan pada usahatani organik maupun usahatani anorganik. Rumus perhitungan RC ratio adalah sebagai berikut: 33 rasio R C rasio R C Dimana: R = Py.Y C t = Bt + Bd C d = Bt R = penerimaan C = biaya Py = harga output Y = output Bt = biaya tunai Bd = biaya diperhitungkan Jika nilai RC 1 maka usahatani tersebut layak atau sudah efisien, sedangkan jika nilai RC 1 maka usahatani tersebut tidak layak atau tidak efisien. 34 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1. Geografi

Desa Purwasari yang menjadi lokasi penelitian ini terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Menurut data monografi desa, sebelah utara Desa Purwasari berbatasan dengan Desa Petir, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sukajadi, sebelah timur berbatasan dengan Desa Petir, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Situ Daun. Jarak tempuh dari Kecamatan Dramaga ke desa ini sejauh 7 km, serta dari Ibukota Kabupaten dan Ibukota Provinsi Bogor masing-masing sejauh 40 km dan 157 km. Dilihat dari kondisi geografisnya desa ini berada 535 m dari permukaan laut. Berdasarkan data iklimnya, desa ini memiliki curah hujan 2000 mm hingga 2500 mmtahun dan suhu udara rata-rata 28 C sampai 32 C. Tabel 2. Luas Wilayah di Desa Purwasari Menurut Penggunaan, Tahun 2010 No Penggunaan Wilayah Luas ha Persen 1 2 3 4 5 6 7 8 Pemukiman Persawahan Perkebunan Pekarangan Pemakaman Taman Perkantoran Prasarana Umum Lain 30,42 158,23 12,28 1,75 1,44 0,10 0,15 8,40 14,41 74,98 5,81 0,83 0,68 0,04 0,07 3,98 Jumlah 211,02 100 Sumber: Buku Monografi Desa Purwasari, 2010 Luas lahan di Desa Purwasari mencapai 211,02 ha yang dimanfaatkan untuk pemukiman, persawahan, perkebunan, pekarangan, taman, pemakaman, perkantoran, serta prasarana umum lainnya. Pada Tabel 2 dapat dilihat persentase luas lahan untuk persawahan sebesar 74,98, pemukiman sebesar 14,41, perkebunan sebesar 5,81, pemakaman sebesar 0,68, pekarangan sebesar