62
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis perbandingan efisiensi usahatani padi organik
dengan anorganik diketahui bahwa dari nilai RC atas biaya tunai dan total, usahatani padi organik dan usahatani anorganik sudah efisien. Namun
usahatani padi organik memiliki nilai RC atas biaya tunai dan total yang lebih besar dibandingkan usahatani padi anorganik. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa usahatani organik lebih efisien dibandingkan usahatani anorganik. 2.
Hasil dari analisis perbandingan pendapatan usahatani padi organik dengan anorganik, diketahui pendapatan atas biaya total rata-rata usahatani organik
lebih besar dibandingkan dengan usahatani anorganik. Pendapatan atas biaya tunai rata-rata dari usahatani padi organik pada penelitian ini juga lebih besar
dibandingkan usahatani anorganik. Hal tersebut dikarenakan penerimaan usahatani organik lebih besar dibandingkan usahatani anorganik. Namun dari
segi biayanya usahatani padi organik lebih kecil dibandingkan usahatani padi anorganik.
3. Hasil analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap biaya usahatani padi organik, diketahui faktor-faktor yang berpengaruh pada usahatani organik
adalah jumlah benih dan jumlah tenaga kerja. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh pada usahatani padi organik adalah jumlah pupuk organik,
jumlah pupuk cair, harga benih, dan harga POC. Selanjutnya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi organik adalah biaya
tenaga kerja, produksi gabah organik dan harga gabah organik. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh adalah biaya benih, biaya pupuk, dan
63 biaya alat bajak. Pada usahatani padi anorganik faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap biayanya adalah jumlah pupuk urea, jumlah tenaga kerja, dan jumlah pestisida kimia. Sedangkan faktor-faktor yang tidak
berpengaruh pada biaya usahatani padi anorganik adalah jumlah benih, jumlah pupuk TSP, dan harga benih. Pada usahatani padi anorganik, faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap pendapatan adalah biaya tenaga kerja dan produksi gabah anorganik. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh adalah
biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida kimia, biaya alat bajak, dan harga gabah anorganik.
7.2. Saran