Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pendapatan

52 Kemudian variabel jumlah pupuk organik dalam penelitian ini juga tidak berpengaruh nyata terhadap total biaya dengan nilai P 0,600, serta memiliki hubungan yang negatif. Hal ini dikarenakan pupuk organik yang dibuat sendiri oleh petani padi organik dan tidak mengeluarkan biaya, sehingga jumlah pupuk organik yang digunakan tidak berpengaruh terhadap total biaya yang dikeluarkan. Variabel yang tidak berpengaruh selanjutnya adalah pupuk organik cair dengan nilai P sebesar 0,330. Pupuk organik cair memiliki hubungan negatif terhadap total biaya.tidak semua petani menggunakan pupuk organik cair, yang menggunakan pupuk organik cair hanya sebagian petani saja,sehingga pupuk organik tidak berpengaruh dan berhubungan negatif dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani. Harga benih dan harga POC memiliki hubungan yang positif terhadap total biaya, namun keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap total biaya tersebut dengan nilai P sebesar 0,233 dan 0,296. Harga benih yang diterima petani umumnya relatif sama sehingga berdampak tidak berpengaruh nyata terhadap total biaya. Petani padi organik hanya sebagian kecil saja yang menggunakan POC, sehingga harga POC tidak berpengaruh terhadap total biaya yang dikeluarkan oleh petani.

5.3.2. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pendapatan

Usahatani Padi Organik Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi pendapatan usahatani padi organik P o , yaitu biaya benih BB o , biaya pupuk BPu o , biaya tenaga kerja BTK o , biaya alat bajak BAB o , produksi gabah organik PrG o , dan harga gabah organik HG o . Hasil analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan usahatani organik dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini. 53 Tabel 11. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Usahatani Padi Organik Variabel Koefisien Regresi Standar d Error Nilai t Hitun g Peluang VIF Konstanta b o Biaya Benih BB o Biaya Pupuk BPu o Biaya Tenaga Kerja BTK o Biaya Alat Bajak BAB o Produksi Gabah Organik PrG o Harga Gabah Organik HG o -4,068 -0,02185 -0,006887 -0,17665 -0,003822 1,22091 1,6216 1,457 0,03508 0,003841 0,04998 0,002198 0,04552 0,1799 -2,79 -0,62 -1,79 -3,53 -1,74 26,82 9,02 0,024 0,551 0,111 0,008 0,120 0,000 0,000 2,5 1,5 2,2 1,5 1,3 1,7 Koefisien Determinasi R-Sq = 99,3 R-Sqadj= 98,8 α0,05 Sumber : Hasil Analisis Apabila dilihat dari nilai P pada sebaran Residual RES lebih dari 0,15 Lampiran 5, maka tidak ada masalah normalitas. Pada Tabel 11, terlihat bahwa masing- masing nilai VIF dari variabel-variabel tersebut bernilai dibawah 10, yang menunjukan bahwa tidak ada masalah multiolinearitas. Selanjutnya pada grafik residuals terhadap fitted valuesterlihat bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas karena titik sebarannya acak Lampiran 5. Nilai P pada tabel ANOVA yang terdapat pada Lampiran 5 menunjukan bahwa model regresi dapat menerangkan keragaman variabel tak bebasnya, yaitu sebesar 0,000 kurang dari taraf nyata 5. Nilai koefisien determinasi model regresi ini adalah 99,3, yang berarti sebesar 99,3 variabel bebas dapat menerangkan variabel tak bebas dan sisanya sebesar 0,7 diterangkan oleh variabel lain di luar model. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan berdasarkan penelitian ini adalah biaya tenaga kerja, produksi gabah organik dan harga gabah organik. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata adalah biaya benih, biaya 54 pupuk, dan biaya alat bajak. Model regresi pendapatan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Ln C o = - 4,07 – 0,177 Ln BTK o + 1,22 Ln PrG o + 1,62 Ln HG o C o = , – , , , Variabel biaya tenaga kerja memiliki hubungan negatif terhadap pendapatan dan berpengaruh nyata terhadap pendapatan dengan nilai P sebesar 0,008 lebih kecil dari taraf nyata 5. Koefisien biaya tenaga kerja adalah -0,177 yang berarti jika biaya tenaga kerja naik sebesar 1, maka pendapatan usahatani padi organik akan turun sebesar 0,177 cateris paribus. Biaya untuk tenaga kerja yang dikeluarkan dalam usahatani organik adalah biaya yang terbesar. Oleh karena itu biaya tersebut berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Produksi gabah organik memiliki hubungan yang positif serta berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Hal ini terlihat pada Lampiran 5 bahwa nilai P produksi gabah adalah 0,000 lebih kecil dari taraf nyata 5. Koefisien variabel produksi gabah adalah 1,22, artinya jika produksi gabah naik sebesar 1, maka pendapatan usahatani organik akan naik sebesar 1,22 cateris paribus. Produksi gabah organik yang didapat pada daerah penelitian cukup baik sehingga berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Apabila produksi gabah tinggi, maka pendapatan yang diperoleh usahatani akan tinggi juga. Variabel harga gabah juga memiliki hubungan positif terhadap pendapatan serta berpengaruh nyata terhadap pendapatan tersebut. Nilai P variabel ini adalah 0,000 lebih kecil dari taraf nyata 5 dan koefisiennya sebesar 1,62, yang artinya jika harga gabah naik sebesar 1, maka pendapatan usahatani organik naik sebesar 1,62 cateris paribus. Hal tersebut dikarenakan harga jual gabah padi 55 organik ini menentukan penerimaan yang akan diperoleh suatu usahatani. Kemudian menentukan pula berapa pendapatan yang akan diperoleh dalam usahatani. Semakin tinggi harga jual gabah maka pendapatan suatu usahatani akan semakin besar. Variabel biaya benih memiliki hubungan negatif terhadap pendapatan. Namun variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan dengan nilai P sebesar 0,551. Hal tersebut dikarenakan pendapatan yang didapat masih lebih tinggi dibandingkan biaya yang di keluarkan. Variabel biaya pupuk juga memiliki hubungan negatif dan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani organik dengan nilai P sebesar 0,111. Hal ini terjadi karena pupuk organik yang dibuat sendiri oleh petani padi organik, sehingga biaya pupuk yang di keluarkan relatif kecil. Serta pupuk lain yang digunakan pun jumlahnya cukup sedikit. Kemudian variabel biaya alat bajak tidak berpengaruh nyata dengan nilai P sebesar 0,120 dan memiliki hubungan negatif terhadap pendapatan. Tidak semua petani padi organik di desa penelitian menggunakan alat bajak. Hanya sebagian kecil saja yang menggunakan alat bajak untuk membajak sawah, sisanya rata-rata hanya menggunakan cangkul. Oleh karena itu, biaya alat bajak juga tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani.

5.3.3. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Biaya Usahatani