12
2.3. Perbedaan Pertanian Organik dan Anorganik
Pertanian organik dan anorganik memiliki perbedaan baik dari aspek input maupun output produksinya. Pada pertanian organik olah tanah bersifat minimum,
sedangkan pertanian anorganik olah tanahnya bersifat intensif. Pupuk yang digunakan pada pertanian organik merupakan sumber makanan untuk tanaman
dan tanah, sedangkan pupuk kimia merupakan bahan sintetis dan bukan alami. Pestisida yang digunakan pada pertanian organik merupakan pestisida hayati yang
terbuat dari bahan alami, sedangkan pestisida kimia terdiri dari insektisida, herbisida dan rodentsida. Pertanian organik berorientasi ekonomi dan ekologi,
serta jangka panjang, sedangkan pertanian anorganik berorientasi produk dan jangka pendek Salikin dalam Rachmiyanti, 2009.
2.4. Usahatani
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi dengan efektif, efeisien, dan kontinu untuk
menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat Rahim dan Hastuti, 2007. Menururt Soekartawi 2002, ilmu usahatani biasanya
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh
keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya,
dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran output yang melebihi masukan input.
13 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi suatu usahatani adalah lahan,
tenaga kerja, modal, dan manajemen. Adapun empat faktor produksi tersebut adalah sebagai berikut Rahim dan Hastuti, 2007:
a. Lahan
Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan yang digarap,
semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan pertanian dapat dinyatakan dengan hektar ha atau are.
b. Tenaga Kerja