Sumber risiko: densitas benih ikan

Kondisi 2: pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada tabung respirometer yang berisi 1 ekor benih ikan individu ikan= I i , dan Kondisi 3: pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada tabung respirometer yang berisi 3 ekor benih ikan Ikan berkelompok= I k Sebelum dilakukan pengukuran, sebanyak 80 ekor benih ikan kerapu bebek dimasukkan ke dalam akuarium yang berukuran p × l × t = 60 × 30 × 30 cm 3 yang diisi air laut hingga ketinggian 20 cm. Salinitas dan suhu air laut yang terukur adalah sebesar 30 ‰ 1,022 tonm 3 dan ± 28 ºC. Pengkondisian benih ikan kerapu di dalam akuarium tersebut dilakukan selama satu minggu. Pengukuran kondisi kosong dimaksudkan sebagai koreksi terhadap pengurangan konsentrasi oksigen terlarut yang diakibatkan oleh respirasi ikan dan bukan organisme hidup lainnya yang mungkin saja terdapat di dalam tabung respirometer tersebut. Adapun penggunaan tiga ekor benih ikan pada pengukuran kondisi 3 yaitu kondisi ikan kelompok = I k adalah mengacu pada kepadatan benih ikan kerapu saat pengkondisian di akuarium penampungan sebelum eksperimen dilakukan, yaitu sebesar 1,67 ekorliter. Pengukuran konsumsi oksigen ikan pada perlakuan I i dan I k dilakukan masing- masing sebanyak tiga kali ulangan. Lamanya waktu setiap pengukuran konsumsi oksigen benih ikan adalah 2 jam, dengan setiap 5 menit sekali dilakukan pengambilan data yang terdiri dari DO, suhu air laut, pH dan suhu ruang. Setiap benih ikan yang akan dimasukkan ke dalam tabung respirometer, dipuasakan terlebih dahulu minimal selama 24 jam. Pemuasaan ini dimaksudkan untuk mengosongkan usus benih ikan, sehingga selama pengukuran tidak ada muntahan makanan yang akan mencemari air laut di dalam tabung respirometer. Pemuasaan ini juga dilakukan pada proses transportasi benih ikan yang ada saat ini. Dijelaskan lebih lanjut dalam penelitian Yamin dan Palinggi 2007, bahwa jumlah muntahan ikan paling banyak terjadi saat ikan setelah 9 jam makan. Selanjutnya jumlah muntahan cenderung menurun seiring dengan semakin lama waktu setelah pemberian pakan. Bahkan sampai 24 jam setelah makan masih ditemukan ikan yang muntah walaupun volume muntahannya tidak sebanyak waktu-waktu sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa sampai 24 jam setelah makan, pada lambung ikan masih terdapat sejumlah sisa pakan dan belum seluruhnya dicerna dalam usus. 1 Alat dan bahan Alat yang digunakan terdiri atas: 1 unit respirometer closed hull Gambar 23, yang terdiri dari: - dua buah tabung kaca yang masing-masing tabung berukuran 2,04 liter, yang selanjutnya ke dalam kedua tabung tersebut diisi penuh dengan air laut - DO meter, merk Lutron: tipe YK-2001PH 1 unit - Waterpump dengan kekuatan: 400 literjam water flow 1 unit - Aerator 1 unit - Selang dengan ukuran diamater sebesar 5 mm - 1 unit video recorder Bahan yang digunakan terdiri dari air laut dan benih ikan kerapu bebek berukuran antara 5 – 7 cm TL Gambar 24. Benih ikan yang digunakan dalam setiap pengukuran konsentrasi oksigen terlarut diambil secara acak dari dalam aquarium yang berisi 80 ekor benih ikan kerapu bebek berukuran antara 5 – 7 cm TL. Pada setiap pengukuran konsentrasi oksigen terlarut menggunakan benih ikan yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar kondisi awal setiap benih ikan yang diukur adalah sama. Keterangan: arah aliran air Gambar 23 Respirometer closed hull Tutup tabung Tabung respirometer Gambar 24 Benih ikan kerapu bebek Cromileptes altivelis. Klasifikasi kerapu bebek Cromileptes altivelis Valenciennes, 1828 dalam Froese and Pauly, 2000: Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Actinopterygii Ordo: Perciformes Family: Serranidae Genus: Cromileptes Species: Cromileptes altivelis 2 Jenis dan metode pengumpulan data Data yang dikumpulkan berasal dari hasil pengukuran konsumsi oksigen benih ikan kerapu bebek saat sendirian I i dan tidak sendirian I k selama pengukuran. Data tersebut adalah: 1 Konsentrasi oksigen terlarut DO dalam air mg O 2 liter 2 Kandungan NH 3 un-ionized mgliter dalam air saat awal dan akhir pengukuran 3 Suhu air laut dalam respirometer ºC 4 Nilai pH 5 Suhu ruang ºC 6 Tingkah laku ikan berdasarkan: lamanya waktu bukaan operculum, aktivitas dan posisi ikan selama di dalam tabung respirometer. Pengambilan data yang terdiri dari konsentrasi DO, suhu air dan suhu ruang serta nilai pH dilakukan setiap lima menit sekali selama 2 jam. Adapun data NH 3 un- ionized diperoleh dengan cara mengambil contoh air laut di awal dan di akhir pengukuran. 3 Pengolahan dan analisis data Khusus data konsentrasi DO yang diperoleh, untuk selanjutnya diolah dengan menggunakan persamaan Schreck dan Moyle 1990, guna memperoleh nilai laju konsumsi oksigen ikan. Persamaan yang digunakan adalah: ..................................................................... 1 di mana: KO = kecepatan konsumsi O 2 mg O 2 menit DO = oksigen terlarut saat awal pengukuran mg O 2 liter DO 1 = oksigen terlarut saat akhir pengukuran mg O 2 liter V = Volume air dalam tabung respirometer liter T = waktu pengukuran menit Adapun data lainnya kecuali data tingkah laku ikan disajikan dalam bentuk grafik untuk dikaji perubahannya selama waktu pengamatan. Pengolahan data tingkah laku ikan dilakukan dengan cara mendeskripsikan tingkah laku ikan yang terdiri dari aktivitas, posisi dan lamanya waktu yang dibutuhkan ikan untuk membuka dan menutup operculum . Analisis data dilakukan dengan cara numeric-comparative. Data yang dibandingkan adalah data suhu air laut, konsentrasi oksigen terlarut, konsumsi oksigen ikan serta NH 3 un-ionized pada dua kondisi yaitu kondisi I i dan I k . Perbandingan dilakukan dengan cara tampilan grafik dan atau tabulasi. Analisis statistik juga dilakukan untuk melihat beda nyata antara kontribusi suhu di air yang dihasilkan dan nilai konsumsi oksigen yang digunakan oleh individu ikan dan individu ikan pada kondisi berkelompok. Perlakuan adalah individu ikan saat sendiri kondisi I i dan individu ikan saat berkelompok kondisi I k . Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL untuk membuktikan adanya perbedaan perlakuan. Perlakuan yang dimaksud adalah hasil pengukuran pada saat kondisi I i dan I k Steel and Torrie, 1995. Nilai tingkat konsumsi benih ikan kerapu bebek yang diperoleh pada akhirnya digunakan untuk menentukan densitas benih ikan kerapu bebek berukuran antara 5-7 cm TL dalam satu liter air laut. Penentuan densitas benih ikan dilakukan dengan menggunakan persamaan: 2 2 KBO Vol JO DB sw × = ......................................................................................... 2 di mana: DB = Densitas benih ekorliter JO 2 = Jumlah O 2 yang terkandung dalam 1 liter air laut mg O 2 liter KBO 2 = Jumlah O 2 yang dibutuhkan oleh 1 ekor benih ikan kerapu mg O 2 ekor Vol sw = volume air laut yang terdapat dalam 1 unit model palka liter Hasil kajian mitigasi risiko untuk selanjutnya diuji coba dalam simulasi transportasi benih ikan kerapu bebek.

3.4 Uji Coba Hasil Mitigasi Risiko dalam Simulasi Transportasi Benih Ikan Kerapu Bebek

Pelaksanaan uji coba adalah dengan cara eksperimen dalam skala laboratorium. Materi uji coba terdiri dari 4 unit model palka berbentuk kotak yang dilengkapi dengan sirip peredam, yang dilengkapi dengan sistem kombinasi resirkulasi-aerasi sebagai sistem pemeliharaan kualitas air dan dengan densitas benih ikan sebesar 6,4 ekorliter. Penggunaan materi uji coba tersebut adalah berdasarkan hasil kajian mitigasi risiko yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu pada kajian sumber risiko yang berasal dari desain palka, sistem pemeliharaan kualitas air dan densitas benih ikan. Uji coba ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1 Melihat kinerja sistem pemeliharaan kualitas air terutama saat terjadi gerakan rolling kapal, 2 Melihat dampak tingkah laku ikan pada saat dan sesudah gerakan rolling kapal, dan 3 Memastikan ketepatan penentuan densitas benih ikan berdasarkan kebutuhan konsumsi oksigen benih ikan.

3.4.1 Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam uji coba adalah terdiri dari: 1 Model palka kotak ukuran p × l × t = 25 × 25 × 25 cm 3 yang dilengkapi dengan sirip peredam sebanyak 4 unit Gambar 15 2 Bak filter dan perlengkapannya sebanyak 1 unit Gambar 19 3 Aerator sebanyak 2 unit 4 Water pump 700 literjam 5 Potongan model kapal bagian tengah kapal ukuran L × B × D = 120 × 80 × 35 cm 3 sebanyak 1 unit Gambar 25 6 Stopwatch sebanyak 1 unit 7 DO meter untuk mengukur konsentrasi oksigen terlarut, suhu air dan pH 8 Thermometer ruang 9 Video camera 10 Digital Camera Gambar 25 Potongan model kasko kapal. Adapun bahan penelitian yang digunakan adalah benih ikan kerapu bebek Cromileptes altivelis berukuran antara 5-7 cm TL dan air laut. Jumlah ikan yang akan diikutkan dalam keseluruhan uji coba adalah sebanyak 700 ekor benih ikan kerapu bebek.