Gambar 1 Kerangka pemikiran.
Solusi bagi permasalahan KPIH ‘ Opened hull’:
Kebutuhan benih ikan kerapu dalam jumlah banyak, ukuran dan waktu yang tepat serta biaya yang murah
Permasalahan yang terkait dengan transportasi benih ikan kerapu bebek berukuran kecil:
Moda transportasi benih ikan untuk jumlah besar, jarak jangkauan yang luas dan risiko kematian benih ikan yang rendah belum ada
Lokasi budidaya pembenihan dan pembesaran ikan kerapu berjauhan
Moda angkutan ikan ukuran konsumsi dalam jumlah yang besar adalah:
KPIH ‘ Opened hull’
Memodifikasi KPIH ‘Opened hull’ berdasarkan langkah mitigasi risiko
Permasalahan KPIH ‘ Opened hull’: rendahnya survival ratio ikan selama
transportasi. Diduga disebabkan karena:
1 Sistem sirkulasi sebagai sistem pemeliharaan kualitas air laut belum sesuai
dengan kebutuhan benih ikan, 2
Ketersediaan ruang gerak benih ikan belum optimal dikarenakan densitas benih ikan yang optimal belum ditetapkan
3 Desain palka yang ada belum mampu meredam efek free surface yang akan
terjadi pada saat kapal melakukan gerakan rolling Mulai
Selesai
Rancangan umum KPIH khusus benih ikan
Kajian risiko terhadap KPIH ‘Opened hull’ Penilaian tingkat
risiko Risiko
tinggi ? Menentukan
langkah mitigasi
Kajian mitigasi risiko
Ya Tidak
Penilaian ulang tingkat risiko
Risiko tinggi ?
Ya
Tidak
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan kerapu merupakan salah satu produk perikanan laut yang memiliki nilai jual yang tinggi, terlebih jika dijual dalam keadaan hidup. Ekspor ikan kerapu mulai
mengalami peningkatan pada tahun 2000, sebagaimana ditulis oleh Satyono dalam Majalah Trobos 2006. Peningkatan yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2005
yaitu sekitar 2.398 ton atau senilai US 7,6 juta, volume ekspor ini lebih besar dibandingkan dengan volume ekspor tahun 2004 yang hanya sekitar 1.552 ton atau
senilai US 4,4 juta. Lebih lanjut Kompas.com 2009 mennginformasikan bahwa pada tahun 2008, Bali mengirim ikan kerapu hidup sebanyak 22.841 ekor dengan nilai
US 787.052. Oleh karena itu, untuk memenuhi target ekspor, budidaya kerapu merupakan alternatif yang dapat menjamin ketersediaan stok kerapu di Indonesia,
dibandingkan dengan hasil tangkapan dari alam. Keberlanjutan dan keberhasilan usaha budidaya ikan kerapu sangat ditentukan
oleh ketersediaan benih ikan kerapu itu sendiri secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dan tepat harga. Oleh karena itu, membuka akses kepada benih hatchery
merupakan solusi. Letak panti benih dengan lokasi pembesaran biasanya sangat jauh sehingga
dibutuhkan teknik pengiriman yang tepat agar benih dapat hidup sehat sampai tempat tujuan dan pasca transportasi. Saat ini pengiriman benih khususnya benih ikan kerapu
bebek Cromileptes altivelis yang memiliki ukuran panjang badan total Total Length, TL kurang dari 8 cm per ekor umumnya dilakukan dengan menggunakan sistem
tertutup. Transportasi sistem tertutup adalah transportasi dengan cara memasukkan benih-benih ikan ke dalam kantong plastik yang telah diisi dengan air laut dan oksigen
dengan komposisi tertentu. Selanjutnya kantong-kantong berisi benih ikan tersebut dimasukkan ke dalam kotak stearofoam, dan selanjutnya kotak-kotak tersebut diangkut
dengan menggunakan moda angkutan darat, udara dan laut. Penerapan sistem tertutup dalam transportasi benih ikan tersebut mengakibatkan
jumlah benih ikan yang dapat diangkut dalam sekali perjalanan sangat terbatas. Tidak saja dikarenakan sistem kemasan pengangkutannya saja yang terbatas dari segi ukuran,
akan tetapi juga memiliki keterbatasan daya muat di moda yang ditumpanginya.
Lamanya waktu transportasi benih ikan dengan sistem tertutup tersebut, biasanya tidak lebih dari 6 jam.
Walaupun sistem transportasi yang umum dilakukan untuk mengangkut benih ikan adalah dengan sistem tertutup, akan tetapi ada juga yang telah menggunakan sistem
terbuka untuk mengangkut benih ikan kerapu. Pengangkutan benih ikan kerapu dengan sistem terbuka dilakukan dengan menggunakan kapal pengangkut ikan hidup KPIH.
KPIH tersebut dilengkapi dengan palka yang digunakan untuk menampung benih ikan selama perjalanan. Untuk menjaga kualitas air laut di dalam palka, maka di bagian
bawah kapal dilengkapi dengan lubang untuk memasukkan air laut ke dalam palka inlet dan lubang untuk mengeluarkan air laut ke luar palka outlet. Proses masuk dan
keluarnya air laut ke dalam dan keluar kapal terjadi pada saat kapal melaju, sehingga sistem pemeliharaan kualitas air laut di dalam palka adalah sistem sirkulasi. Dalam
pembahasan selanjutnya, KPIH tersebut disebut dengan KPIH ‘Opened hull’. Pengistilahan ini dikarenakan adanya lubang inlet dan outlet yang mengakibatkan
adanya bagian kasko kapal yang terbuka. Sebenarnya, penggunaan KPIH ‘Opened hull’ sebagai moda transportasi ikan hidup telah umum dilakukan, yaitu untuk mengangkut
ikan-ikan berukuran konsumsi berkisar antara 450 – 1.000 gram per ekor untuk ikan kerapu. Walaupun penggunakan KPIH tersebut lebih umum digunakan untuk
mengangkut ikan berukuran konsumsi, akan tetapi ada juga yang menggunakan KPIH ‘Opened hull’ untuk mengangkut benih ikan, seperti yang dilakukan oleh pemilik
Keramba Jaring Apung KJA di Kepulauan Natuna. Benih ikan yang diangkut dengan menggunakan KPIH ‘Opened hull’ tersebut adalah benih ikan yang berukuran minimal
16 cm TL per ekor dengan berat benih ikan sebesar 50 gram per ekor. Pengangkutan benih ikan tersebut dengan menggunakan KPIH ‘Opened hull’ terkadang hanya
menghasilkan nilai survival ratio sebesar 80 saat menempuh perjalanan dari Batam ke Kepulauan Natuna. Bahkan adapula pemilik KJA di Batam yang berani mengangkut
benih ikan kerapu berukuran TL kurang dari 8 cm dengan menggunakan KPIH, dimana benih tersebut diangkut dari balai pembenihan ikan kerapu di Situbondo dan dibawa ke
Batam. Akan tetapi data survival ratio benih ikan dalam transportasi tersebut tidak dapat diperoleh. Kuat dugaan bahwa transportasi benih ikan berukuran TL 8 cm yang
diangkut dengan KPIH ‘Opened hull’ memiliki tingkat survival ratio yang rendah. Dugaan ini mengacu pada FishVet.Inc 2000 yang menyebutkan bahwa benih ikan
sangat rentan terhadap penyakit, terlebih jika benih berukuran semakin kecil. Penyakit