Perumusan Masalah Desain palka kapal pengangkut ikan ditinjau dari aspek teknis, mitigasi risiko dan ketahanan hidup ikan

berupa liquid. Jenis muatan KPIH adalah muatan liquid. Hal ini disebabkan karena muatan KPIH terdiri dari ikan yang dimasukkan ke dalam air laut, sehingga sifat muatannya akan didominasi oleh sifat muatan liquid. Efek free surface akan memperburuk kualitas stabilitas kapal terlebih saat terjadi gerakan rolling . Selain itu, efek free surface diduga akan mengakibatkan benih ikan stres pada saat terjadinya pergerakan air laut saat kapal melakukan gerakan rolling. Apabila ketiga permasalahan tersebut dapat dicarikan solusinya, maka penggunaan KPIH sebagai moda angkutan benih ikan yang berukuran kecil dapat digunakan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan alternatif moda angkutan ikan hidup dengan kapasitas angkut yang besar dan tingkat risiko kematian ikan yang kecil. Pada akhirnya hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas budidaya kerapu di Indonesia. Terlebih jika lokasi budidaya pembesaran ikan kerapu bebek tersebut berada di pulau-pulau kecil di Indonesia.

1.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan transportasi sebagaimana telah dipaparkan dalam sub bab perumusan masalah, maka terdapat beberapa hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1 Penggunaan sistem sirkulasi sebagai sistem pemeliharaan kualitas air laut pada KPIH akan menurunkan survival ratio ikan selama transportasi, 2 Penetapan densitas benih ikan berdasarkan kebutuhan oksigen ikan akan meningkatkan survival ratio benih ikan selama transportasi, dan 3 Pembuatan desain palka yang mampu meredam efek free surface akan meningkatkan survival ratio benih ikan selama transportasi dan mencegah menurunnya kualitas stabilitas kapal.

1.6 Kerangka Pemikiran

Kapal pengangkut benih ikan kerapu merupakan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan benih ikan di lokasi budidaya pembesaran ikan kerapu yang tersebar luas di wilayah Indonesia, terutama yang berada di pulau-pulau kecil yang sulit diakses melalui jalur darat maupun udara. Penggunaan kapal pengangkut khusus tersebut diharapkan dapat mengangkut benih ikan kerapu dalam jumlah yang besar dan dengan tingkat survival ratio yang tinggi. KPIH ‘Opened hull’ diduga dapat dijadikan sebagai moda angkutan benih ikan kerapu yang berukuran kecil. Akan tetapi dengan rendahnya tingkat survival ratio benih ikan yang diangkut dengan menggunakan KPIH ‘Opened hull’, maka perlu dilakukan modifikasi terhadap KPIH ‘Opened hull’. Sebelum modifikasi dilakukan terhadap KPIH ‘Opened hull’, maka dalam penelitian ini akan dilakukan kajian risiko terhadap KPIH ‘Opened hull’. Risiko yang akan dikaji adalah jenis risiko operasional yang terkait dengan tujuan transportasi ikan yaitu mempertahankan kualitas hidup ikan selama transportasi. Oleh karena itu, risiko yang akan dikaji adalah risiko yang berkaitan dengan risiko operasional sistem pemeliharaan benih ikan di dalam kapal. Hasil kajian risiko tersebut diharapkan dapat menentukan tingkat risiko KPIH ‘Opened hull’ apabila digunakan sebagai moda transportasi benih ikan kerapu berukuran kecil TL kurang dari 7 cm. Setelah tingkat risiko diketahui, maka diharapkan langkah mitigasi risiko dapat ditetapkan berdasarkan jenis dampak dan probabilitas yang mengakibatkan tingginya risiko pada KPIH ‘Opened hull’. Agar langkah mitigasi risiko benar-benar dapat diterapkan sebagai acuan dalam memodifikasi KPIH ‘Opened hull’, maka perlu dilakukan kajian dan ujicoba terhadap setiap langkah mitigasi yang telah ditetapkan. Barulah kemudian desain KPIH yang sesuai untuk mengangkut benih ikan kerapu berukuran kecil dapat diwujudkan. Secara sistematis, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.