lebih kelompok experimental dan satu atau lebih kondisi perlakuan dengan perbandingan hasilnya Monintja et al. 1996. Metode deskriptif survei yang
bersifat case study, yaitu memberikan gambaran secara mendetail sebagai latar belakang sifat serta karakter yang khas Arikunto 2000. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang mendukung penelitian yaitu pengembangan usaha perikanan bubu dasar di
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi kepulauan Bangka Belitung.
3.4 Pengumpulaan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengikuti operasi penangkapan ikan yang dilakukan nelayan. Penelitian menggunakan 12 unit bubu dasar dari
material kawat dan 12 unit bubu dasar dari material jaring perbedaan material ini dijadikan sebagai kelompok. Operasi penangkapan berdasarkan lama
perendaman bubu dari kedua jenis yang dijadikan sebagai perlakuan yaitu; a perendaman bubu dasar selama 3 hari; b perendaman bubu dasar selama 4
hari; dan c perendaman bubu dasar selama 5 hari. Adapun prosedur pengambilan data di lapangan adalah sebagai berikut :
1 Lama perendaman 3 hari; menggunakan 8 unit bubu; terdiri dari 4 unit bubu kawat dan 4 unit bubu jaring. Satu unit bubu kawat dirangkai dengan satu unit
bubu jaring, dengan jarak antar bubu ± 100 m, sehingga diperoleh 4 rangkaian untuk kedelapan unit bubu yang digunakan pada lama perendaman 3 hari.
2 Lama perendaman 4 hari; menggunakan 8 unit bubu; terdiri dari 4 unit bubu kawat dan 4 unit bubu jaring. Satu unit bubu kawat dirangkai dengan satu unit
bubu jaring, dengan jarak antar bubu ± 100 m, sehingga diperoleh 4 rangkaian untuk kedelapan unit bubu yang digunakan pada lama perendaman 4 hari.
3 Lama perendaman 5 hari; menggunakan 8 unit bubu; terdiri dari 4 unit bubu kawat dan 4 unit bubu jaring. Satu unit bubu kawat dirangkai dengan satu unit
bubu jaring, dengan jarak antar bubu ± 100 m, sehingga diperoleh 4 rangkaian untuk kedelapan unit bubu yang digunakan pada lama perendaman 5 hari.
Masing-masing rangkaian bubu pada setiap perlakuan perbedaan lama perendaman diletakkan pada lokasi yang berbeda. Lokasi peletakan bubu yang
akan direndam sesuai dengan kebiasaan nelayan di lokasi penelitian. Pemilihan lokasi penelitian diusahakan menghindari dari kegiatan operasi penangkapan
ikan menggunakan trawl dan dipilih lokasi dasar perairan berkarang. Posisi peletakan bubu tersebut kemudian dicatat menggunakan GPS. Banyaknya
hauling dinyatakan sebagai banyaknya ulangan. Masing-masing perlakuan lama perendaman dilakukan sebanyak 5 kali hauling, yang berarti lima kali ulangan.
Beberapa asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah bahwa kondisi perairan di lokasi penelitian relatif sama, sumberdaya ikan karang menyebar
merata di seluruh lokasi penelitian dan dalam pengoperasian kedudukan bubu di dasar perairan adalah normal dan kemungkinan terbalik atau terkait satu dengan
yang lainnya tidak mungkin terjadi. Desain posisi pemasangan bubu dasar di perairan dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Desain posisi pemasangan bubu dasar
3.5 Analisis Data 3.5.1 Jenis dan komposisi hasil tangkapan