Pengaruh lama perendaman bubu dasar terhadap hasil tangkapan

4.3.1.3 Komposisi hasil tangkapan bubu dasar berdasarkan lama perendaman 5 hari Total hasil tangkapan terbanyak bubu dasar dengan lama perendaman selama 5 hari yang dioperasikan di perairan sekitar Bangka Selatan adalah ikan tambangan Lutjanus sp yaitu sebesar 33,85 dan yang paling sedikit adalah ikan swanggi Holocentridae yaitu sebesar 5,89 Gambar 14. Gambar 14 Komposisi hasil tangkapan bubu dasar dengan lama perendaman 5 hari

4.3.2 Pengaruh lama perendaman bubu dasar terhadap hasil tangkapan

Bubu dasar dari material kawat dan jaring yang dioperasikan dengan lama perendaman 3 tiga hari, 4 empat hari dan 5 lima hari memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil tangkapan. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan material yang digunakan dan perbedaan lamanya perendaman di dalam air. Pengaruh ini dapat dilihat dari berat total ikan tangkapan Gambar 15. Selama penelitian ini telah berhasil ditangkap 24 ekor kerapu sunu berat rata rata-rata 0,83 kg; 21 ekor kerapu macan berat rata-rata 0,68 kg; 30 ekor kerapu malabar berat rata-rata 0,66 kg; dan 28 ekor kakap merah berat rata- rata 0,64 kg, dan 35 ekor beronang berat rata-rata 0,47 kg, dan 45 ekor ekor kuning dengan rata-rata berat 0,38 Kg, dan 20 ekor swanggi dengan rata-rata berat 0,64 kg, dan 24 ekor tambangan dengan rata-rata berat 2,3 kg. Diantara kedelapan jenis ikan hasil tangkapan, Tambangan Lutjanus johni yang memilki berat hingga 2,01 Kg per ekor, jenis lainnya umumnya hanya kurang dari 2,01 kg per ekor. Gambar 15 Komposisi berat jenis ikan yang tertangkap menggunakan bubu dasar di Kabupaten Bangka Selatan 2009 4.3.2.1 Perbandingan berat tangkapan berdasarkan jenis bubu dasar Analisis ragam yang dilakukan hanya terhadap data primer yang diperoleh dari hasil pengamatan berupa berat kg hasil tangkapan pada kedua material bubu dasar. Data primer berupa berat kg hasil tangkapan yang diperoleh menyebar tidak normal. Hal ini disebabkan karena banyak terdapat pencilan. 82,58 90,05 78,00 80,00 82,00 84,00 86,00 88,00 90,00 92,00 Bubu Kawat Bubu Jaring T o ta l T an g k a p a n k g Jenis Bubu Selanjutnya untuk dapat dilakukan analisis sidik ragam, maka data primer tersebut ditransformasi terlebih dahulu sebelum dianalisis. Berat total tangkapan ikan terbanyak pada pengoperasian bubu dasar dari material jaring yaitu sebesar 90,05 kg. Sedangkan berat total tangkapan yang paling sedikit adalah bubu dasar dari material kawat yaitu sebesar 82,58 kg. Perbandingan total berat tangkapan dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16 Perbandingan total berat tangkapan berdasarkan jenis bubu dasar Gambar 16 menunjukkan bahwa pengoperasian bubu dasar dari material jaring menangkap ikan lebih banyak daripada bubu dasar dari material kawat. Berdasarkan uji statistika, F hitung F tabel dengan nilai F hitung = 4,49 dan F tabel Uji hipotesis menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95 jenis material yang digunakan dalam pembuatan bubu dasar tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap berat total hasil tangkapan. Ini berarti bahwa alat tangkap bubu kawat dan jaring dapat digunakan untuk menangkap ikan karang. Hasil tangkapan bubu dasar yang optimal dengan menggunakan bahan material jaring. Pengolahan data sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 9. = 18.51, maka Ho diterima. 4.3.2.2 Perbandingan berat tangkapan berdasarkan lamanya perendaman bubu dasar Analisis ragam digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dengan perbedaan lama perendaman dari kedua bubu dasar yang digunakan terhadap hasil tangkapan. Berat total tangkapan ikan terbanyak pada pengoperasian bubu dasar yang direndam selama 5 hari yaitu sebesar 71,59 kg. Berat total hasil tangkapan bubu dasar paling sedikit adalah bubu dasar yang direndam selama 4 hari yaitu sebesar 47,08 kg. Perbandingan total hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 17. 53.96 47.08 71.59 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 Perendaman 3 hari Perendaman 4 hari Perendaman 5 hari T o ta l T an g k a p a n k g Lamanya perendaman hari Gambar 17 Perbandingan berat total tangkapan bubu dasar berdasarkan lama perendaman Gambar 17 menunjukkan bahwa pengoperasian bubu dasar dengan lama perendaman 5 lima hari menangkap ikan lebih banyak daripada bubu dasar yang direndam selama 3 tiga hari dan 4 empat hari. Berdasarkan uji statistika, F hitung F tabel dengan nilai F hitung = 38,59 dan F tabel = 19,00, maka Ho ditolak. Uji hipotesis menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95 lama perendaman bubu dasar dalam air memberikan pengaruh yang berbeda pada total hasil tangkapan Gambar 18. Hal ini menunjukkan bahwa lama perendaman berbeda nyata terhasil tangkapan ikan karang. Hasil tangkapan ikan karang yang optimal terjadi pada lama perendaman 5 lima hari. Pengolahan data sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 9. Gambar 18 Berat ikan pada kedua jenis bubu dasar dengan perbedaaan lama perendaman 4.4 Analisis Finansial 4.4.1 Analisis usaha Analisis usaha perikanan bubu dasar dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan usaha yang akan dicapai secara finansial. Analisis usaha yang dilakukan dalam usaha pengembangan perikanan bubu dasar di Kabupaten Bangka Selatan meliputi biaya, penerimaan usaha, keuntungan, kriteria analisis usaha terhadap 2 dua jenis alat tangkap bubu dasar yaitu bubu kawat dan bubu jaring. Hasil analisis usaha dari alat tangkap bubu kawat dan bubu jaring dilakukan sebagai ukuran keberhasilan pengembangan usaha tersebut pada saat ini dan untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha perikanan bubu dasar. 4.4.1.1 Biaya Biaya dalam usaha perikanan bubu dasar terdiri atas biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi merupakan nilai investasi yang ditanamkan pada usaha perikanan bubu dasar Lampiran 10 dan Lampiran 14. Total investasi yang dibutuhkan untuk penangkapan ikan dengan bubu kawat sebesar Rp 36.765.394,00 dan bubu jaring sebesar Rp 96.820.851 Tabel 5. Besarnya biaya investasi merupakan nilai investasi rata-rata responden yang ditanamkan pada unit usaha penangkapan bubu kawat dan bubu jaring di Kabupaten Bangka Selatan. Tabel 5 Komponen investasi unit usaha perikanan bubu dasar di Kabupaten Bangka Selatan tahun 2009 No. Jenis investasi Nilai investasi Rp. Bubu kawat Bubu jaring 1. Kapal 17.079.000,00 50.098.400 2. Mesin 5.693.000,00 28.465.000 3. Alat tangkap 956.424,00 4.098.960 4. Peti fiber 910.880 5. GPS 7.400.900,00 7.400.900 6. Peralatan elektrik 569.300,00 853.950 7. Kompresor 4.326.680,00 4.326.680 8. Masker 170.790,00 125.246 9. Selang 170.790,00 170.790 10. Jangkar+tali 113.860,00 85.395 Jerigen solar dan air 284.650,00 284.650 Total 36.765.394,00 96.820.851 Sumber : Data diolah dari data primer, November-Desember 2009. Biaya tetap fixed cost didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walau pun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh Soekartawi 1995. Biaya tetap dalam usaha perikanan bubu dasar dengan menggunakan alat tangkap bubu kawat dan bubu jaring terdiri atas biaya penyusutan dan perawatan. Biaya penyusutan pada bubu kawat meliputi penyusutan kapal, mesin, alat tangkap, GPS, peralatan elektrik, kompresor, masker, selang, jangkar dan tali, serta jerigen solar dan air. Sedangkan pada bubu jaring terdapat biaya penyusutan peti fiber. Biaya perawatan pada bubu kawat dan bubu jaring meliputi perawatan kapal, mesin dan alat tangkap. Biaya tetap pada unit usaha bubu jaring lebih besar dibandingkan dengan unit usaha bubu kawat yaitu sebesar Rp 21.462.527 dan Rp 8.771.619 Tabel 6. Biaya untuk penyusutan unit usaha perikanan bubu dasar dengan alat tangkap bubu jaring lebih besar dibandingkan dengan alat tangkap bubu kawat. Hal ini disebabkan modal yang dikeluarkan untuk membeli bubu jaring lebih besar yaitu Rp 300.000,00 daripada modal untuk membeli bubu kawat yaitu Rp 70.000, sedangkan umur teknis dari bubu jaring yaitu 6-7 bulan lebih lama dibandingkan bubu kawat yaitu 4 bulan Lampiran 10 dan Lampiran 14. Tabel 6 Komponen biaya tetap unit usaha perikanan bubu dasar di Kabupaten Bangka Selatan tahun 2009 No. Uraian Nilai Rp. Bubu Kawat Bubu Jaring 1. Penyusutan kapal 1.707.900,00 5.009.840,00 2. Penyusutan mesin 1.897.666,67 9.488.333,33 3. Penyusutan alat tangkap 956.424,00 4.098.960,00 4. Penyusutan peti fiber 0 182.176,00 5. Penyusutan GPS 740.090,00 740.090,00 6. Penyusutan geralatan elektrik 113.860,00 170.790,00 7. Penyusutan kompresor 865.336,00 865.336,00 8. Penyusutan masker 34.158,00 25.049,20 9. Penyusutan selang 56.930,00 56.930,00 10. Penyusutan jangkar+tali 56.930,00 42.697,50 11. Penyusutan jerigen solar dan air 142.325,00 142.325,00 12. Perawatan kapal 1.000.000,00 500.000,00 13. Perawatan mesin 800.000,00 140.000,00 14. Perawatan alat tangkap 0 500.000,00 15. Perawatan alat bantu 400.000,00 200.000,00 Total 8.771.619,67 21.462.527,03 Sumber : Data diolah dari data primer, November-Desember 2009. Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya variable cost dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh Soekartawi 1995. Biaya tidak tetap dalam usaha perikanan bubu dasar dengan menggunakan alat tangkap