67,2 m, 67,3-81,3 m, 137,8-151,8 m dan 39,1-53,1 m dengan kontur dasar perairan yang berbukit-bukit. Selain itu, ikan kakap merah memiliki pola
penyebaran yang tinggi pada kedalaman 33,1-81,3 m dan 109,6-151,8 m dengan kontur dasar perairan yang berbukit-bukit, sedangkan pola
penyebaran rendah terjadi pada kedalaman 81,4-109,5 m dengan kontur dasar perairan yang landai.
3 Perbandingan hasil tangkapan bubu bambu dan bubu lipat Setiawan 2006. Pada penelitian ini menunjukkan jumlah dan berat hasil tangkapan bubu
bambu dan bubu lipat tidak berbeda nyata. Bubu lipat lebih efektif untuk menangkap jenis crustacea.
4 Hasil tangkapan dari bubu kawat dan bubu lipat Purnama 2006. Pada penelitian ini menunjukkan jumlah dan berat hasil tangkapan bubu kawat dan
bubu lipat tidak berbeda nyata. Bubu lipat dapat digunakan sebagai pengganti bubu kawat dan lebih efektif dalam usaha pemanfaatan
sumberdaya ikan maupun biota lainnya. 5 Respon Penciuman ikan kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus
terhadap umpan buatan Riyanto 2008. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis umpan dan waktu perendaman siang dan malam
tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tangkapan. Selain itu juga, umpan alami memiliki efektifitas yang lebuh baik untuk penangkapan
ikan kerapu dengan bubu dibandingkan umpan buatan
2.4. Klasifikasi Ikan Karang
Menurut Wiryawan et al. 2002 Ikan karang yang ditemukan di daerah terumbu karang di Sumatera Lampung sebanyak 168 spesies yang berasal dari
28 famili. Menurut Adrim 1993 diacu oleh Nasution 2001 dan Terangi 2004, mengelompokkan ikan karang dalam tiga kategori, yaitu :
1 Kelompok ikan target, yaitu ikan yang mempunyai manfaat sebagai ikan konsumsi, seperti : Famili Serranidae, Lutjanidae, Haemulidae dan
Lethrinidae; 2 Kelompok ikan indikator, yaitu ikan karang yang dinyatakan sebagai
indikator kelangsungan hidup terumbu karang. Hanya satu famili yang termasuk kelompok ikan indikator yaitu family Chaetodotidae.
3 Kelompok ikan utama mayor, yaitu ikan yang berperan dalam rantai makanan seperti ikan dari famili Pomacentridae, Scaridae, Acanthuridae,
Caesionidae, Labridae, Siganidae, Mullidae dan Apogontidae.
2.5 Kelayakan Usaha
Menurut Kadariah et al. 1999, untuk mengetahui kelayakan suatu usaha perlu dilakukan pengujian melalui analisis finansial. Analisis finansial dapat
dilakukan melalui analisis usaha dan analisis kriteria investasi.
2.5.1 Analisis usaha
Menurut Hernanto 1989, analisis usaha dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan pengelolaan secara menyeluruh dalam mengelola kekayaan
perusahaan. Analisis usaha yang dilakukan antara lain, analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya Revenue Cost Ratio,
Payback Period PP, dan analisis Return of Investment ROI.
2.5.2 Analisis kriteria investasi
Pada analisis ini adalah modal saham yang ditanam dalam proyek. Analisis ini penting artinya dalam memperhitungkan pengaruh bagi yang turut dalam
mensukseskan pelaksanaan proyek. Indikator yang digunakan dalam analisis ini, yaitu Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, net Benefit Cost
Ratio net BC. Ukuran ini mempersoalkan apa yang akan diperoleh di kemudian hari, beberapa nilai sekarang present value, dengan kata lain semua aliran
biaya cost dan manfaat benefit selama umur ekonomis kita ukur dengan nilai sekarang Gray et al. 1993.
2.5.2.1 Net present value NPV Menurut Gray et al. 1993, NPV atau keuntungan bersih suatu usaha
adalah pendapat kotor dikurangi jumlah biaya. NPV suatu proyek adalah selisih PV present value arus benefit dengan PV arus biaya. Menurut Suratman 2001,
NPV digunakan untuk mengetahui apakah suatu usulan proyek investasi layak dilaksanakan atau tidak dengan cara mengurangkan antara PV dan aliran kas
bersih operasional atas proyek investasi selama umur ekonomis termasuk terminal cash flow dengan initial cash flow initial investment. Jika NPV positif,
usulan proyek investasi dinyatakan layak, sedangkan jika NPV negatif dinyatakan tidak layak. Penentukan PV atas aliran kas operasional dan terminal cash flow
didasarkan pada cost of capital sebagai cut off rate atau discount factor-nya. Keunggulan metode NPV adalah metode ini telah mempertimbangkan nilai
waktu uang dan menggunakan dasar aliran kas secara keseluruhan dalam umur
ekonomis untuk perhitungannya. Sementara itu jika dibandingkan dengan metode IRR dan PP tidak menunjukkan nilai absolutnya Suratman 2001.
2.5.2.2 Internal rate of return IRR Menurut Suratman 2001, IRR digunakan untuk menentukan apakah suatu
usulan proyek investasi layak atau tidak, dengan cara membandingkan antara IRR dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Perhitungan IRR dilakukan
dengan cara mencari discount rate yang dapat menyamakan antara PV dari aliran kas dengan PV dari investasi initial investment.
Keunggulan IRR adalah dalam perhitungannya dilakukan dengan cara mencari discount rate yang dapat menyamakan antara PV dari aliran kas dengan
PV dari investasi, namun pada prinsipnya menggunakan teknik interpolasi dan mempertimbangkan nilai waktu uang dan menggunakan dasar aliran kas secara
keseluruhan dalam umur ekonomis untuk perhitungannya. Dasar perhitungan IRR sama dengan dasar perhitungan NPV, namun karena hasil akhir IRR dalam
bentuk tingkat keuntungan dalam maka hal ini merupakan kelemahan dari metode IRR Suratman 2001.
2.5.2.3 Net benefit cost ratio Net BC Menurut Umar 2003, net BC merupakan perbandingan antara net benefit
yang telah di discount positif + dengan net benefit yang telah di discount negatif -. Menurut Choliq et al. 1993, kriteria investasi hampir sama dengan kriteria
investasi net BC. Perbedaannya adalah bahwa dalam perhitungan net BC biaya tiap tahun dikurangi dari benefit tiap tahun untuk mengetahui benefit netto yang
positif dan negatif. Kemudian jumlah PV yang positif dibandingkan dengan jumlah PV yang negatif. Sebaliknya, dalam perhitungan gross BC pembilang
adalah jumlah nilai sekarang arus manfaat dan penyebut jumlah nilai sekarang biaya bruto. Metode net BC ini membandingkan nilai discount net benefit positif
dengan discount net benefit negative, apabila net BC 1 maka proyek dianggap layak untuk dilanjutkan. Jika net BC 1 maka proyek dianggap tidak
layak untuk dilanjutkan. Kritera ini menggambarkan seberapa besar bagian biaya proyek yang setiap tahunnya tidak dapat tertutup oleh manfaat proyek Kadariah
et al. 1999.
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Tujuan Penelitian Pengumpulan
Data Rancangan Penelitian
Pengumpulan Data Sekunder : - Keadaan umum Kabupaten
Bangka Selatan - Data kegiatan perikanan
tangkap di Kabupaten Bangka Selatan
Pengumpulan Data Primer : - Data teknis unit tangkap bubu dasar
- Data hasil tangkapan yang dihitung dalam jumlah ekor, bobot gram dan panjang cm
pada setiap hasil tangkapantrip penangkapan - data investasi dan biaya serta pendapatan
unit usaha bubu Analsis Awal dan
Identifikasi Masalah
Analisis Data Pengambilan
Kesimpulan
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni hingga November 2009. Lokasi
penelitian mengambil tempat di Perairan Kabupaten Bangka Selatan Gambar 2. Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Bangka Selatan dengan
pertimbangan bahwa pusat perikanan bubu dasar di Pulau Bangka berada di Kabupaten Bangka Selatan DKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2008.
Gambar 2 Peta lokasi penelitian Adapun tahap penelitian Perikanan Bubu Dasar di Kabupaten Bangka
Selatan Provinsi kepulauan Bangka Belitung ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Tahap penelitian
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan bubu dasar yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.
Tabel 1 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
No Alat dan Bahan
Kegunaan
1 a. Bubu dari material kawat 12 unit
Alat penangkap ikan b. Bubu dari meterial jaring 12 unit
Alat penangkap ikan 2
KapalPerahu 5 GT Sarana tranportasi
3 Penggaris skala terkecil 1 mm
Mengukur ikan hasil tangkapan 4
Timbangan skala terkecil 0,1 kg Mengukur berat hasil tangkapan
5 Global Position System GPS, merek Menentukan dan mencari posisi
Furuno GPSWAAS Navigator GP-32 bubu dasar pada saat setting
dan hauling 6
Pengaitgancu Mengambilmengangkat bubu
dari dasar perairan ke atas kapal
8 Kamera
Dokumentasi kegiatan penelitian 9
Coolbox Menampung ikan hasil
tangkapan
Gambar 4 Alat tangkap bubu dasar; a bubu dasar dari material kawat, dan b bubu dasar dari material jaring
3.3 Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental fishing dan metode deskriptif survei yang bersifat studi kasus case study.
Metode experimental fishing digunakan pada pengoperasian bubu dasar dari material kawat; 12 unit dan bubu dasar dari material jaring 12 unit dengan lama
perendaman bubu dasar 3 hari, 4 hari dan 5 hari. Experimental fishing adalah metode yang digunakan dalam bidang penangkapan untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan menggunakan satu atau a
b
lebih kelompok experimental dan satu atau lebih kondisi perlakuan dengan perbandingan hasilnya Monintja et al. 1996. Metode deskriptif survei yang
bersifat case study, yaitu memberikan gambaran secara mendetail sebagai latar belakang sifat serta karakter yang khas Arikunto 2000. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang mendukung penelitian yaitu pengembangan usaha perikanan bubu dasar di
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi kepulauan Bangka Belitung.
3.4 Pengumpulaan Data