51 a. Riset Kepustakaan
Kepustakaan Library Research adalah penelitian yang datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan buku, jurnal,
artikel, dokumen, internet dan lain sebagainya. b. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi
yang digunakan
adalah dengan
mengumpulkan data dengan cara mengutip data yang diperoleh dari Instansi terkait yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan,
yang terdiri dari: data absensi, data jumlah pasien, profil klinik, dan lain sebagainya.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Metode ini merupakan penelitian terhadap fenomena tertentu yang diperoleh dalam
penelitian ini. Tujuannya untuk menjelaskan aspek-aspek yang sesuai atau relevan dengan fenomena yang diamati dan menjelaskan karakteristik
fenomena atau masalah yang ada. Pada penelitian ini data yang terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis
dengan menggunakan program SPSS Statistical Package for Social Sciences versi 22.0. adapun metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi
linier berganda.
52
1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan
nilai r hitung dengan r table untuk degree of freedom df = n-2, dalam hal ini n adalah sampel, jika r hitung lebih besar daripada r table dan
nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid Ghozali, 2013:52-53.
b. Uji Realibilitas
Uji Realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable
atau handal jika jawaban seseorang terhadap penyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali, 2013:47. Imam
Ghozali 2013:48 menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1 Repeated Measure atau pengukuran ulang. Seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang
berbeda, kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawaban sebelumnya atau tidak.
53 2 One Shot atau pengukuran sekali saja.
Pengukuran yang dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar
jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha α. Suatu variabel
dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,70 Nunnali, 1994 dalam Imam Ghozali, 2013:48.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan seagai alat prediksi yang baik. Uji asumsi
klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji statistik t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumah sampel yang kecil Ghozali, 2013: 160. Dalam penelitian ini, uji normalitas
menggunakan Normal
Probability Plot
P-P Plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual
54 normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2013: 161. Selain itu uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistik non parametrik kolmogorov- smirnov k-s. Jika nilai signifikan dari pengujian kolmogorov-smirnov
lebih besar dari 0, 05 berarti data normal Ghozali, 2011:164.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Jika variable independen saling berkorelasi, maka
variable-variabel ini tidak orthogonal. Variable orthogonal adalah variable independen yang nilai korelasi antar sesama variable
independen sama dengan nol Ghozali, 2013: 105. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas yaitu dengan mengamati nilai VIF dan tolerance. Nilai tolerance yang rendah sama dengan Variance Inflation Factor
VIF tinggi karena VIF=1tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance
lebih kecil 0.10 ata u VIF lebih besar dari 10 Ghozali, 2013:105-106.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
55 pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Menurut Imam Ghozali, model
regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak tejadi heteroskesdatisitas Ghozali, 2013:139.
Melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Asumsinya adalah:
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, menyempit maka
mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastisitas Ghozali, 2013: 139.
Namun untuk lebih menjamin keakuratannya diperlukan uji statistic yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Ada beberapa uji
statistic yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan uji Park. Uji
park mengemukakan metode bahwa variance S
2
merupakan fungsi dari variable-variabel independen yang dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut: LnU
2
i = α+βLnXi+vi Dari persamaan di atas, apabila koefisien parameter beta dari
persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik yaitu jika nilai
56 signifikan di bawah 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa dalam data
model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka
asumsi homokedastisitas pada data model tersebut tidak dapat ditolak Ghozali, 2013: 141-142.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah regresi yang di dalamnya terdapat satu variable dependen Y dan lebih dari satu variable X. Variable
dependen adalah variable terikat yang dipengaruhi oleh variable independen atau bebas. Variable dependen dalam penelitian ini adalah
kualitas pelayanan, sedangkan variable independennya adalah total quality management TQM dan disiplin kerja.
Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Y = α+β1X1+β1X2+e
X1 = TQM X2 = Disiplin kerja
Y = Kualitas Pelayanan α = konstanta
Β1,β2 = Koefisien variabel independen e = Error
57
4. Uji Hipotesis
Pembuktian hipotesis ini dilakukan melalui tiga pengujian, yaitu uji statistik t, uji statistik f, dan uji determinasi.
a. Uji Signifikansi Parsial Uji Statistik t
Uji statistik t seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
Ghozali, 2013:98. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi alpha 5 0,05. Selain itu, dapat juga dengan membandingkan nilai t
hitung
dengan t
tabel.
Apabila nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen. Ghozali, 2013:99. atau bisa juga dengan signifikansi di bawah 0,05.
b. Uji Statistik F uji simultan Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat untuk
mengambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan nilai F
hitung
lebh besar dari F
tabel
, maka regresi dalam penelitian ini layak dan berarti bahwa variable independen secara
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variable dependen Ghozali, 2013:98.
58 c. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi bertujuan mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen Pengaruh total quality management, dan disiplin kerja dalam menjelaskan variabel dependen kualitas
pelayanan. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berati variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen
Ghozali, 2013:97. Namun penggunaan koefisien
determinasi memiliki kelemahan yaitu bias terhadap jumlah variable independen yang dimasukkan ke dalam model, setiap tambahan satu
variable independen maka pasti r
2
meningkat tidak peduli apakah variable tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variable
dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted r
2
saat mengevaluasi model regresi terbaik.
E. Operasional Variabel Penelitian