Analisis Regresi Linier Berganda Kesimpulan

85 0,8490,05 dan LN_DISIPLIN mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,173 yang artinya signifikansi lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 0,1730,05. Dari hasil tersebut dikatakan bahwa tidak ada satupun variable yang memiliki nilai signifikan secara statistik, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

E. Analisis Regresi Linier Berganda

Hipotesis Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS, adapun hasilnya sebagai berikut: Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Sumber: Data yang diolah, 2015 Berdasarkan tabel 4.17 di atas, maka diperoleh model persamaan regresi linier berganda Y=30.889+0.258X 1 +0.723X 2 Dimana: Y : Kualitas Pelayanan 30,889 : Konstanta 0,258, 0.72 3 : Koefisien X 1 : TQM X 2 : Disiplin kerja Dapat dilihat dari konstanta sebesar 30,889 hal ini menyatakan jika tidak ada variable independen yaitu TQM dan disiplin kerja makan nilai variable depeden atau kualitas pelayanan sebesar 30,889 yang berarti variable independen TQM dan disiplin kerja sangat berpengaruh terhadap variable dependen kualitas pelayanan. Apabila salah satu Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 30.889 14.330 2.155 .039 TQM .258 .122 .310 2.118 .042 DISIPLIN .723 .248 .427 2.915 .006 86 variable independen itu tidak ada maka kualitas pelayanan akan mengalami peningkatan. Angka koefisien X 1 0,258 menunjukkan bahwa setiap peningkatan Total Quality Management TQM sebesar 1 akan meningkatkan kualitas pelayanan sebesar 0,258. Koefisien X 2 0,723 menunjukkan bahwa setiap peningkatan disiplin kerja sebesar 1 akan meningkatkan kualitas pelayanan sebesar 0,723.

F. Hasil Uji Hipotesis

Pembuktian hipotesis ini dilakukan melalui tiga pengujian, yaitu uji statistik t, uji statistik f, dan uji determinasi. 1. Uji Statistik T Uji Parsial Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variable independen secara individual dalam menerangkan variable dependen. Uji t dilakukan dengan cara membandingkan antara t hitung dengan t tabel . Apabila nilai t hitung t tabel berarti ada pengaruh yang signifikan antara variable independen terhadap variable dependen, atau bisa juga dengan signifikansi di bawah 0,05 yang menyatakan bahwa suatu variable independen secara individual mempengaruhi variable dependen. 87 Adapun hasil uji sstatistik t dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini: Tabel 4.19 H a s i l U ji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t Sumber: Data diolah SPPS, 2015 Melihat output hasil SPSS hasil coefficients pada uji-t pada tabel 4.18 dan membandingkan t hitung dengan t tabel sebesar 2,03452 yang diperoleh dari tabel t dengan df=n-k 36-3 yaitu 33 dan alpha 0,05. Berikut pembahasan uji hipotesis dengan menggunakan uji parsial antara variable independen TQM dan disiplin kerja secara individual yang dilakukan dengan uji t tabel 4.18: Hipotesis 1 : Pengaruh Total Quality Management terhadap kualitas pelayanan Dari hasil pada tabel 4.18 di atas, variable Total Quality Management TQM mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,042 dan t hitung menunjukkan nilai sebesar 2,118. Artinya nilai signifikansi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 30.889 14.330 2.155 .039 TQM .258 .122 .310 2.118 .042 DISIPLIN .723 .248 .427 2.915 .006 88 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 0,0420,05 dan t hitung lebih besar dari t tabel 2,1182,0345, maka H 01 ditolak dan H a1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variable Total Quality Management TQM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable kualitas pelayanan. Hasil ini menunjukkan bahwa jika dilakukan metode TQM yang baik maka akan meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan. Hipotesis 2 : Pengaruh disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan Dari hasil pada tabel 4.18, variable disiplin kerja mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,006. Artinya nilai signifikansi lebih kecil dar nilai probabilitas 0,05 0,0060,05 dan t hitung lebih besar dari t tabel 2,9152,03452. Maka H 02 ditolak dan H a2 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa variable disiplin kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable kualitas pelayanan. Hasil ini menunjukkan bahwa disiplin kerja dapat mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang untuk menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku Rivai, 2009:825. 2. Uji Statistik F Uji simultan Uji F menunjukkan apakah semua variable independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen atau terikat untuk 89 mengambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan tingkat signifikansi alpha sebesar 5 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari alpha 0,05 dan memiliki nilai F hitung lebih besar dari F tabel, maka regresi dalam penelitian ini layak dan berarti bahwa variable independen secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variable dependen Ghozali, 2013:98. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.20 Uji F Simultan ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 575.833 2 287.916 6.883 .003 b Residual 1380.355 33 41.829 Total 1956.187 35 a. Dependent Variable: KP b. Predictors: Constant, DISIPLIN, TQM Sumber: Data diolah SPSS, 2015 Hipotesis 3 : Pengaruh total quality management dan disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan. Berdasarkan tabel 4.19, diperoleh nilai F hitung sebesar 6,883. Nilai tersebut lebih besar daripada F t abel sebesar 3,28 dengan probabilitas 0,003 lebih kecil dari 0,05 0,0030,05. Diperoleh nilai F hitung F tabel dengan melihat tabel F untuk derajat df 1 =k-1 3-1 dan df 2 =n-k 36-3 pada alpha 0,05. Dengan demikian diperoleh F hitung F tabel 6,8833,28 . Maka H 03 90 ditolak dan H a3 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variable Total Quality Management dan disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan. 3. Uji Koefisien Determinasi R 2 Uji koesfisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan variable independen dalam menjelaskan variable dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variable independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen Ghozali, 2013:97. Namun penggunaan koefisien determinasi memiliki kelemahan yang bias terhadap jumlah variable independen yang dimasukkan ke dalam model, setiap tambahan satu variable independen, maka R 2 pasti meningkat. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 . Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.20 Uji Koefisien Determinasi S u m ber: Data diolah SPSS, 2015 Berdasarkan tabel 4.20 di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,294 yang berarti 0,294 variabel dependen Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .543 a .294 .252 6.468 1.442 a. Predictors: Constant, DISIPLIN, TQM b. Dependent Variable: KP 91 kualitas pelayanan dapat dijelaskan oleh variable independen TQM dan disiplin kerja. Sedangkan sisanya 0,748 atau 74,8 dijelaskan oleh variable lain diluar penelitian ini. Dan nilai Adjusted R 2 adalah 0,252.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh total quality management TQM dan disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan pada Klinik Fakhira RB 24 Jam. Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Total quality management TQM mempunya pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan Klinik Fakhira RB 24 Jam. 2. Disiplin kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan Klinik Fakhira RB 24 Jam. 3. Total quality management dan disiplin kerja secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan Klinik Fakhira RB 24 Jam.

B. Implikasi