Bagi Peneliti Secara Praktis a. Bagi Universitas Islam Negeri Jakarta

mana menurut kelas mutu pelayanan dapat digolongkan menjadi pasar tradisional dan pasar modern, dan menurut sifat pendistribusiannya dapat digolongkan menjadi pasar eceran dan pasar perkulakangrosir”. 8 Dapat dipahami dari pernyataan di atas bahwa pasar diklasifikasikan menjadi pasar tradisionl yang identik dengan kotor dan bau, pasar modern yang identik dengan bersih dan nyaman, pasar eceran yang identik dengan barang satuanpenjualan dalam kuantitas sedikit, dan pasar grosir yang identik dengan boronganpenjualan dalam kuantitas besar. Pengertian-pengertian tentang pasar tersebut menunjukan adanya 3 unsur utama yang perlu dikaji pada pengertian pasar, yaitu: 1 Orang dengan segala kebutuhan dan keinginannya atau sering disebut sebagai konsumen. 2 Daya beli. Daya beli merupakan faktor yang dapat mengubah keinginan menjadi permintaan. Penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak akan menjadi suatu permintaan apabila masyarakat tidak memiliki daya beli yang memadai. 3 Perilaku dalam pembelian. Perilaku berkaitan dengan pola masyarakat di dalam pasar, seperti pola pengeluaran uang, perubahan selera jenis barang atau jasa, waktu mewujudkan dan membeli, fluktuasi harga atau nilai. 9 Pasar tidak tiba-tiba saja muncul atau terbentuk, tetapi sebelum itu sudah lebih dulu ada unsur-unsur yang membentuknya seperti konsumen, daya beli, dan perilaku dalam pembelian. Jika tidak ada konsumen maka tidak akan terbentuk pasar, karena kembali pada pengertian umum bahwa pasar adalah tempat bertemunya penjual produsen dan pembeli konsumen. Begitu pula dengan daya beli, ada konsumen tetapi konsumen terbsebut tidak memiliki kemampuan untuk membeli suatu barangjasa maka tidak akan terjadi proses jual beli yang menjadi dasar terbentuknya pasar. Sama hal nya dengan perilaku dalam pembelian, pola pengeluaran uang dan selera konsumen menjadi salah satu faktor bagi konsumen untuk melakukan transaksi atau tidak. Semua unsur tersebut akan saling terkait satu sama lain di dalam pasar. 8 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23MPPKep11998 tentang Lembaga-lembaga Usaha Perdagangan 9 M. Mursid, Manajemen Pemasaran, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara, 1997, hal. 34 Dari beberapa pengertian pasar di atas, penulis menyimpulkan bahwa, pasar adalah suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli barang dan jasa yang terdiri dari beberapa penjual dari berbagai jenis barang pada suatu area yang biasa dikenal sebagai mall, plaza, itc, supermarket, minimarket, pasar tradisional, pasar pagi, pasar kaget, dan sejenisnya. Pada umumnya pasar dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu pasar modern dan pasar tradisional, di mana kedua jenis pasar tersebut terbentuk karena adanya beberapa unsur pembentuk pasar seperti; konsumen, daya beli, dan perilaku dalam pembelian. b Jenis Pasar 1 Pasar Tradisional Pasar tradisional adalah “pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Swasta, Koperasi, atau Swadaya Masyarakat dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda, yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil dan menengah, dan koperasi, dengan usaha skala kecil dan modal kecil, dan dengan proses jual beli melalui tawar- menawar”. 10 Dibangun berupa toko, kios, los, dan tenda, yang juga terlepas dari kata mewah, nyaman, teratur, bersih, sejuk, dan wangi, menggambarkan bahwa pasar tradisional lebih terarah kepada semua lapisan masyarakat walaupun lebih khususnya kepada masyarakat lapisan menengah dan bawah. Ditambah lagi dengan berlakunya sistem tawar-menawar yang membuat masyarakat merasa lebih mudah dalam membeli dan memenuhi kebutuhan, karena bisa lebih menyesuaikan dengan uang juga daya beli yang dimilikinya. Pasar tradisional “biasanya yang terdiri atas kios-kios atau gerai yang dibuka oleh penjual. Kebanyakan menjual kebutuhan 10 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 420MPPKep101997 tentang Pedoman dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan