utamanya produk sandang dan perlengkapannya dengan penataan barang berdasarkan jenis kelamin danatau tingkat
usia konsumen; dan iii.
Perkulakan menjual secara grosir barang konsumsi. 3
Pendirian Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern wajib memenuhi ketentuan :
i. Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat,
keberadaan Pasar Tradisional, Usaha Kecil dan Usaha Menengah yang ada di wilayah yang bersangkutan;
ii. Memperlihatkan jarak antara Hypermarket dengan Pasar
Tradisional yang telah ada sebelumnya; iii.
Menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 satu unit kendaraan roda empat untuk setiap 60
m
2
enam puluh meter persegi luas lantai penjualan Pusat Perbelanjaan danatau Toko Modern; dan
iv. Menyediakan fasilitas yang menjamin Pusat Perbelanjaan
dan Toko Modern yang bersih, sehat hygienis, aman, tertib, dan ruang publik yang nyaman.
4 Pusat perbelanjaan atau toko modern wajib melakukan kemitraan dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan,
memperkuat dan menguntungkan. b. Pembinaan dan Pengawasan
Walikota melakukan koordinasi untuk : 1
Mengantisipasi kemungkinan timbulnya permasalahan dalam pengelolaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Pasar
Modern; dan 2
Mengambil langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalah sebagai akibat pendirian Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan, dan Pasar Modern. c. Sanksi
Pelaku usaha yang melanggar ketentuan Peraturan Walikota dapat
dikenakan sanksi administratif berupa : peringatan secara tertulis, penghentian kegiatan pembangunanusaha sementara, pembekuan izin
usaha, atau pencabutan izin usaha.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan terdahulu, penulis melihat telah banyak penelitian sebelumnya yang
mengangkat penelitian tentang pengaruh pasar modern terhadap pasar tradisional dari berbagai aspek, diantaranya :
1. Melita Iffah, Fauzul Rizal Sutikno, Nindya Sari. Studi Kasus : Pengaruh
Toko Modern Terhadap Toko Usaha Kecil Skala Lingkungan Studi Kasus : Minimarket Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Jurnal
ekonomi. Memberikan kesimpulan bahwa persepsi masyarakat memunculkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing fasilitas
perdagangan. Masing-masing fasilitas perdagangan, baik toko usaha kecil maupun minimarket memiliki kelebihan dan kekurangan
berdasarkan variabel-variabel yang dinilai oleh konsumen pengunjung. Terdapat perubahan kecenderungan pada preferensi pemilihan tujuan
berbelanja sebelum dan sesudah berdirinya minimarket di kawasan Kecamatan Blimbing. Berdasarkan jangkauan pelayanan, dapat
diketahui bahwa semamkin besar jangkauan Minimarket, maka akan semakin banyak toko yang terfriksi dengan jangkauan pelayanannya.
27
2. Agus Susilo dan Taufik. Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap
Usaha Ritel KoperasiWaserda dan Pasar Tradisional. Jurnal ekonomi. Dalam hasil penelitiannya, menyimpulkan bahwasanya beberapa
kebijakan pemerintah telah dikeluarkan untuk menata pengelolaan pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional. Implementasi kebijakan ini
menuntut komitmen lebih besar agar dapat dilaksanakan secara konsisten. Secara makro, beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa
27
Melita Iffah, Fauzul Rizal Sutikno, Nindya Sari, Studi Kasus : Pengaruh Toko Modern Terhadap Toko Usaha Kecil Skala Lingkungan Studi Kasus : Minimarket Kecamatan Blimbing,
Kota Malang, Jurnal Ekonomi, 2011
benar adanya kehadiran pasar modern telah mengancam eksistensi pasar tradisional.
28
3. Agussiyah Putra program pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Medan. Pengaruh Pengembangan Pasar Modern Terhadap Kehidupan Pasar Modern Terhadap Kehidupan Pasar Tradisional di Pusar Pasar
Medan Studi kasus : Pusat Pasar Medan. Tesis. Dalam penelitianya menyimpulkan bahwa ternyata keberadaan pasar modern Medan Mall
mempengaruhi variasi pendapatan pedagang di pusat pasar Medan tersebut. Selain itu terdapat beberapa perbedaan antara pasar modern
Medan Mall dengan pasar tradisional pusat pasar Medan, yakni menyangkut perbedaan dalam hal belanja, kenyamanan berbelanja, serta
kualitas barang yang diperjualbelikan.
29
4. Eka Yuliasih program sarjana pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta. Studi Eksplorasi Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha Ritel Waserda dan Pedagang Pasar Tradisional di
Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen. Skripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Implementasi peraturan pemerintah tentang
pasar modern tidak berjalan semestinya. 2 Persepsi negatif pelaku usaha ritel Waserda dan pedagang pasar tradisional terhadap keberadaan
pasar modern termasuk dalam kategori tinggi. 3 Keberadaan pasar modern berdampak negatif pada omset 24 dan 16,3, pendapatan
30 dan 17,5, dan jumlah pelanggan 32 dan 29 usaha ritel Waserda dan pedagang pasar tradisional. 4 Upaya yang dilakukan
pelaku usaha ritel Waserda dan pedagang pasar tradisional untuk mempertahankan eksistensi usahanya sangat minim, misalnya hanya
dengan menurunkan harga jual beberapa jenis barang.
30
28
Agus Susilo dan Taufik, Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha Ritel KoperasiWaserda dan Pasar Tradisional, Jurnal Ekonomi, 2010
29
Agussiyah Putra, Pengaruh Pengembangan Pasar Modern terhadap Kehidupan Pasar Modern Terhadap Kehidupan Pasar Tradisional di Pusat Pasar Medan Studi kasus : Pusat Pasar
Medan, Universitas Sumatera Utara Medan, 2004
30
Eka Yuliasih, Studi Eksplorasi Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha Ritel Waserda dan Pedagang Pasar Tradisional di Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen,
5. Dwinita Aryani. Efek Pendapatan Pedagang Tradisional dari Ramainya
Kemunculan Minimarket di Kota Malang. Jurnal. Hasil penelitian menujukkan bahwa 66 responden pedagang menyatakan keberadaan
minimarket berpengaruh terhadap penurunan pedapatannya. Dari hasil uji beda terdapat perbedaan rata-rata pendapatan pedagang di pasar
tradisional sebelum dengan sesudah munculnya minimarket.
31
6. OK. Laksamana Lutfi. Dampak Keberadaan Indomaret Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Pasar Tradisional di Kelurahan Terjun Keamatan Medan Marelan. Jurnal. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa kesan pasar tradisional yang panas, semerawut, kotor, becek, tidak aman karena banyak pencopet adalah sangat bertolak
belakang dengam toko pasar modern yang ber AC, nyaman, pelayanan, mandiri dan cepat serta relatif aman dari pencopet. Kondisi ini menjadi
ancaman serius bagi keberlangsungan usaha para pedagang kecil dan
menengah. C. Kerangka Berpikir
Pasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya para pejual dan pembeli untuk melakukan suatu transaksi jual beli. Secara umum pasar dikelompokkan
menjadi 2 yaitu, pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisonal sangat identik dengan ciri-ciri khusunya seperti kumuh, bau, dan terdapat proses
tawar-menawar di dalamnya. Sedangkan pasar modern identik pula dengan ciri khususnya seperti sejuk, bersih, dan tidak ada proses tawar-menawar
barcodelabel harga. Ciri-ciri khusus tersebutlah yang pada akhirnya menimbulkan suatu persepsi
di kalangan masyarakat khususnya para pedagang di pasar tradisional dimana munculnya kondisi persaingan antar pasar yang secara jelas terlihat bahwa ciri
khusus pasar modern menjadi keunggulan bagi para konsumen pasar, dan hal itu memberikan dampak kurang baik terhadap kondisi sosial ekonomi para pedagang
Universitas Negeri Yogykarta, 2013
31
Dwinita Aryani, Efek Pendapatan Tradisional dari Ramainya Kemunculan Minimarket di Kota Malang, Jurnal Ekonomi Vol. 2 No. 2, 2011
di pasar tradisional. Kondisi sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan, pendidikan, kesehatan, dan interaksi sosial. Untuk mengurangi persaingan
tersebut pemerintah ikut andil membantu yang dituangkan dalam bentuk peraturan-peraturan megenai penataan pasar, diantaranya dalam peraturan
pemerintah pusat dan peraturan pemerintah daerah. Kendati pemikiran atas masalah mengenai persepsi persaingan antara pasar
tradisional dengan pasar modern tidak begitu saja muncul, tetapi pemikiran tersebut telah beberapa kali dibuktikan serta dikuatkan dengan adanya
penelitian-penelitan yang relevan tentang persaingan pasar tradisional dengan pasar modern.
Semua gambaran mengenai “Pengaruh Persepsi Tentang Minimarket Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang di Pasar Tradisional Ciputat Kota
Tangerang Selatan Provinsi Banten” diatas dapat dilihat singkat melalui bagan kerangka berpikir dibawah ini.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran
PASAR
Pasar Tradisional
Indikator : 1.
Los dan tenda 2.
Kumuh, bau 3.
Kotor 4.
Tawar-menawar 5.
Penjualan dengan cara langsung
Peraturan Pemerintah Pusat :
Perpres No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern
dan Permen Perdagangan No.
53MDAGPER122008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
Peraturan Pemerintah Daerah :
Peraturan Walikota Tangerang Selatan No. 2 Tahun 2013 tentang
Petunjuk Teknis Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern.
Temuan Penelitian :
1. Melita Iffah, Fauzul Rizal
Sutikno, Nindya Sari, 2011 2.
Agus Susilo dan Taufik, 2010 3.
Agussiyah Putra, 2004 4.
Eka Yuliasih, 2013 5.
Dwinita Aryanti, 2011 6.
OK. Laksamana Lutfi
Pasar Modern
Indikator : 1.
Bangunan gedung 2.
Nyaman, sejuk 3.
Bersih 4.
Harga tetap barcode 5.
Penjualan dengan cara swalayan
Kondisi Sosial Ekonomi
Indikator : 1.
Tingkat pendapatan 2.
Pendidikan 3.
Kesehatan 4.
Interaksi sosial
Hasil Penelitian dan
Kesimpulan Minimarket
Indikator : 1.
Kebutuhan sehari-hari 2.
5.000 item 3.
Makanan kemasan higienis 4.
Eceran dan swalayan 5.
Maksimal 400 m
2