dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa persepsi tentang minimarket berpengaruh terhadap
kondisi sosial ekonomi pedagang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agus Susilo dan
Taufik yang menyatakan bahwa benar adanya kehadiran pasar modern telah mengancam eksistensi pasar tradisional. Hal ini juga sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Agussiyah Putra yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa bahwa ternyata keberadaan pasar modern mempengaruhi
variasi pendapatan pedagang di pusat pasar tradisional tersebut. Selain itu terdapat beberapa perbedaan antara pasar modern dengan pasar tradisional, yakni
menyangkut perbedaan dalam hal belanja, kenyamanan berbelanja, serta kualitas barang yang diperjualbelikan. Dan juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dwinita Aryani yang menyatakan bahwa keberadaan minimarket berpengaruh terhadap penurunan pendapatan.
Kemudian dapat dilihat pada tabel 4.15 dan perhitungan besarnya kontribusi pengaruh persepsi tentang minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang
diperoleh nilai R sebesar 0,744 yang menunjukkan bahwa pengaruh antara persepsi tentang minimarket dengan kondisi sosial ekonomi pedagang termasuk
dalam kategori kuat, dan diperloeh nilai Koefisien Penentu atau Koefisien Determinasi sebesar 55,4 yang menunjukkan bahwa persepsi tentang
minimarket memberi pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang hanya sebesar 55,4 sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Kondisi sosial ekonomi pedagang tidak hanya dipengaruhi oleh adanya persepsi tentang minimarket yang khususnya mempengaruhi pendapatan mereka
atau dengan kata lain hanya dilihat dari sudut pandang tingkatan dan perubahan dalam pendapatannya saja, tetapi juga dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti
keadaan lapangan di pasar, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, kesehatan, pola pikir, dan kemampuan para pedagang dalam bersosialisasi
bermasyarakat dalam lingkungan. Hal ini sejalan dengan hasil obervasi pra-penelitian yang peneliti lakukan,
dimana ditemukan informasi bahwa para pedagang sayuran, daging, sembako,
dan buah-buahan memang kurang mendapatkan perhatian dari pengelola pasar, kurang mendapatkan tempat yang layak dan nyaman untuk berdagang, mereka
tidak mendapatkan jatah kios namun hanya sekedar di tenda lapak yang mereka dirikan sendiri di trotoar atau pinggir-pinggir jalan namun tetap membayar uang
iuran bulanan untuk biaya sewa tempat tenda mereka kepada pengelola ataupun preman pasar. Pedagang sayur-sayuran, daging dan sembako banyak berkumpul
disepanjang jalan H. Usman bagian samping pasar Ciputat, sedangkan pedagang buah berkumpul disepanjang jalan Dewi Sartika depan Masjid Agung
Ciputat. Dengan keadaan yang seperti itu, para pedagang tersebut menjadi terbatas untuk melakukan kreasi dan inovasi dalam menghadapi persaingan
terhadap pasar modern seperti minimarket-minimarket yang banyak berdiri di sekitarnya.
Hal ini juga sejalan dengan hasil angket penelitian dan wawancara yang dilakukan peneliti kepada para pedagang yang menjadi sampel penelitian, yang
menunjukkan bahwa para pedagang di pasar Tradisional Ciputat tidak jarang yang memiliki banyak anak atau tanggungan keluarga lainnya sedangkan sumber
penghasilannya hanya diperoleh dari hasil berdagang yang pada akhirnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga mereka menjadi rendah atau hanya
sekedar cukup. Para pedagang juga tidak sedikit yang hanya memikirkan pendidikan untuk
sebatas formalitas sampai bisa membaca, menulis dan menghitung saja, rata-rata tingkat pendidikan akhir mereka adalah SMA, jarang sekali yang menempuh
pendidikan sampai tingkat universitas, para orang tua lebih memilih mengalihkan biaya pendidikan untuk keperluan lain dan para anak lebih memilih untuk bebas
dari pendidikan untuk ikut membantu atau menggantikan orang tua nya berdagang di pasar. Dari sisi kesehatan, para pedagang dominan tidak terlalu
mementingkan kesehatan fisiknya, mereka jarang sekali memeriksakan kesehatannya ke dokter bahkan disaat sakit seriuspun lebih memilih untuk
meminum obat-obatan warung seadanya. Sedangakan dari sisi pola pikir dan cara bersosialisasi, para pedagang
berangapan bahwa kehidupan mereka memanglah di pasar, orang tua yang
berdagang mengarahkan anaknya untuk berdagang juga, pendidikan yang seadanya membuat ruang gerak mereka terbatas untuk bergerak lebih banyak lagi
dan masih kurangnya kesadaran bahwa dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan kualitas kondisi kehidupannya, lingkungan pasar yang sudah
melekat pada seorang pedagang seperti menutup lingkungan lainnya dari kehidupan mereka.
Ditemui juga informasi dari para pedagang yang dijadikan sampel penelitian bahwa ternyata mereka pun tidak hanya serta merta merasa tersaingi atau
terancam terhadap munculnya minimarket-minimarket disekitar, tetapi mereka juga menikmati keberadaan minimarket-minimarket tersebut, mereka tidak jarang
membeli keperluan sehari-hari untuk keperluan pribadi atau rumah tangga di minimarket terlebih lagi ketika didapatkan ada diskon potongan harga di
minimarket. Dengan kata lain, di dalam suatu persaingan tetap ada keuntungan dan kerugian baik dari pihak yang tersaingin maupun pihak yang menyaingi
seperti pasar tradisional dengan pasar modern minimarket.
67
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi tentang minimarket
berpengaruh signifikan terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang di pasar tradisional Ciputat sebesar 55,4. Hal ini terlihat dari perolehan nilai f sebesar
34,744 dengan tingkat signifikansi sig sama dengan atau lebih kecil dari 0,05, dan nilai t hitung diperoleh sebesar 5,894 t tabel 1,701 yang menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara persepsi tentang minimarket dengan kondisi sosial ekonomi pedagang atau dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak yang
berarti terdapat pengaruh antara persepsi tentang minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang di Pasar Tradisional Ciputat Kota Tangerang Selatan
Provinsi Banten.
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa pemerintah kota Tangerang Selatan setempat memiliki tugas ekstra untuk lebih memperhatikan lagi
bagaimana keadaan para pedagang di pasar tradisional, meninjau kembali pengaplikasian peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
penataan dan pembinaan pasar tradisional dan modern. Penelitian ini juga memberikan implikasi bahwa para pedagang di pasar tradisional Ciputat
mengalami perubahan tingkat pendapatan yang dominan menurun, hal ini dilihat dari tahun ke tahun sebelum dan sesudah maraknya minimarket bermunculan.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa saran kepada :
1. Pemerintah Kota Tangerang Selatan diharapkan untuk lebih
memperhatikan dan meningkatkan pengaplikasian Peraturan Walikota Tangerang Selatan No. 2 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penataan
2. dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern
terutama mengenai lokasi pendirian, sistem penjualan dan jenis barang, syarat pendirian, serta sanksi tegas yang seharusnya diberlakukan kepada
pelaku usaha yang melanggar ketentuan Peraturan Walikota tersebut. 3.
Pelaku usaha minimarket diharapkan mengkaji ulang seluruh aspek yang berkaitan dengan pendirian usaha minimarket di sekitar pasar tradisional,
sehingga tidak menimbulkan persaingan-persaingan tidak sehat kepada para pedagang di pasar tradisional.
4. Pengelola dan pedagang di pasar tradisional hendaknya melakukan
berbagai kreasi dan inovasi seperti penataan lapak yang lebih rapih dan teratur, pengelolaan lebih untuk kebersihan pasar, tempat parkir yang
jelas, serta inovasi-inovasi lain yang sekiranya dapat membuat konsumen menjadi lebih nyaman lagi untuk belanja di pasar tradisional,
sehingga dapat terus meningkatkan eksistensi pasar tradisional di tengah-tengah maraknya persaingan dengan berbagai minimarket yang
ada di sekitarnya guna untuk meningkatkan taraf kondisi sosial ekonomi kehidupan para pedagang di pasar tradisonal.
69
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010.
Fuad, M. Pengantar Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2006. Hakim, Muhammad Aziz. Menguasai Pasar Mengeruk Untung. Jakarta :
Renaisan PT. Krisna Persada, 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Gitamedia Press.
Malano, Herman. Selamatkan Pasar Tradisional. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2011.
Mursid, M. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara, 1997. Permadi, Gilang. Pedagang Kaki Lima : riwayatmu dulu, nasibmu kini. Jakarta,
2011. Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. 2011.
ST Sujana, Asep. Manajamen Minimarket. Jakarta : Raih Asa Sukses. 2013. Sugiarto. Ekonomi Mikro edisi baru. Jakarta : PT Gramedia Utama. 2007.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung : ALFABET, 2011.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Peneltian Gabungan. Jakarta : Prenadamedia Group. 2014.
SKRIPSI, TESIS, DISERTASI
Fadhillah, Ani Nur. “Dampak Minimarket Terhadap Pasar Tradisional”. Skripsi pada Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Semarang,
2011.
Masni, Yeni. Analisis Preferensi Konsumen Dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Makassar. Skripsi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. 2014. Putra, Agussiyah. Pengaruh Pengembangan Pasar Modern terhadap Kehidupan
Pasar Tradisional di Pusat Pasar Medan Studi kasus : Pusat Pasar Medan. Tesis pada Universitas Sumatera Utara Medan. 2004.
Safitri, Ahamd Reza. Dampak Ritail Modern Terhadap Kesejahteraan Pedagang Pasar Tradisional Ciputat Tangerang Selatan. Skripsi Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010. Yuliasih, Eka. Studi Eksplorasi Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap
Usaha Ritel Waserda dan Pedagang Pasar Tradisional di Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen. Skripsi pada Universitas Negeri Yogykarta,
2013.
JURNAL Al-Masitoh, Eis. Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional : Studi Revitalisasi
Pasar Piyungan Bantul. Jurnal PMI Vol. X. No.2. 2013. Aryani, Dwinita. Efek Pendapatan Tradisional dari Ramainya Kemunculan
Minimarket di Kota Malang. Jurnal Ekonomi Vol. 2 No. 2. 2011. Basrowi dan Siti Juariyah. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat
Pendidikan Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai,
Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ekonomi Pendidikan, Volume 7
Nomor 1, 2010. Hadiz, Liza. Dampak Supermarket terhadap Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional
di Daerah Perkotaan di Indonesia. Jakarta : Lembaga Penelitian SMERU. Jurnal Ekonomi, 2008.
Melita Iffah, Fauzul Rizal Sutikno, Nindya Sari. Studi Kasus : Pengaruh Toko Modern Terhadap Toko Usaha Kecil Skala Lingkungan Studi Kasus :
Minimarket Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Jurnal Ekonomi. OK. Laksamana Lufti, Dampak Keberadaan Indomaret Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Pedagang Pasar Tradisional di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan, Journal of Economic Education.
Susilo, Agus., dan Taufik. Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha Ritel KopersiWaserda dan Pasar Tradisional. Jurnal Ekonomi, 2010.
WEBSITE Ciputat. https:id.wikipedia.orgwikiCiputat,_Tangerang_Selatan. 19 September
2015. Http:www.pengertianku.net201504pengertian-pasar-modern-dan-ciri-cirinya.
html diakses pada tanggal 27 Februari 2016. Http:storage.jak-stik.ac.id ProdukHukumPerdaganganmpp23.pdf pada 20
Sepetember 2015. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23MPPKep11998
Tentang Lembaga-lembaga Usaha Perdagangan. Keputusan
Menteri Perindustrian
dan Perdagangan
RI No.
420MPPKep101997 tentang Pedoman dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan.
Komisi Pengawasan Persaingan Usaha. http:www.kppu.go.id. 28 September 2015.
Redesain Pasar
Tradisional Jongke,
Surakara. http:e-journal.uajy.ac.id83532TA12704.pdf . 25 Februari 2016.
Rona Pasar Ciputat. www.akumassa.co.id. pada 05 Oktober 2016.