xxiv obyek-obyek fisik maupun obyek sosial yang dapat bersifat positif
negatif senang atau tidak senang, yang dapat memotivasi prilaku individual menjadi positif atau tidak.
B. Dasar-Dasar Perpajakan
1. Pengertian pajak secara umum.
Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat baik materil maupun spiritual. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau Negara dalam pembiayaan
pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang
berguna bagi kepentingan bersama. Pengertian pajak yang dikemukakan P.J.A.Andiani yang telah
diterjemahkan oleh R.Santoso Brotodiharjo dalam penelitian Yusronillah 2006
“Pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan
dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubung dengan tugas Negara yang menyelenggarakan pemerintahan”.
Sedangkan beberapa pengertian pajak yang dikemukakan para ahli lainnya, antara lain : pengertian pajak menurut N.J.Feldman.
“Pajak adalah pretasi yang dipaksakan sepihak oleh terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum, tanpa
adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.
xxv Dan pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro.
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang- undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal
balik kontraprestasi yang berlangsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran secara umum.”
Kemudian definisi pajak yang dikemukakan oleh S. I. Djajadiningrat.
“Pajak adalah sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan
perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum”.
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta peraturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.
2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk
membiayai public investment Resmi, 2008 5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeteir, yaitu mengatur.
2. Fungsi Pajak