xxviii
4. Tarif Pajak
1. Tarif tetap. Tarif tetap adalah tarif berupa jumlah atau angka yang tetap, berapa
pun besarnya dasar pengenaan pajak. 2. Tarif Proporsional sebanding
Tarif proporsional adalah tarif berupa persentase tertentu yang sifatnya tetap terhadap berapapun dasar pengenaan pajaknya.
3. Tarif Progresif meningkat Tarif progresif adalah tarif berupa persentase tertentu yang
semakin meningkat dengan semakin meningkatnya dasr pengenaan pajak. Tarif proporsional dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Tarif Progresif-Proporsional,
merupakan tarif
berupa persentase
tertentu yang
semakin meningkat
dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak, dan kenaikan persentase
tersebut adalah tetap. b. Tarif Progresif-Progresif, merupakan tarif berupa persentase
tertentu yang semakin meningkat dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak, dan kenaikan persentase tersebut juga
semakin meningkat. c. Tarif Progresif-Degresif, merupakan tarif berupa persentase
tertentu yang semakin meningkat dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak, tetapi kenaikan persentase tersebut semakin
menurun.
xxix 4. Tarif Degresif menurun
Tarif degresif adalah tarif berupa persentase tertentu yang semakin menurun dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak.
5. Jenis Pajak
Terdapat berbagai macam jenis pajak yang dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongannya, menurut
sifatnya, dan menurut lembaga pemungutannya. 1. Menurut Golongannya
a. Pajak langsung, adalah pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan
kepada orang lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi beban sendiri oleh wajib pajak bersangkutan. Contoh : PPh dibayar
oleh pihak tertentu yang memperoleh penghasilan. b. Pajak tidak langsung, adalah pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan,
peristiwa, perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa. Contoh : PPN,
pajak ini dibayarkan oleh produsen atau pihak yang menjual barang tetapi dapat dibebankan kepada konsumen baik secara
eksplisit maupun secara implicit dimasukkan dalam harga jual barang atau jasa.
2. Menurut sifatnya.
xxx a. Pajak
Subyektif, adalah
pajak yang
pengenaannya memperhatikan pada keadaan pribadi wajib pajak atau
pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subyeknya. Contoh : PPh. Dalam PPh terdapat subyek pajak wajib pajak
orang pribadi. Pengenaan pajak penghasilan untuk orang pribadi tersebut memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak.
Keadaan pribadi wajib pajak tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan besarnya penghasilan tidak kena pajak.
b. Pajak Obyektif,
adalah pajak
yang pengenaanya
memperhatikan pada obyeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya
kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi subyek pajak wajib pajak maupun tempat tinggal.
Contoh : PPN dan PPnBM, PBB. 3. Menurut Lembaga Pemungutannya
a. Pajak Negara pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga Negara pada umumnya. Contoh PPh, PPN dan PPnBM, PBB.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I maupun daerah tingkat II dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing- masing. Contoh Pajak Daerah tingkat I Propinsi : Kendaraan
xxxi Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Bea Balik
Nama Tanah, Pajak Izin Penangkapan Ikan di Wilayahnya. Contoh Pajak Daerah Tingkat II Kabupaten Kotamadya :
Pajak Pembangunan I, Pajak Penerangan Jalan, Pajak atas reklame, Pajak Anjing, dan lain-lain.
6. Pungutan Lain Selain Pajak.