xxv Dan pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro.
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang- undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal
balik kontraprestasi yang berlangsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran secara umum.”
Kemudian definisi pajak yang dikemukakan oleh S. I. Djajadiningrat.
“Pajak adalah sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan
perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum”.
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta peraturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.
2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk
membiayai public investment Resmi, 2008 5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeteir, yaitu mengatur.
2. Fungsi Pajak
Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgeteir sumber keuangan Negara dan fungsi regulerend mengatur.
a. Fungsi budgeteir penerimaan.
xxvi Pajak mempunyai fungsi budgeteir artinya Pajak merupakan salah
satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.
b. Fungsi regulerend mengatur. Pajak mempunyai fungsi mengatur artinya pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, dan mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar
bidang keuangan.
3. Sistem Pemungutan Pajak
Dalam pemungutan pajak dikenal beberapa system pemungutan, yaitu: official assessment system, self assessment system, dan with holding
system. a.
Official Assessment System Suatu system pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur
perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan
yang berlaku. Dalam system ini, inisiatif dan kegiatan menghitungserta memungut pajak sepenuhnya berada ditangan para aparatur pajak
peranan dominan ada pada aparat pajak. b.
Self Assessment System Suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib pajak
untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku.
xxvii Dalam sisitem ini, inisiatif dan kegiatan menghitung serta pelaksanaan
pemungutan pajak berada ditangan wajib pajak. Wajib pajak dianggap mampu menghitung pajak, mampu memahami peraturan perpajakan
yang sedang berlaku, dan mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan arti pentingnya membayar pajak. Oleh karena itu,
wajib pajak diberi kepercayaan untuk : 1. Menghitung sendiri pajak yang terutang.
2. Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang. 3. Membayar sendiri jumlah pajak yang terutang.
4. Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang. 5. Mempertanggung jawabkan jumlah pajak yang terutang.
Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada wajib pajak sendiri peranan dominant ada pada wajib
pajak. c.
With Holding System Suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan undang-undang
perpajakan yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini bisa dilakukan dengan undang-undang perpajakan, keputusan presiden dan peraturan
lainnya. Berhasil tidaknya pelaksaan pemungutan pajak banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk Resmi, 2003:11.
xxviii
4. Tarif Pajak