Tabel 9. Sebaran Jumlah Responden Laki-laki dan Perempuan pada Setiap Fakultas.
Fakultas Jumlah
mahasiswa laki-laki
Jumlah mahasiswa
perempuan Jumlah Sampel
laki-laki Orang
x N
N
i
n Jumlah Sampel
perempuan Orang
x N
N
i
n Pertanian 180
231 5
6 Kedokteran
Hewan 75 105
2 3
Perikanan dan Ilmu kelautan
189 192 5
5 Peternakan
90 184 3
5 Kehutanan
168 200 5
5 Teknologi
Pertanian 199 201
5 5
Matematika dan IPA
272 357 8
10 Ekonomi dan
Manajemen 131 309
4 8
Ekologi manusia
72 212 2
6 Total
1376 1991 36
56 Operasional pengambilan responden pada setiap fakultas dilakukan dengan
menggunakan teknik convenience yang dilakukan atas dasar pendekatan langsung kepada responden dengan menanyakan kesediaan responden untuk mengisi
pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang dipandu langsung oleh peneliti. Selain itu, dilakukan wawancara dengan responden sehingga diperoleh informasi
yang lebih mendalam.
4.3 Desain Penelitian
Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei dengan mengambil kasus pada mahasiswa jenjang S-1 program Tingkat Persiapan Bersama Institut
Pertanian Bogor. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberi gambaran umum karakteristik responden, tingkat pengetahuan responden, persepsi dan sikap
responden, sedangkan regresi logistik adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
4.4 Data dan Instrumentasi 4.4.1 Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada
responden dengan menggunakan bantuan kuesioner. Data primer ini meliputi data mengenai karakteristik responden, tingkat pengetahuan responden terhadap
keamanan pangan, persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dan sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya
isu melamin. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari artikel, media massa, literatur-literatur, hasil penelitian sebelumnya maupun dari situs-
situs internet yang berhubungan dengan topik penelitian.
4.4.2 Instrumentasi
Instrumentasi yang digunakan untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari empat bagian yakni,
bagian pertama untuk melihat karakteristik responden, bagian kedua untuk melihat tingkat pengetahuan responden terhadap keamanan pangan, bagian ketiga
untuk melihat persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dan bagian keempat untuk melihat sikap responden dalam
mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin.
4.5 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara langsung terhadap responden melalui
kuesioner yang telah dipersiapkan. Lokasi pengambilan data dilakukan pada tempat-tempat mahasiswa mudah ditemui seperti kantin asrama dan asrama
Tingkat Persiapan Bersama. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada minggu ketiga dan keempat bulan Mei 2009. Sedangkan pengumpulan data sekunder
dilakukan melalui penelusuran terhadap artikel-artikel, media massa, literatur-
literatur, hasil penelitian sebelumnya serta situs-situs internet yang terkait dengan topik penelitian.
4.6 Metode Pengolahan Data
Data yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Pengeditan, semua data yang diperoleh dilapang akan diedit. Tujuan dari pengeditan adalah untuk memilih semua data dan informasi yang diperoleh
berdasarkan kerangka formulasi yang telah ditetapkan. 2. Tabulasi, langkah ini bertujuan untuk menyajikan data-data dalam bentuk
tabel dan gambar untuk mempermudah penyajian dan interpretasi data-data tersebut.
3. Interpretasi bertujuan menghubungkan semua variabel-variabel yang telah ditetapkan dalam kerangka pemikiran yang akan digunakan dengan hasil
penelitian yang diperoleh. Dalam penelitian ini yang akan dilakukan data dianalisis dan disajikan
dalam dua bentuk, yaitu tabulasi deskriptif dan metode analisis regresi logistik.. Pengolahan data dilakukan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0
4.6.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat,
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Nazir, 2003.
Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menggambarkan secara rinci data yang diperoleh dengan membuat tabulasi hasil jawaban responden dan
kemudian dipersentasekan. Data yang di analisis dengan menggunakan tabulasi deskriptif adalah karakteristik responden, persepsi responden terhadap produk
Oreo setalah adanya, dan sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin.
4.6.2 Metode Regresi Logistik
Analisis regresi logistik merupakan bagian dari analisis regresi. Regresi logistik adalah persamaan matematik yang menggambarkan hubungan antara
variabel tak bebas dengan sejumlah variabel bebas. Pada model regresi logistik variabel tak bebasnya bersifat biner atau dikotomi yakni memiliki nilai yang
diskontinyu 1 dan 0. Kleinbaum 1994 yang diacu dalam Rama 2008 menyatakan bahwa regresi logistik merupakan suatu pendekatan model
matematika yang dapat digunakan untuk memaparkan hubungan antara peubah X dengan peubah respon biner Y.
Regresi logistik merupakan suatu model dimana respon variabel terikat Y bersifat memihak kepada 1 dari 2 atau lebih pilihan yang ada. Model logit
juga menggambarkan bagaimana peluang atau kemungkinan terpilihnya salah satu dari sejumlah pilihan yang tersedia. Variabel terikat Y dibuat dalam bentuk
dummy 0,1,2,3,....
Nilai variabel tak bebas dari model logistik antara 0 dan 1, bentuk fungsi dari model logistik adalah : Ln [P 1-P] =
α + βx + μ P adalah nilai peluang dari variabel tak bebas yang nilainya biner yaitu 0 dan 1,
nilai P diperoleh dari : Y = Prob Y=1 = 1
1
μ βχ
α +
+ −
+ e Sebaran peluang yang digunakan dalam fungsi logit adalah sebaran logistik,
sehingga nilai harapan bersyarat Y jika diketahui X adalah : E Y
│X = π X = 1
x g
x g
e e
+ dengan g X = Ln [
πX 1-πX] Dalam penelitian ini, konsumen dihadapkan pada pilihan persepsi baik dan
sikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin atau persepsi buruk dan sikap negatif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
Keputusan ini dianggap sebagai variabel dependent tak bebas yang diduga dipengaruhi oleh sejumlah variabel independent bebas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen selalu membawa motivasi, persepsi, dan pilihan pribadi masing-masing. Engel et al,1994
menyatakan proses keputusan dibentuk oleh tiga faktor yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan pengaruh psikologis. Sedangkan Kotler
2000 membagi faktor-faktor tersebut ke dalam kategori budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor pribadi atau karakteristik pribadi individu merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen. Karakteristik tersebut meliputi usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, status perkawinan, pekerjaan,
dan lain-lain. Dalam Sumarwan 2003 perbedaan karakteristik menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu. Perbedaan karakteristik ini akan
mempengaruhi respon individu terhadap lingkungannya secara konsisten. Merujuk pada hal-hal tersebut maka salah satu faktor yang diduga
mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin adalah karakteristik konsumen. Adapun beberapa karakteristik
konsumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah gender jenis kelamin, usia, dan uang saku perbulan.
Variabel lain yang diduga dimasukkan ke dalam pengolahan analisis regresi logistik ini yaitu persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu
melamin, hal ini sesuai dengan teori Kotler 2000 yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keputusansikap konsumen adalah persepsi.
Variabel lainnya adalah tingkat pengetahuan keamanan pangan, dan tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo yang merupakan faktor lingkungan yang
mempengaruhi keputusan konsumen. Sedangkan faktor-faktor lain seperti faktor pengaruh psikologis dan pengaruh nilai produk tidak dimasukan karena
disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Hipotesa dari keenam variabel yang akan dianalisis adalah :
1. Genderjenis kelamin Analisis konsumen mempertimbangkan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan sebagai indikator variabel dalam hal memiliki persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Jenis kelamin
sangat berhubungan dengan selera dan kebiasaan, diduga jenis klamin perempuan akan lebih memiliki persepsi dan sikap yang baik terhadap
produk Oreo setelah adanya isu melamin. Jenis kelamin dikategorikan menjadi laki-laki 0 dan perempuan 1.
2. Usia Perbedaan usia diduga akan memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Hal ini terkait dengan tingkat kepercayaan,
pengetahuan, selera dan kesadaran nilai pembelian suatu produk. Usia berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang, sehingga semakin
bertambah usia, konsumen akan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan usia yang lebih muda. Dengan
demikian diduga bahwa usia yang lebih tua akan memiliki persepsi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
Variabel usia tidak dikategorikan hal ini dikarenakan usia responden relatif berdekatan.
3. Uang saku Besarnya uang saku merupakan variabel yang diduga akan
mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Semakin besar uang saku yang diterima konsumen
maka akan mempermudah konsumen untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan sehingga diduga konsumen dengan uang saku tinggi akan
mempengaruhi persepsi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel uang saku dikategorikan menjadi kurang
dari Rp.500.000,- 0, antara 500.000-1.000.000 1, dan lebih besar Rp. 1000.000,- 2. Adapun yang mendasari pengelompokan uang saku
responden adalah besarnya sebaran uang saku responden dimana sebagian besar responden memiliki uang saku yang kurang dari Rp.500.000,- ,
antara Rp. 500.000-1.000.000,- ,dan lebih besar dari Rp. .000.000,-. 4. Tingkat pengetahuan keamanan pangan
Pengetahuan konsumen merupakan salah satu indikator pengukuran persepsi konsumen. Semakin banyak konsumen mengetahui
mengenai keamanan pangan, maka akan cenderung untuk memiliki persepi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo. Konsumen yang memiliki
pengetahuan yang tinggi mengenai keamanan pangan tentu akan lebih peduli terhadap produk-produk yang mengandung zat-zat yang berbahaya
bagi kesehatan sehingga akan mendorong konsumen untuk mencari kebenaran informasi mengenai isu melamin. Variabel tingkat pengetahuan
keamanan pangan dikategorikan menjadi sedang 0, rendah 1, dan tinggi 2.
5. Tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo. Pengetahuan konsumen merupakan salah satu indikator
pengukuran persepsi konsumen. Semakin banyak konsumen memiliki pengetahuan mengenai produk Oreo, maka cenderung akan memiliki
persepsi dan sikap yang positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Oleh karena itu sebelum melihat persepsi perlu diketahui tingkat
pengetahuan responden. Tingkat pengetahuan responden terhadap produk Oreo akan mempengaruhi sikap responden terhadap produk Oreo.
Konsumen yang mengetahui mengenai produk Oreo dan memahami kebenaran isu melamin yakni bahwa produk Oreo buatan dalam negeri
bebas melamin akan bersikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo
dikategorikan menjadi sedang 0, rendah 1, dan tinggi 2. 7. Tingkat persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu
melamin Tingkat persepsi merupakan salah satu indikator pengukuran sikap
responden. Semakin baik persepsi seseorang terhadap sesuatu maka cenderung akan memiliki sikap yang positif terhadap sesuatu tersebut.
Konsumen yang memiliki persepsi yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin maka kemungkinan akan memiliki sikap yang
positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel tingkat persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dikategorikan
menjadi persepsi buruk 0 dan persepsi baik 1. Dengan demikian model logit untuk menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dengan variabel tak bebas Y yang menjadi pilihan responden , yaitu
persepsi baik 1 atau persepsi buruk 0. Dengan demikian model regresi logistik dalam penelitian ini adalah :
πX =
е
β0+β1X1+β2X2+…+β6X6
1+
е
β0+β1X1+β2X2+…+β6X6
Setelah ditransformasikan kedalam logit gx, model berubah menjadi : gX = In
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
− 1
X X
π π
= β
0 +
β
1
X
1
+ β
2
X
2
+…+ β
5
X
5
= β
0 +
β
1
jenis kelamin + β
2
usia + β
3
uang saku + β
4
tingkat pengetahuan keamanan pangan +
β
5
tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo Dengan keterangan :
X
1
= jenis kelamin = jenis kelamin responden 0=laki-laki, 1=perempuan X
2
= usia = usia responden X
3
= uang saku = uang saku yang diterima responden setiap bulannya 0=500.000, 1=500.000-1.000.000, 2=1.000.000
X
4
= tingkat pengetahuan keamanan pangan 0= sedang, 1=rendah, 2=tinggi X
5
= tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo 0=sedang, 1= rendah, 2=tinggi
Β = konstanta intersept
Β
1
- β
6
= koefisien variabel bebas atau parameter yang akan diestimasi logits Sedangkan untuk model logit sikap terhadap produk Oreo setelah adanya
isu melamin adalah sebagai berikut : πX =
е
β0+β1X1+β2X2+…+β7X7
1+
е
β0+β1X1+β2X2+…+β7X7
Setelah ditransformasikan kedalam logit gx, model berubah menjadi : gX = In
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
− 1
X X
π π
= β
0 +
β
1
X
1
+ β
2
X
2
+…+ β
6
X
6
= β
0 +
β
1
jenis kelamin + β
2
usia + β
3
uang saku + β
4
tingkat pengetahuan keamanan pangan +
β
5
tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo + β
6
tingkat persepsi tehadap produk Oreo. Dengan keterangan :
X
1
= jenis kelamin = jenis kelamin responden 0=laki-laki, 1=perempuan X
2
= Usia = usia responden
X
3
= uang saku = uang saku yang diterima responden setiap bulannya 0=500.000, 1=500.000-1.000.000, 2=1.000.000
X
4
= tingkat pengetahuan keamanan pangan 0= sedang, 1=rendah, 2=tinggi X
5
= tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo 0=sedang, 1= rendah, 2=tinggi
X
6
= tingkat persepsi 0=persepsi buruk, 1=persepsi baik Β
= konstanta intersept Β
1
- β
6
= koefisien variabel bebas atau parameter yang akan diestimasi logits Dari keenam variabel diatas, terdapat lima data kategori yang termasuk
data nominal dan ordinal yaitu jenis kelamin, uang saku, tingkat pengetahuan keamanan pangan, tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo, dan tingkat
persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Untuk variabel usia tidak dilakukan pengkategorian hal ini dikarenakan rentang usia responden relatif
berdekatan. Variabel uang saku dikelompokkan menjadi Rp 500.000, Rp 500.000-1.000.000, dan Rp. 1.000.000 berdasar pada besarnya sebaran uang
saku responden dimana sebagian besar responden memiliki uang saku yang kurang dari Rp.500.000,- , antara Rp. 500.000-1.000.000,- ,dan lebih besar dari
Rp. .000.000,-. Pengkategorian variabel bebas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Peubah Penjelas Beserta Kategorinya Peubah
Keterangan Kode
1 2
pengetahuan oreo Sedang
1 Rendah
1 Tinggi
uang saku 500.000
1 500.000-1.000.000
1 1.000.000
pengetahuan pangan Sedang
1 Rendah
1 Tinggi
jens kelamin laki-laki
1 Perempuan
jenis persepsi persepsi buruk
1 persepsi baik
Nilai Odds Ratio
Ukuran yang sering digunakan untuk melihat hubungan antara peubah bebas dan peubah tidak bebas dalam model logistk adalah nilai odds ratio
Ψ. Nilai odds ratio menunjukkan peluang Y=1 dan Y=0 yang dipengaruhi oleh
variabel tak bebas tertentu. Nilai ini diperoleh dari perhitungan eksponensial dari koefisien estimasi atau exp
β. Odds ratio Ψi = [Pxi 1-Pxi] atau exp β Hosmer dan Lameslow 1989 yang diacu dalam Astarina 2007.
Metode Kemungkinan Maksimum Maximum Likelihood Estimate
Pendugaan parameter logit dilakukan dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum. Metode ini pada model logisik sama dengan metode
yang digunakan pada pendugaan regresi biasa. Metode ini lebih umum digunakan dibandingkan metode lainnyaseperti metode kuadrat terkecil karena metode ini
dapat digunakan untuk data berukuran besar dan kompleks. Rasio Odds digunakan untuk mempermudah interprestasi koefisien. Rasio
odds adalah ukuran yang memperkirakan berapa besar kecenderungan peubah- peubah penjelas X terhadap peubah respon Y. Jika suatu peubah penjelas
memilki tanda koefisien positif maka nilai odds rationya 1, sebaliknya jika tanda
koefisiennya negatif maka nilai odds rationya 1 Hosmer dan Lameshow,1989 yang diacu dalam Astarina 2007. Interpretasi koefisien dari nilai odds ratio untuk
peubah penjelas yang berskala nominal, X=1 memiliki kecenderungan untuk Y=1 sebesar
Ψ kali dibandingkan dengan peubah X=0. Sedangkan jika peubah penjelasnya berskala kontinu, untuk
Ψ lebih besar atau sama dengan satu, maka semakin besar nilai peubah X akan diikuti pula dengan semakin besarnya
kecenderungan untuk Y=1.
Pengujian Parameter
Pengujuan terhadap parameter-parameter model regresi logistik dilakukan untuk memeriksa pengaruh dari peubah penjelas di dalam model. Ada beberapa
cara yang dapat dilakukan yaitu menggunakan statistik uji-G dan wald test. Statistik uju-G adalah ratio kemungkinan maksimum yang digunakan untuk
menguji peranan peubah penjelas di dalam model secara bersama-sama Hosmer dan Lameshow 1989 yang diacu dalam Astarina 2007. Nilai ini didapat
dengan cara membandingkan nilai G hitung dengan nilai Chi-square. G hitung = 2 { nilai log likelihood – [n
1
Ln n
1
+ n Ln n
– n Ln n]} Dimana :
G = nilai ratio likelihood logaritma tanpa variabel tak bebas n
1 =
jumlah sampel yang termasuk dalam kategori PY=1 n
= jumlah sampel yang termasuk dalam kategori PY=0 n = jumlah total sampel
dengan hipotesis : H
o
= β
o
= β
2 =
β
3
=…..= β
p
= 0 H
1
= Minimal ada satu nilai β
i
≠ 0, dimana i=1,2,3,…,p Statstik G akan mengikuti sebaran X
2
dengan derajat bebas P, kaidah keputusan yang diambila adalah, jika G=X
2 pa
maka hipotesis nol ditolak. Selain pengujian parameter secara bersama-sama, ada juga pengujian parameter
β
i
secara parsial individu dilakukan dengan uji Wald dengan cara merasionalkan
kesalahan β
j
dengan keslahan bakunya standard error. Hipotesa yang akan diuji adalah :
H
o
= variabel ke I tidak berpengaruh terhadap persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin
β
i
=0 H
o
= variabel ke i berpengarh terhadap persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin
Β
i
≠0 Model statistik uji Wald :
W
i
= β
i
SE β
i
Dimana : β
i
= penduga β
i
SE β
i
= penduga galat baku β
i
Nilai kepercayaan yang digunakan pada analisis logit, untuk model persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin
menggunakan nilai kepercayaan 85 persen atau α=0,15. Pemilihan ini didasarkan
pada tingkat kepercayaan yang lebih tinggi atau α yang lebih rendah, variabel
yang signifikan sangat sedikit. Selain itu, untuk penelitian sosial ekonomi, seperti penelitian ini derajat kesalahan sebesar 15 persen masih dapat diterima, dengan
pertimbangan banyak variabel lain diluar penelitian ini yang tidak bisa dikendalikan sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan pada hasil penelitian.
4.6.3 Skala Likert dan Rentang Skala
Menurut Kinear dalam Umar 2000, skala likert berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang terhadap suatu produk yang memungkinkan
konsumen mengekspresikan intensitas perasaan mereka, seperti setuju, tidak setuju, dan lain-lain. Skor respon responden dijumlahkan dan jumlah ini
merupakan total skor, dan total skor inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala likert. Skala Likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya
dapat membuat ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden yang lain dalam skala. Skala Likert
beserta skor jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Skala Likert dan Skor Jawaban Responden No. Jawaban
Responden Skor 1.
Sangat tahu, sangat setuju 5
2. Tahu, setuju
4 3. Netral
3 4.
Tidak tahu, tidak setuju 2
5. Sangat tidak tahu, sangat tidak setuju
1 Sebelum memberikan interprestasi terhadap penilaian konsumen tersebut,
maka ditentukan dahulu rentang nilainya dengan menggunakan rumus : Skala Interval = m-nb
Dimana : m = angka tertinggi dalam pengukuran n = angka terendah dalam pengukuran
b = banyaknya kelas yang dibentuk jika angka pengukura tertinggi dalam skala likert = 5 dan angka terendahnya =1
dan banyaknya kelas yang dibentuk = 5 maka besarnya range adalah : 5-15 = 0,8
Pembagian kelas berdasarkan tingkat pengetahuan adalah : 1,0 ei 1,8 = sangat tidak tahu
1,8 ei 2, 6 = tidak tahu 2,6 ei 3,4 = antara tahu dan tidak tahu ragu-ragu
3,4 ei 4,2 = tahu 4,2 ei 5,0 = sangat tahu
Pembagian kelas berdasarkan persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin adalah :
1,0 ei 1,8 = sangat tidak setuju 1,8 ei 2, 6 = tidak setuju
2,6 ei 3,4 = antara setuju dan tidak setuju ragu-ragu 3,4 ei 4,2 = setuju
4,2 ei 5,0 = sangat setuju Dalam analisis tingkat pengetahuan keamanan pangan, pengetahuan
terhadap produk Oreo, persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin, transformasi data dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi dan statistik deskriptif berupa mean dan persentase. Mean digunakan
karena mean dapat menggambarkan keadaan atau kondisi data secara keseluruhan. Dalam tabel frekuensi, data mentah diatur dalam kelas yang besar interval
kelasnya sama. Interval kelas dicari setelah jumlah kelas ditentukan. Nazir 2005 menyebutkan persamaan untuk mencari besar interval kelas yaitu:
I = Rk Dimana: I = besar interval kelas
R = range atau panjang kelas nilai maksimum dikurangi nilai minimum k = jumlah kelas
Dalam analsis tingkat pengetahuan keamanan pangan, nilai maksimum adalah 46 dan nilai minimum adalah 28 dengan jumlah kelas adalah tiga rendah,
sedang, tinggi maka besarnya interval kelas : 46-283 = 6 maka : skor 28-34
= rendah skor 35-41
= sedang skor 42-48
= tinggi Untuk tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo, nilai maksimum adalah
28, nilai minimum 6 dengan jumlah kelas adalah tiga rendah, sedang, tinggi maka interval kelasnya : 28-83 = 6,67
skor 6-13,3 = rendah
skor 13,4-20,7 = sedang skor 20,8-28 = tinggi
Untuk tingkat persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin, nilai maksimum adalah 23, nilai minimum adalah 11, dan jumlah kelas adalah dua
rendah, tinggi maka interval kelanya : 23-112 = 6 skor 11-17
= buruk skor 18-23
= baik Untuk tingkat sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin,
nilai maksimumnya adalah 22, nilai minimum adalah 10, dan jumlah kelas adalah dua rendah, tinggi maka interval kelasnya : 22-102 = 6
Skor 10-16 = negatif
Skor 17-22 = positif
4.7 Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dari masing-masing vaiabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :
1. Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi produk Oreo baik sebelum adanya isu melamin maupun sesudah adanya isu melamin.
2. Responden adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor jenjang S-1 dari sembilan fakultas dan Tingkat Persiapan Bersama TPB yang pernah
mengkonsumsi produk Oreo sebelum adanya isu melamin. 3. Karakteristik responden adalah faktor perbedaan individu atau faktor pribadi
yang membedakannya dari responden lain dan akan mempengaruhi keputusan pembeliannya. Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah gender, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, jumlah anggota keluarga, dan penghasilan.
4. Umur adalah usia responden pada saat penelitian ini dilakukan yang diukur dari tahun kelahiran sampai penelitian ini dilakukan yang dihitung dengan
pembulatan ke tanggal ulang tahun terdekat, diukur dengan skala rasio. 5. Jenis kelamin adalah jenis kelamin responden yang terdiri dari laki-laki dan
perempuan, diukur dengan skala nominal. 6. Jurusan fakultas adalah jenis program studi yang sedang dijalankan oleh
responden. 7. Uang saku adalah sejumlah uang yang diterima reponden setiap bulannya.
8. Tempat tinggal adalah tempat responden untuk tinggal dan menetap. 9. Pengetahuan responden adalah pengetahuan tentang keamanan pangan.
10. Persepsi responden adalah cara pandang responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
11. Sikap responden adalah sikap dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan
PT. Kraft Foods Inc. merupakan salah satu perusahaan global yang bergerak dalam bidang produksi makanan dan minuman yang berpusat di
Northfield Illinoi, Amerika Serikat. PT Kraft Foods Inc. didirikan oleh James L. Kraft pada tahun 1903. Adapun semboyan perusahaan adalah “Buat hari ini
nikmat”. PT. Kraft Foods Inc memiliki lebih dari 50 merek dengan pendapatan minimal 100 juta, dan terdapat sembilan merek yang merupakan penyumbang
pendapatan terbesar yaitu : 1. Kraft keju
2. Oscar mayer daging 3. Philadelphia keju
4. Maxwell kopi rumah 5. Nabisco kue dengan merek Oreo
6. Kopi yakub 7. Milka cokelat
8. LU biskuit PT. Kraft Foods Inc. tumbuh dan berkembang dengan cara fokus dan
bertahan memalui stategi perusahann seperti membangun high-performing organisasi, mengeksploitasi kemampuan penjual atau anak perusahaan yang
berada diberbagai negara di dunia. Kegiatan operasi perusahaan lebih dari 70 negara seluruh dunia, dengan penjualan lebih dari 150 negara, serta terdiri dari
180 pabrik dan terdapat 11 riset pusat pengembangan. Nabisco merupakan salah satu perusahaan yang telah diakuisisi oleh PT
Kraft Foods inc. Nabisco merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang makanan biskuit. PT. Nabisco berdiri pada tahun 1898 di Amerika
Serikat. Nama Nabisco pertama muncul di produk biskuit wafer gula pada tahun 1901. Kraft Inc berhasil mengakuisisi PT. Nabisco pada bulan Desember 2000.
Pada saat ini, Nabisco Inc merupakaan salah satu perusahaan terkenal dengan berbagai merk produk biskuit berkualitas seperti Oreo dan Ritz.
Kraft Inc merupakan salah satu perusahaan global yang memiliki cabang diberbagai negara diseluruh dunia seperti Australia, Indonesia, Italia, Jerman,