2. Fungsi mempertahankan ego. Sikap konsumen untuk menimbulkan kepercayan yang lebih baik untuk meningkatkan citra diri dan mengatasi dari
luar. 3. Fungsi ekspresi nilai. Sikap berfungsi menyatakan nilai-nilai, gaya hidup dan
identitas sosial dari seseorang. 4. Fungsi pengetahuan. Pengetahuan yang baik dari suatu produk seringkali
mendorong seseorang untuk menyukai produk tersebut, karena itu sikap positif suatu produk mencerminkan pengetahuan konumen terhadap suatu
poduk. Engel et al. 1994 menyatakan sikap yang penting dari sikap adalah
kepercayaan. Kepercayaan dapat mempengaruhi kekuatan hubungan antara sikap dan perilaku. Sikap yang dipegang dengan penuh kepercayaan biasanya akan
dapat diandalkan untuk membimbing perilaku. Kepercayaan dapat mempengaruhi kerentanan sikap terhadap perubahan. Sikap akan lebih resisten terhadap
perubahan bila dipegang dengan kepercayaan yang lebih besar. Sifat juga bersifat dinamis, dimana sikap akan berubah bersama waktu. Oleh karenanya perusahaan
dapat meperoleh manfaat dari penelitian sikap sebagai salah satu cara untuk mengantisipasi perubahan yang potensial dalam permintaan produk dan perilaku
konsumsi.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Pada September 2008 masyarakat Indonesia dikagetkan oleh pemberitaan media massa baik media elektronik maupun media cetak mengenai adanya isu
kandungan melamin dalam produk makanan dan minuman yang beredar dipasaran. Penemuan tersebut diawali dari adanya kasus kematian dan gagal ginjal
pada 56 bayi di China yang mengkonsumsi susu formula. Pemberitaan media masa menyebutkan bahwa Badan Pengawas Obat dan
Makanan telah melakukan penelitian terhadap produk-produk yang berbahan baku susu yang berasal dari China. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa
terdapat 28 produk makanan dan minuman yang dijual bebas dipasaran yang diduga mengandung melamin. Salah satu produk yang diduga mengandung
melamin adalah produk Oreo Wafer Stick yang diproduksi oleh PT. Nabisco Food
Suzhou Co. Ltd., China dngan kandungan melamin sebesar 366.08 mgkg dan 361.69 mgkg ukuran berbeda.
Oreo merupakan salah satu produk makanan yang banyak digemari masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang tua. Selain memiliki rasa yang
enak, jenis produknya pun beragam seperti Oreo Wafer Stick, Oreo Chocolate Sandwhice creme
, Oreo Sandwich doublestuf, dan Oreo Sandwich Strawberry Creme.
Oreo merupakan salah satu biskuit yang populer dimasyarakat. Sejak awal kemunculannya sampai sekarang Oreo telah mampu menarik perhatian
masyarakat. Hal ini terbukti bahwa produk Oreo mampu menguasai pangsa pasar untuk kategori biskuit susu. Produk Oreo yang beredar di Indonesia merupakan 90
persen produk buatan dalam negeri dan 10 persen merupakan produk impor dari Tiongkok China.
PT. Kraft Foods Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi pangan olahan biskuit. Produk biskuit yang diproduksi PT. Kraft
Indonesia adalah biskuit merek Oreo. PT. Kraft Indonesia merupakan salah satu anak perusahaan dari Kraft Food Inc yang berada di Amerika. Kraft Foods Inc
Kraft merupakan perusahaan pemimpin global dalam sektor makanan dan minuman bermerek asal Amerika. Di Asia, Kraft saat ini memiliki portofolio
lengkap dengan merek-merek produk yang tersebar di seluruh kategori biskuit seperti Oreo, Ritz, Chips Ahoy, Jacobs, Chipsmore, Twisties, Biskuat, Milk
Biscuit, Hi Calcium Soda, Tuc, dan Tiki. Adanya kesalahan pemaknaan dalam penerimaan informasi oleh
masyarakat serta adanya pemberitaan yang kurang spesifik dan informatif oleh media massa telah membuat masyarakat mencap semua produk Oreo mengandung
melamin. Padahal Produk Oreo yang diproduksi dalam negeri PT. Kraft Indonesia adalah aman untuk dikonsumsi.
Sebagai perusahaan yang terkena imbas kasus melamin, PT Kraft Indonesia memiliki kepentingan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap
merek yang dimilikinya. Persepsi konsumen penting diketahui oleh produsen, karena persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen. PT Kraft Indonesia ingin mengembalikan citra
perusahaannya serta mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap produk Oreo.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengetahuan responden mengenai keamanan pangan, menganalisis persepsi responden terhadap produk
Oreo setelah adanya isu melamin, menganalisis sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin, serta menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin..
Tingkat pengetahuan responden terhadap keamanan pangan, persepsi responden terhadap Produk Oreo dan sikap responden dalam mengkonsumsi
produk Oreo setelah adanya isu melamin dijelaskan dengan analisis deskriptif. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap responden dalam
mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin dianalisis dengan mengunakan analisis regresi logistik. Hasil keempat analisis yang dilakukan
adalah untuk menilai bagaimana persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setalah adanya isu melamin. Sehingga dapat memberikan rekomendasi
dalam perbaikan citraimage perusahaan PT. Kraft Indonesia. Secara ringkas kerangka pemikiran operasional penelitian ditunjukkan oleh Gambar 3.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional
Produk Oreo PT. Kraft Indonesia
Rekomendasi bagi PT. Kraft Foods Indonesia Tingkat pengetahuan
responden terhadap keamanan pangan.
Persepsi responden tentang produk Oreo
setelah adanya isu melamin.
Sikap responden terhadap produk Oreo
setelah adanya isu melamin.
Paparan media massa tentang isu melamin
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan sikap responden terhadap
produk Oreo setelah adanya isu
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dilaksanakan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor IPB. Penentuan
lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive karena penelitian ini mengambil mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor sebagai
responden. Lokasi yang menjadi tempat pemilihan responden umumnya adalah tempat-tempat mahasiswa mudah ditemui seperti asrama dan kantin asrama.
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2009.
4.2 Metode Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa S-1 Tingkat Persiapan Bersama TPB Institut Pertanian Bogor yang dipilih secara purposive. Tingkat
Persiapan Bersama dipilih dengan pertimbangan bahwa mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama tergolong remaja yang merupakan salah satu pangsa pasar dari
produk Oreo. Selain itu, mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama masih dalam proses transisi dari masa SMA ke Perguruan Tinggi. Tingkat Persiapan Bersama
juga memiliki jumlah mahasiswa terbanyak diantara seluruh kategori tingkatan mahasiswa di Institut Pertanian Bogor Lampiran 1, sehingga memiliki peluang
lebih besar dalam memperoleh contoh sesuai kriteria. Pengambilan sampel responden dilakukan dengan teknik Cluster Sampling
yang merupakan salah satu teknik pengambilan sampel dengan probability sampling
. Teknik probability sampling digunakan karena setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel
cluster sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memilih sampel
dari kelompok-kelompok unit yang kecil atau cluster Nazir, 2005. Cluster Sampling
digunakan karena populasi mahsiswa Tingkat Persiapan Bersama bersifat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil Cluster yaitu
mahasiswa-mahasiswa tersebut terdiri dari sembilan fakultas yaitu fakultas Pertanian, Kedokteran Hewan, Perikanan dan Ilmu Kelautan, Peternakan,