Meksiko, Timur Tengah, Hongkong, Malysia, dan lain sebagainya. Dengan pasar utama Australia, Kanada, Denmark, Jerman, Italia, Meksiko, Indonesia, Philipina,
Spanyol, Selandia Baru, Venezuela, dan lain sebagainya. PT. Kraft Foods Indonesia merupakan cabang perusahaan dari Kraft Inc.
PT. Kraft Foods Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri Consumer Product atau FMCG dan jenis perusahaannya adalah Perseroan
Terbatas PT yang berdasar pada perusahaan asing. PT. Kraft Foods Indonesia berlokasi di Graha Inti Fauzi Lt. 10 Jl. Buncit Raya No.22 Jakarta Selatan 12510.
PT. Kraft Foods Indonesia memiliki semboyan “Buat Hari ini Nikmat” dan memiliki strategi perusahaan yang sama dengan Kraft Inc. yaitu membangun
high- performing perusahaan. Pada awalnya PT. Kraft Foods Indonesia hanya
memproduksi produk keju dengan merek keju Kraft, tetapi setelah perusahaan Kraft Inc mengakuisisi perusahaan Nabisco yang merupakan produsen produk
makanan yang terkenal seperti Oreo, Ritz, dan Toblerone maka PT. Kraft Foods Indonesia pun selain memproduksi keju Kraft juga memproduksi produk Oreo,
Ritz, dan Toblerone. Pada mulanya Oreo diperkenalkan oleh perusahaan Nabisco pada bulan
Februari tahun 1912 dengan sasaran utama pasar di Inggris. Pada awalnya, biskuit Oreo berbentuk seperti gunung yang terdiri dari dua rasa, yaitu lemon dan krim.
Desain yang baru diperkenalkan pada tahun 1916. Biskuit ini terdiri dari dua lapisan yang berwarna cokelat kehitaman dengan bagian tengahnya terdapat krim.
Sejak diluncurkan di Indonesia pada tahun 1996, biskuit ini mendapat sambutan yang luar biasa, khususnya pada kaum anak-anak yang merupakan segmen utama
dari produk ini. Pada tahun 2000 perusahaan Nabisco diakuisisi oleh Kraft Inc. sehingga produk Oreo menjadi diproduksi oleh PT. Kraft Foods.
5.2 Keadaan Umum Asrama TPB IPB
Asrama mahasiswa TPB IPB terletak di dalam Kampus IPB Dramaga. Asrama terbagi menjadi dua lokasi, yaitu Asrama Mahasiswa Putra ASTRA dan
Putri ASTRI, yang dikelola oleh Badan Pengelola Pembinaan Akademik, Multibudaya dan Asrama BPPA TPB-IPB yang dipimpin oleh seorang Kepala
Asrama.
Asrama Mahasiswa Putra TPB-IPB terdiri atas tiga buah gedung utama yang diberi nama Gedung C1, Gedung C2, dan Gedung C3, dengan disertai
sebuah kantor tempat tinggal Manager Unit MU. Setiap gedung asrama terdiri dari 112 kamar. Asrama Mahasiswa Putri TPB-IPB terdiri atas empat buah
gedung utama yang bernama Gedung A1,Gedung A2, Gedung A3, dan RUSUNAWA Rumah Susun Mahasiswa, ditambah sebuah gedung yang terdiri
dari kantor BPPA, tempat tinggal MU, dan wartel. Gedung A1 memiliki 135 kamar, Gedung A2 dan A3 masing-masing memiliki 131 kamar, dan
RUSUNAWA memiliki 150 kamar. Setiap gedung asrama merupakan gedung yang memiliki dua lantai kecuali
RUSUNAWA yang merupakan bangunan baru terdiri dari empat lantai. Setiap asrama dipimpin oleh seorang MU, enam orang Senior Residence SR, beberapa
petugas administrasi, petugas keamanan, dan petugas kebersihan. Setiap lantai memiliki dua lorong lorong kiri dan kanan, dan memiliki kurang lebih 56 kamar
tidur, 32 kamar mandi, dan 16 WC. Di kiri dan kanan gedung pintu masuk setiap gedung disedikan rak sepatu dan sandal mahasiswa dan pengunjung.
Tiap kamar berukuran 3,7 X 3,9 m
2
dan dihuni oleh empat orang mahasiswa yang berbeda daerah asalnya dan berbeda program studinya. Fasilitas
yang terdapat di setiap kamar terdiri dari dua set tempat tidur bertingkat, satu lemari pakaian, dan dua meja belajar. Setiap gedung juga memiliki fasilitas
penunjang antara lain dua buah saluran telepon, dua buah televisi, mushola, ruang diskusi, kamar mandi, serta saluran telepon umum wartel yang dikelola oleh
pihak asrama dan kantin.
5.3 Karakteristik Umum Responden
Responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 92 orang yang merupakan mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama TPB Institut Pertanian
Bogor. Karakterisrik responden yang dianalisis meliputi jenis kelamin, umur, dan uang saku perbulan. Dari 92 responden yang diwawancarai sebagian besar
merupakan perempuan yaitu sebesar 56 responden atau sebesar 61 persen dari total responden. Sedangkan laki-laki sebesar 36 responden atau sebesar 39 persen
dari total responden Tabel 12. Responden perempuan lebih banyak dibandingkan dengan responden laki-laki hal ini dikarenakan jumlah mahasiswa
perempuan pada Tingkat Persiapan Bersama lebih banyak daripada mahasiswa
laki-laki Lampiran 1. Tabel 12. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin
No. Jenis Kelamin
Jumlah orang Persentase
1. 2.
Laki-laki Perempuan
36 56
39 61
Total 92 100
Tabel 13 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia. Berdasarkan hasil penelitian rentang usia mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama
TPB antara 17-20 tahun. Rentang usia tersebut dapat dimengerti karena mahasiswa Tingkat Persipan Bersama tergolong remaja. Sebagian besar
responden berusia 19 tahun, yaitu sebanyak 48 orang responden atau sebesar 52 persen dari total responden. Hal ini dikarenakan mahasiswa Tingkat Persiapan
Bersama merupakan mahasiswa tingkat pertama di Institut Pertanian Bogor IPB. Sedangkan kelompok usia paling sedikit adalah 17 tahun, yaitu sebanyak satu
orang responden atau sebesar 1 persen dari seluruh total responden.
Tabel 13. Sebaran responden berdasarkan usia
No. Usia tahun
Jumlah orang Persentase
1. 2.
3. 4.
17 18
19 20
1 40
48 3
1 43
52 3
Total 92 100
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sumberdaya konsumen. Setiap orang konsumen membawa tiga sumberdaya ke
dalam setiap situasi pengambilan keputusan, yaitu waktu, uang, dan perhatian penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan Umar, 2000. Dalam hal ini,
mahasiswa sebagai konsumen juga memiliki ketiga sumberdaya tersebut dalam hal mengkonsumsi produk Oreo.
Salah satu sumberdaya tersebut adalah uang yang dapat dinilai dari besarnya penerimaan yang diterima per bulan uang saku. Dalam penelitian ini
uang saku per bulan yang diterima oleh para responden berkisar antara Rp.
300.000 – Rp. 1.500.000. sebagian besar responden memiliki uang saku sebesar Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000,-. Sedangkan responden yang memiliki uang saku
diatas Rp. 1.000.000,- relatif lebih sedikit. Dari 92 responden, sebesar 67 responden atau sebesar 73 persen memiliki uang saku sebesar Rp. 500.000 – Rp.
1.000.000 per bulan. Responden yang memiliki uang saku kurang dari Rp. 500.000,- adalah sebanyak 23 responden atau sebesar 25 persen, sedangkan
responden yang memiliki uang saku diatas Rp. 1.000.000,- adalah sebanyak dua responden atau sebesar tiga persen Tabel 14. Berdasarkan wawancara dengan
responden, hampir seluruh responden menyatakan bahwa uang saku yang mereka terima adalah berasal dari orang tua.
Tabel 14. Sebaran responden berdasarkan uang saku per bulan No.
Uang saku per bulan rupiah Jumlah orang
Persentase 1.
2. 3.
500.000 500.000-1.000.000
1.000.000 23
67 2
25 73
2 Total 92
100
5.4 Perilaku PembelianKonsumsi Produk Oreo