VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO
SETELAH ADANYA ISU MELAMIN
Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo
setelah adanya isu melamin. Penggunaan model logistik pada penelitian ini disebabkan peubah yang digunakan bersifat kategorik, yaitu persepsi baik 1 dan
persepsi buruk 0, serta sikap positif 1 dan sikap negatif 0. Model antara persepsi dan sikap berbeda, sehingga pada penelitian ini terdapat dua model
logistik yaitu model logistik untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dan model
logistik untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
6.1 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Responden terhadap Produk Oreo Setelah Adanya Isu Melamin
Model logit untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dengan variabel tak bebas Y
yang menjadi pilihan responden, yaitu persepsi baik 1 atau persepsi buruk 0. Berdasarkan hasil penelitian, dari 92 responden diketahui bahwa sebanyak 15
responden berpandangan baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dan sebanyak 77 responden berpandangan buruk terhadap produk Oreo setelah
adanya isu melamin. Berdasarkan literatur terdahulu dan pertimbangan kenyataan pada lokasi
penelitian, terdapat enam variabel bebas yang diduga mempengaruhi keputusan responden untuk berpandangan atau berpersepsi terhadap produk Oreo setelah
adanya isu melamin. Keenam variabel bebas tersebut adalah usia, jenis kelamin, tempat tinggal, uang saku, tingkat pengetahuan terhadap keamanan pangan, dan
tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo. Variabel ke satu sampai empat mewakili faktor karakteristik responden dan variabel ke lima dan enam mewakili
faktor lingkungan. Hasil dugaan model logistik menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan
85 persen α=0,15 nilai statistik G sebesar 12.802 yang signifikan pada α=0,112
Lampiran 4. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan model tersebut cukup baik, artinya paling sedikit terdapat satu variabel bebas yang berpengaruh
nyata nilai koefisien tidak sama dengan nol terhadap tingkat persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
Persentase kebenaran model menduga persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin adalah sebesar 83,7 persen Lampiran 4. Hal ini
berarti bahwa terdapat kesalahan sebesar 16,3 persen dalam menduga tingkat persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dengan
menggunakan variabel-variabel bebas variabel X yang telah disebutkan diatas. Nilai koefisien pada output regresi logistik menunjukkan bagaimana
pengaruh variabel bebas tersebut terhadap variabel tak bebas Y, Y=1. Jika nilai koefisiennya negatif menunjukkan kemungkinan keputusan Y=1 berkurang atau
punya pengaruh negatif terhadap Y=1. Sedangkan jika koefisiennya positif, peluang untuk keputusan Y=1, lebih besar atau punya pengaruh positif terhadap
keputusan. Data masing-masing responden untuk tiap-tiap variabel dalam regresi
logistik terdapat pada Lampiran 3. Teknik estimasi parameter yang dipakai adalah teknik Maximum Likelihood Estimate MLE. Ringkasan hasil estimasi model
regresi logistik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dengan menggunakan teknik
Maximum Likelihood Estimate tampak pada Tabel 35. Adapun beberapa Tabel
output regresi logistik SPSS yang penting dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 32. Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Responden untuk Memiliki Persepsi Baik Terhadap
Produk Oreo Setelah Adanya Isu Melamin Variabel
Koefisien S.E.
Wald df
Sig.P-Value ExpB jenkel1
.304 .602
.255 1
.614 1.355
usia -.332
.520 .408
1 .523
.717 u_saku
.027 2
.987 u_saku1
19.188 28236.618 .000
1 .999
2.153E8 u_saku2
19.073 28236.618 .000
1 .999
1.921E8 pangan
3.709 2
.157
pangan1 1.601
1.115 2.063
1 .147
4.959
pangan2 -.052
1.515 .001
1 .973
.950 Oreo
2.674 2
.263 Oreo1
-.636 .802
.628 1
.428 .530
Oreo2 .697
1.071 .423
1 .515
2.007 Constant
-15.585 28236.620 .000
1 1.000
.000 Nilai Chi-Square atau Statistik Hosmer dan Lameshow adalah 12.802 dengan Sig
0,112, nilai statistik model Chi-Square test adalah 7.486. Setelah koefisien masing-masing parameter diestimasi, perlu dilakukan
pengujian apakah variabel penjelas yang diikutsertakan dalam model mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel tidak bebas. Ada dua cara yang dapat
dipergunakan untuk melakukan pengujian tersebut yaitu wald test dan likelihood ratio test.
Dengan uji Wald, variabel penjelas dikatakan mempunyai pengaruh yang nyata pada taraf
α jika P-value sig. variabel tersebut lebih kecil atau sama dengan
α tingkat peluangsignifikansi yang dipakai. Sementara dengan uji ratio likelihood
, variabel penjelas dikatakan mempunyai pengaruh yang nyata pada α
jika P-value variabel tersebut lebih kecil atau sama dengan α tingkat peluang
yang dipakai. Dalam penelitian in digunakan metode wald test. Berdasarkan Tabel 35 roduk Oreo setelah adanya isu melamin, hal ini
dikarenakan nilai P-value masing-masing variabel tersebut lebih besar daripada. α
α=0,15 yang digunakan dalam variabel tingkat pengetahuan pangan1 ditemukan berpengaruh nyata terhadap persepsi responden terhadap produk Oreo setelah
adanya isu melamin. Sedangkan jenis kelamin, usia, tingkat pengetahuan keamanan pangan1, tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo1, tingkat
pengetahuan Oreo2, uang saku, dan tempat tinggal merupakan variabel-variabel yang tidak signifikan mempengaruhi keputusan responden untuk memiliki
persepsi yang baik terhadap ppenelitian ini.terhadap Hasil pengolahan analisis regresi logistik dari enam variabel bebas baik
yang berpengaruh maupun tidak berpengaruh terhadap persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dapat dijelaskan sebagai
berikut : 1. Usia
Berdasarkan hasil logistik pada Tabel 32, bahwa nilai P-value usia lebih besar dari
α=0,15 yang berarti tidak signifikan atau variabel usia tidak mempengaruhi persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya
isu melamin. Jenis produk Oreo yang merupakan produk pangan yang dapat dikonsumsi oleh semua golongan usia mulai dari anak-anak sampai
orang tua tidak membatasi usia konsumennya untuk memiliki pandangan atau persepsi terhadap produk Oreo. Dengan demikian usia tidak
berperngaruh terhadap persepsi responden terhadap produk oreo setelah adanya isu melmin.
2. Jenis kelamin
Berdasarkan hasil logistik pada Tabel 32, nilai P-value jenis kelamin lebih besar dari
α=0,15 yang berarti tidak signifikan atau variabel jenis kelamin tidak tidak mempengaruhi persepsi responden terhadap produk Oreo
setelah adanya isu melamin. Produk Oreo merupakan produk yang dapat dikonsumsi oleh siapa saja baik laki-laki maupun perempuan, sehingga
baik laki-laki maupun perempuan tidak mempengaruhi persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
3. Uang saku
Nilai P-value uang saku yang lebih besar dari α=0,15 Tabel 32
menandakan bahwa uang saku responden tidak mempengaruhi persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Produk Oreo
merupakan produk pangan yang cukup terjangkau oleh semua golongan masyarakat, sehingga seseorang dengan uang saku berapapun dapat
berpandangan atau memiliki persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
4. Tingkat Pengetahuan keamanan pangan
Berdasarkan Tabel 32, bahwa variabel Tingkat pengetahuan pangan1 memiliki nilai P-value yang lebih kecil dari
α=0,15 yang berarti bahwa variabel tingkat pengetahuan pangan1 berpengaruh nyata terhadap persepsi
terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Nilai koefisiennya positif dan nilai odd ratio-nya adalah 4,959. Hal ini menunjukkan bahwa
responden yang memiliki tingkat pengetahuan keamanan pangan sedang memiliki peluang atau kemungkinan untuk memiliki persepsi baik
terhadap produk Oreo sebesar 4,959 kali lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan keamanan pangan
yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan keamanan pangan responden maka akan cenderung memiliki
persepsi yang baik terhadap produk Oreo. 5.
Tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo Berdasarkan Tabel 35, nilai P-value Tingkat pengetahuan terhadap produk
Oreo lebih besar dari α=0,15 yang berarti variabel tingkat pengetahuan
produk Oreo tidak berpengaruh secara nyata terhadap persepsi produk Oreo setelah adanya isu melamin. Produk Oreo merupakan produk yang
dapat dinikmati oleh semua masyarakat sehingga seseorang yang mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi terhadap produk Oreo dan
seseorang yang memiliki pengetahuan yang tidak cukup mendalam terhadap produk Oreo dapat mengkonsumsi produk Oreo. Dengan
demikian tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo tidak mempengaruhi persepsi produk Oreo setelah adanya isu melamin.
6.2 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Responden Terhadap Produk Oreo Setelah adanya Isu Melamin
Variabel bebas dalam model logit untuk menentukan sikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin berbeda dengan model logit pada tingkat
persepsi. Dimana dalam model logit untuk sikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin ditambahkan satu variabel bebas yaitu tingkat
persepsi responden setelah adanya isu melamin. Sehingga variabel bebas yang digunakan dalam model logit ini menjadi jenis kelamin, usia, tempat tinggal, uang
saku, tingkat pengetahuan keamanan pangan, tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo, dan tingkat persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya
isu melamin. Dari 92 responden yang diwawancarai, sebanyak 59 responden memiliki
sikap yang negatif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin, dan sebanyak 33 responden memiliki sikap positif terhadap produk Oreo setelah
adanya isu melamin. Pada tingkat kepercayaan 85 persen α=0,15, nilai statistik
G untuk model logistik ini adalah 18.952 yang signifikan pada α=0,026 Lampiran
5. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan model tersebut cukup baik, artinya paling sedikit ada satu variabel yang berpengaruh nyata nilai koefisien
tidak sama dengan nol terhadap sikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
Nilai koefisien pada output regresi logistik menunjukkan bagaimana pengaruh variabel bebas tersebut terhadap variabel tak bebas Y, Y=1. Jika nilai
koefisiennya negatif menunjukkan kemungkinan keputusan Y=1 berkurang atau punya pengaruh negatif terhadap Y=1. Sedangkan jika koefisiennya positif,
peluang untuk keputusan Y=1, lebih besar atau punya pengaruh positif terhadap keputusan.
Data masing-masing responden untuk tiap-tiap variabel terdapat pada lampiran 5. Ringkasan hasil estimasi model regresi logistik terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi sikap positif responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.dengan menggunakan teknik Maximum Likelihood Estimate tampak
pada Tabel 36. Adapun beberapa Tabel output regresi logistik SPSS yang penting dapat dilihat pada lamiran 6.
Tabel 33. Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Responden untuk Bersikap Positif Terhadap Produk
Oreo Setelah Adanya Isu Melamin Variabel
Koefisien S.E.
Wald Df Sig.P-Value
ExpB
prsepsi1 -2.311
.711 10.578
1 .001
.099 jen_kel1
-.906 .558
2.639 1
.104 .404
usia .342
.444 .595
1 .441
1.408 u_saku
.323 2
.851 u_saku1
-.618 1.616
.146 1
.702 .539
u_saku2 -.331
1.561 .045
1 .832
.718 pangan
1.277 2
.528 pangan1
-.616 .633
.946 1
.331 .540
pangan2 -.884
.890 .986
1 .321
.413 Oreo
1.272 2
.530 Oreo1
-.597 .667
.799 1
.371 .551
Oreo2 -1.045
.976 1.147
1 .284
.352 Constant
-3.234 8.727
.137 1
.711 .039
Nilai Chi-Square atau statistik Hosmer dan Lemeshow adalah 3.497 dengan sig.
0,899, nilai statistik Chi-Square test adalah 18.952. Uji signifikansi variabel bebas dilakukan dengan menggunakan metode
wald test , variabel penjelas dikatakan memiliki pengaruh yang nyata pada taraf
α jika P-value sig. variabel tersebut lebih kecil atau sama dengan
α tingkat peluangsignifikansi yang dipakai. Berdasarkan Tabel 33 variabel yang
berpengaruh nyata adalah tingkat persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dan jenis kelamin responden, sedangkan variabel yang tidak
berpengaruh nyata adalah usia, uang saku, tempat tinggal, tingkat pengetahuan keamanan pangan, tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo.
Hasil pengolahan regresi logistik dari tujuh variabel bebas baik yang signifikan maupun yang tidak signifikan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Usia Berdasarkan hasil logistik pada Tabel 33, bahwa nilai P-value usia
lebih besar dari α=0,15 yang berarti tidak signifikan atau variabel usia
tidak mempengaruhi sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Jenis produk Oreo yang merupakan produk pangan
yang dapat dikonsumsi oleh semua golongan usia mulai dari anak-anak sampai orang tua tidak membatasi usia konsumennya untuk memiliki
sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. 2. Jenis
kelamin Berdasarkan hasil logistik pada Tabel 33, nilai P-value jenis
kelamin lebih kecil dari α=0,15 yang berarti variabel jenis kelamin
mempengaruhi sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Nilai koefisiennya negatif dan Odd-rationya adalah 0,404 hal ini
berarti jenis kelamin laki-laki memiliki kemungkinan untuk memiliki sikap positif sebesar 0,414 kali lebih rendah dibandingkan jenis kelamin
perempuan. Dengan demikian responden perempuan memiliki kecenderungan bersikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu
melamin daripada responden laki-laki. Hal ini dapat dimengerti karena responden perempuan lebih banyak memiliki tingkat pengetahuan
keamanan pangan dan produk Oreo serta responden perempuan juga lebih banyak memiliki persepsi baik terhadap produk Oreo sehingga responden
perempuan lebih banyak memiliki kemungkinan untuk bersikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
3. Uang saku
Nilai P-value uang saku yang lebih besar dari α=0,15 Tabel 33
menandakan bahwa uang saku responden tidak mempengaruhi sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Produk Oreo
merupakan produk pangan yang cukup terjangkau oleh semua golongan masyarakat, sehingga seseorang dengan uang saku berapapun dapat
menentukan sikapnya terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. 4.
Tingkat Pengetahuan keamanan pangan Berdasarkan Tabel 33, bahwa Variabel Tingkat pengetahuan
pangan memiliki nilai P-value yang lebih besar dari α=0,15 yang berarti
bahwa variabel tingkat pengetahuan pangan tidak berpengaruh nyata terhadap sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu
melamin. Pproduk Oreo dapat menjangkau semua golongan masyarakat baik yang memiliki tingkat pengetahuan keamanan pangan yang tinggi
maupun yang rendah. Dengan demikian tingkat pengetahuan keamanan pangan tidak akan mempengaruhi sikap responden terhadap produk Oreo
setelah adanya isu melamin. 5.
Tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo Berdasarkan Tabel 33, nilai P-value Tingkat pengetahuan terhadap
produk Oreo lebih besar dari α=0,15 yang berarti variabel tingkat
pengetahuan produk Oreo tidak berpengaruh secara nyata terhadap sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Produk Oreo
merupakan produk yang dapat dinikmati oleh semua masyarakat sehingga seseorang yang mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi terhadap
produk Oreo dan seseorang yang memiliki pengatahuan yang tidak cukup mendalam terhadap produk Oreo dapat mengkonsumsi produk Oreo.
Dengan demikian tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo tidak mempengaruhi sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
6. Tingkat Persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin
Nilai P-value tingkat persepsi lebih kecil dari α=0,15 yang bearti
variabel tingkat persepsi mempengaruhi sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Nilai koefisiennya negatif dan odd-rationya
sebesar 0,099. Hal ini berarti responden yang memiliki persepsi buruk terhadap produk Oreo akan memiliki kemungkinan bersikap positif
terhadap produk Oreo sebesar 0,112 kali lebih rendah dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi baik terhadap produk Oreo.
Dengan demikinan responden yang memilki persepsi baik akan memiliki kecenderungan untuk bersikap positif terhadap produk Oreo. Hal ini sesuai
dengan dugaan awal bahwa semakin baik persepsi sesorang terhadap produk Oreo maka akan mempengaruhi sikap positif terhadap produk Oreo
setelah adanya isu melamin. Hasil analisis logistik menunjukkan bahwa variabel persepsi konsumen
terhadap suatu produk akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk tersebut. Setiap individu membuat keputusan dan membuat aksi berdasarkan
persepsi mereka sehingga konsumen bertindak dan beraksi pada umumnya berdasarkan persepsi mereka adalah hal yang benar.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN