Sampel 500 g
Fase n-heksana dikumpulkan dan dipekatkan dan dihitung rendemennya.  Ekstrak MeOH  setelah  partisi  n-heksana  dipartisi  kembali  dengan  etil  asetat,  diulang
sebanyak  3  kali.    Fase  etil  asetat  dikumpulkan  dan  dipekatkan,  lalu  dihitung rendemennya.    Ekstrak  metanol  sisa  partisi  dipekatkan  kembali  dan  dihitung
rendemen. Semua
ekstrak diuji
fitokimia dan
uji antioksidan
Miyaoka  et  al.  1998;  Ebada  et  al.  2008.      Diagram  alir  proses  ekstraksi  bahan aktif tambelo disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8   Diagram alir proses ekstraksi bahan aktif tambelo Ebada et al. 2008.
Ekstrak MeOH
Fase n-heksana
Ekstrak n-Heksana
Dipartisi dengan n-Heksana
Fase MeOH
Fase MeOH Maserasi 3x24 jam dengan  MeOH perbandingan 1:5
Penyaringan
Residu Filtrat
Evaporasi
Ekstrak MeOH
Dipartisi dengan etil asetat Fase etil asetat
Evaporasi Evaporasi
Ekstrak etil asetat
Evaporasi
3.3.2.2  Uji fitokimia Departemen Kesehatan RI 1995
a  Uji alkaloid Sampel sebanyak 1 gram ekstrak ditambahkan 10 mL metanol dan beberapa tetes
amoniak.  Fraksi metanol dipisahkan dan diasamkan dengan 10 tetes H
2
SO
4
2M. Fraksi  asam  diambil  kemudian  ditambahkan  pereaksi  Dragendrof,  Meyer,  dan
Wagner. b  Uji saponin
Sebanyak  50  mg  sampel  ditambah  dietil  eter.  Residu  yang  tidak  larut dalam dietil eter diambil, dipisahkan dan ditambahkan 5 ml air kemudian dikocok
sampai timbul busa yang stabil. c  Uji steroidTriterpenoid
Sampel  sebanyak  1  gram  ditambahkan  25  mL  etanol  30  dipanaskan
50
o
C  dan  disaring.    Filtratnya  diuapkan  kemudian  ditambahkan  eter.    Lapisan eter  yang  terbentuk  dipipet  dan  diletakkan  papan  uji    spot  plate  dengan
menambahkan  pereaksi  Liebermen  Buchard  3  tetes  asam  asetat  anhidrin  dan 1  tetes  H
2
SO
4
pekat,  selanjutnya  diamati  warna  yang  terbentuk,  jika  terbentuk warna hijau adalah steroid dan warna merah adalah triterpenoid.
d  Uji Flavonoid Sebanyak  1  gram  sampel  ditambah  metanol  30  sampai  terendam
kemudian  dipanaskan.    Filtratnya  ditaruh  ke  dalam  spot  plate  papan  uji kemudian  ditambahkan  H
2
SO
4
pekat,  adanya  flavonoid  ditunjukkan  oleh terbentuknya warna merah akibat penambahan H
2
SO
4
. e  Uji Tanin
Sebanyak  50  mg  sampel  dilarutkan  dalam  5  ml  etanol  ditambah  dengan beberapa  tetes  pereaksi  FeCl
3
1  .  Adanya  tannin  ditunjukan  dengan terbentuknya warna hijau, biru atau ungu.
f  Fenol hidrokuinon pereaksi FeCl
3
Sebanyak  1  g  sampel  diekstrak  dengan  20  ml  etanol  70.  Larutan  yang dihasilkan  diambil  sebanyak  1  ml  kemudian  ditambahkan  2  tetes
larutan FeCl
3
5.  Terbentuknya warna hijau atau hijau biru menunjukkan adanya senyawa fenol dalam bahan.
3.3.2.3   Uji aktivitas antioksidan Yeh dan Cen 1995
Pengujian  aktivitas  antioksidan  dilakukan  dengan  menggunakan  metode perendaman
radikal bebas
DPPH 1,1-diphenyl-2-picrlhylhydrazyl
Yeh  dan  Cen  1995.  Prinsip  kerjanya  pada  sampel  mengandung  senyawa bersifat antioksidan yang dapat meredam radikal bebas DPPH. Uji ini dilakukan
terhadap  e kstrak  tambelo.    Ekstrak  dilarutkan  dalam  metanol  dan  dibuat  dalam
berbagai konsentrasi  20, 40, 60, dan  80 ppm, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ekstrak tersebut masing-masing ditambahkan 200
μl larutan DPPH 1mM  dalam  metanol.    Volume  dicukupkan  sampai  5  mL,  kemudian  diinkubasi
pada suhu kamar selama 30 menit. Serapan sampel tersebut diukur pada panjang gelombang 515 nm.
Butylated hydroxytoluene BHT dan vitamin super ester C
digunakan sebagai kontrol positif, dan untuk pembanding dengan masing-masing kosentrasi 4, 6, 8, dan 10 ppm.  Hambatan dihitung dengan rumus.
Nilai  absorbansi  sampel  diperoleh  persentase  penghambatan  aktivitas radikal  bebas.    Persamaan  regresi  diperoleh  dari  hubungan  antara  kosentrasi
sampel dan persentase penghambatan aktivitas radikal bebas.  Nilai kosentrasi dan hambatan  ekstrak  diplotkan  masing-masing  pada  sumbu  x  dan  y.    Persamaan
regresi  yang diperoleh dalam bentuk  y = bx + a. Persamaan ini digunakan untuk mencari  Inhibition  Concentration  50    IC
50
dengan  memasukkan  angka  50 sebagai  y  sehingga  didapatkan  nilai  x  sebagai  IC
50
.    Pengujian  ini  dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.
3.3.2.4  Fraksinasi senyawa antioksidan
Fraksinasi  terhadap  ekstrak  kasar  tambelo  dilakukan  pada  ekstrak  yang memiliki  aktivitas  antioksidan  tertinggi  ekstrak  terpilih.    Metode  yang
digunakan ada dua macam, yaitu kromatografi lapis tipis KLT dan kromatografi kolom KK.
a   Kromatografi lapis tipis  KLT Pada  penelitian  ini,  pemilihan  pelarut  untuk  fraksinasi  dilakukan  dengan
mencoba  beberapa  kombinasi  untuk  mengembangkan  spot  ekstrak  terpilih  pada