Kandungan fitokimia ekstrak tambelo

Berdasarkan hasil uji fitokimia ekstrak kasar tambelo, bahwa ekstrak metanol memiliki senyawa alkaloid yang sangat tinggi. Hal ini diduga senyawa alkaloid merupakan senyawa polar, karena senyawa yang terbawa pada proses ekstraksi adalah senyawa yang mempunyai polaritas sesuai dengan pelarutnya yaitu pelarut metanol. Khopkar 2003 berpendapat bahwa bahan dan senyawa kimia akan mudah larut pada pelarut yang relatif sama kepolarannya. Pelarut yang bersifat polar mampu mengekstrak senyawa alkaloid kuartener, komponen fenolik, karotenoid, tanin, gula, asam amino, dan glikosida Harborne 1987. Alkaloid adalah senyawa alami amina, baik pada tanaman, hewan, ataupun jamur dan merupakan produk yang dihasilkan dari proses metabolisme sekunder, saat ini diketahui sebanyak 5.500 jenis alkaloid Harborne 1987. Pada umumnya, alkaloid bebas basa hanya larut dalam pelarut organic, meskipun beberapa pseudoalkaloida dan protoalkaloida yang larut dalam air. Garam alkaloida kuarterner sangat larut dalam air Sastrohamidjojo 1996. Ekstrak etil asetat tambelo Tabel 8 diketahui mengandung senyawa flavonoid yang tinggi. Hal ini karena pelarut etil asetat bersifat semi polar sehingga memiliki kemampuan melarutkan senyawa polar dan non polar. Flavonoid merupakan senyawa polar yang mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih atau suatu gula sehingga akan larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air Harborne 1987. Flavonoid merupakan golongan senyawa polifenol yang terdiri atas 15 karbon sebagai kerangka dasarnya. Kelima belas atom karbon tersebut membentuk dua cincin aromatik C6 yang terikat pada rantai propana C3 sehingga membentuk susunan C6-C3-C6. Berdasarkan susunan ini dapat dihasilkan 3 jenis stru ktur, yaitu flavonoid 1’B-2C, isoflavonoid 1’B-3C, dan 1 neoflavonoid 1’B-4C. Menurut Pratt dan Hudson 1990, polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin, dan kalkon. Cos et al. 1998 melaporkan bahwa beberapa senyawa flavonoid bersifat antioksidan dan dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase maupun reaksi superoksida. Kemudian dilaporkan juga senyawa flavonoid dari stereospermum personatum selain bersifat antioksidan, senyawa tersebut juga dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase Kumar et al. 2006. Berdasarkan hasil uji fitokimia, ekstrak n-heksana tambelo mengandung senyawa steroid yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat pada ekstrak n-heksana bersifat non polar. Steroid merupakan golongan senyawa triterpenoid yang dapat diklasifikasikan menjadi steroid dengan atom karbon tidak lebih dari 21 yaitu sterol, sapogenin, glikosida jantung dan vitamin D. Steroid alami berasal dari berbagai transformasi kimia dua triterpena yaitu lanosterol dan sikloartenol. Senyawa steroid dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat Harbone 1987. Ada beberapa steroid seperti, fukosterol, diisolasi dari sumber daya hayati laut bersifat non toksik dan mempunyai khasiat menurunkan kolesterol dalam darah dan mendorong aktivitas antidiabetes Bhakuni et al. 2005.

4.2.3 Aktivitas antioksidan ekstrak tambelo

Pengujian aktivitas antioksidan dalam penelitian ini menggunakan metode DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl Molyneux 2004; Vattem dan Shetty 2006. Senyawa DDPH adalah suatu radikal bebas stabil yang dapat bereaksi dengan radikal lain membentuk senyawa yang lebih stabil dan dapat bereaksi dengan atom hidrogen membentuk DPPH tereduksi diphenylpicrylhydrazine yang stabil. Suatu senyawa dapat dikatakan memiliki aktivitas antioksidan apabila senyawa tersebut mampu mendonorkan atom hidrogennya ditandai dengan perubahan warna ungu menjadi kuning pucat Molyneux 2004. Perubahan warna yang mengindikasikan adanya reaksi peredaman radikal bebas DPPH oleh senyawa antioksidan baik pada larutan ekstrak tambelo maupun pada larutan BHT dan vitamin super ester C. Perubahan warna pada ekstrak tambelo dapat dilihat pada Lampiran 7. Besarnya daya peredaman radikal bebas DPPH maka dilakukan pengukuran absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 515 nm. Pengukuran absorbansi dilakukan pada setiap sampel antioksidan yang dibuat dengan berbagai konsentrasi. Secara teoritis, semakin tinggi kosentrasi antioksidan yang ditambahkan pada larutan DPPH, maka nilai absorbansi akan semakin turun karena warna larutan bertambah kuning. Peredaman inhibisi terhadap radikal bebas dinyatakan dalam persen, dan aktivitas antioksidan dinyatakan dengan IC 50 Inhibition Concentration yang menunjukkan kosentrasi sampel antioksidan yang dapat menghambat atau meredam aktivitas antioksidan yang semakin tinggi atau dengan kata lain IC 50 sebagai kosentrasi senyawa antioksidan yang menyebabkan hilangnya 50 aktivitas DPPH. Semakin kecil nilai IC 50 berarti aktivitas antioksidannya semakin tinggi Molyneux 2004. Nilai IC 50 dari ekstrak tambelo, BHT, dan vitamin super ester C disajikan pada Gambar 12. Gambar 12 Nilai IC 50 dari ekstrak tambelo, BHT, dan vitamin super ester C. Tabel 9 memperlihatkan bahwa nilai aktivitas antioksidan pada BHT dengan nilai IC 50 3,35 ppm dan vitamin super ester C yaitu 8,27 ppm jauh leih ebih kecil dibandingkan dengan ketiga ekstrak kasar tambelo Tabel 9 Aktivitas antioksidan ekstrak tambelo