Bobot Isi Bulk Density

terdiri atas ruang diantara partikel pasir, debu dan liat serta ruang diantara agregat tanah. Menurut ukurannya ruang pori total terdiri dari ruang pori kapiler yang dapat menghambat pergerakan air menjadi pergerakan kapiler dan ruang pori non kapiler tempat pergerakan udara dan perkolasi air secara cepat atau disebut pori drainase. Tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi dibandingkan tanah berstruktur massive pejal. Tanah dengan tekstur kasar seperti tekstur pasir mempunyai pori makro lebih banyak sehingga sulit untuk menahan air. Porositas tanah dipengaruhi oleh: kandungan bahan organik, struktur tanah dan tekstur tanah Hardjowigeno, 1995.

2.4.3. Permeabilitas tanah

Permeabilitas adalah kecepatan bergeraknya air pada suatu media tanah dalam keadaan jenuh, dan dinyatakan dalam cmjam. Penetapan permeabilitas dilakukan dengan menggunakan hukum Darcy. Menurut Hillel 1971, faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas tanah antara lain: tekstur tanah, porositas dan distribusi ukuran pori serta kadar bahan organik tanah. Stallings 1957 dan Baver et al., 1972 mengemukakan bahwa vegetasi biasanya akan menentukan distribusi ukuran pori tanah. Tanaman dengan erakaran lebih banyak dan menyumbangkan bahan organik yang lebih tinggi cenderung meningkatkan pori makro yang lebih banyak dengan demikian permeabilitas tanah akan meningkat. Klasifikasi permeabilitas tanah menurut Uhland dan O’neal dalam Hardjowigeno, Widiatmaka, dan Yogaswara, 1999 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi Permeabilitas Uhland dan O’neil,1951 dalam Hardjowigeno, Widiatmaka, dan Yogaswara, 1999. Kelas Permeabilitas cmjam Sangat lambat 0.125 Lambat 0.125 – 0.50 Agak lambat 0.50 – 2.0 Sedang 2.0 – 6.25 Agak cepat 6.25 – 12.5 Cepat 12.5– 25 Sangat Cepat 25

2.5 Klasifikasi Tanah

Klasifikasi tanah adalah penggolongan tanah dalam berbagai kumpulan berdasarkan ciri-ciri tertentu secara bertingkat, dan berfungsi untuk membeda- bedakan tanah berdasarkan atas sifat-sifat yang dimilikinya Hardjowigeno, 1993. Tujuan klasifikasi tanah menurut Buol et al. 1980 adalah : 1. Menata atau mengorganisir pengetahuan tentang tanah. 2. Memudahkan mengingat sifat dan perilaku tanah. 3. Mengetahui hubungan antar individu tanah. 4. Mengelompokkan tanah untuk tujuan yang lebih praktis antara lain: menaksirkan sifat-sifat dan produktivitasnya, menentukan kemampuan lahan, menentukan areal untuk penelitian atau kemungkinan ekstrapolasi hasil penelitian di tempat lain dan sebagainya. 5. Mempelajari hubungan-hubungan dan sifat tanah baru. Salah satu sistem klasifikasi tanah yang dikenal sekarang ini adalah Taksonomi Tanah atau Soil Taxonomy yang diperkenalkan oleh USDA pada tahun 1975. Indonesia termasuk negara yang merekomendasikan penggunaan sistem ini dalam pembuatan peta tanah pada setiap survei tanah. Sistem ini dinilai lebih komprehensif dibanding dengan sistem yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tanah PPT, 1983 maupun FAOUNESCO 1974 Rachim dan Suwardi, 2002. Sistem ini menggunakan enam kategori yaitu Order, Suborder, Greatgroup, Subgroup, Family dan Series sangat berbeda dengan klasifikasi