Dalam pengamatan horison dalam suatu profil di lapang, harus ditentukan batas antar horison dan kejelasan topografi serta batas dan bentuk topografi. Kelas
batas dan kejelasan topografi horison ditentukan berdasarkan: sangat jelas lebar peralihan 2cm, jelas lebar peralihan 2-5 cm, berangsur lebar peralihan 5-12
cm, baur lebar peralihan 12 cm. Sedangkan batas dan bentuk topografi ditentukan berdasarkan: rata, berombak, tidak teratur dan putus.
2.3.2. Warna Tanah
Warna tanah merupakan sifat morfologi yang paling mudah diidentifikasi dan merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Warna tanah dicatat dengan
menggunakan notasi dalam Munsell Soil Color Chart. Notasi ini menggambarkan warna dalam tiga variabel yaitu: hue, value dan kroma. Hue adalah spektrum yang
dominan dan sesuai dengan panjang gelombang. Value menunjukkan gelap terangnya warna sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Kroma
menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum Buol et al. 1980. Hue terdiri dari lima warna utama biru, hijau, kuning, merah, ungu dan
lima warna campuran hijau kebiruan, kuning kehijauan, merah kekuningan, ungu kemerahan, biru keunguan. Setiap hue memiliki skala dari 0 sampai 10, dengan
selang 2.5 sehingga urutan skalanya adalah 0, 2.5, 5, 7.5 dan 10. Value mempunyai nilai 0-8, semakin tinggi nilai value warna makin terang. Kroma juga
mempunyai nilai 0-8, semakin tinggi nilai kroma menunjukkan niai spektrum atau kekuatan warna spektrum makin meningkat.
Warna tanah semakin gelap menunjukkan kandungan bahan organik semakin tinggi, warna merah menunjukkan tanah berdrainase baik karena
senyawa Fe dalam keadaan oksidasi, warna abu-abu menunjukkan tanah berdrainase buruk yaitu tanah yang selalu tergenag air dimana senyawa Fe dalam
keadaan reduksi. Perbedaan warna digunakan untuk membeda-bedakan deret lapisan dalam
profil. Pada umumnya lapisan teratas lebih tua dibandingkan dengan lapisan dibawahnya. Terkadang lapisan yang berwana lebih muda diikuti oleh lapisan
yang lebih tua lagi. Seringkali warna dipergunakan untuk memberikan nama pada suatu tanah. Selain warna pokok terdapat jenis warna lain sehingga terdapat
berbagai jenis variasi warna dalam satu profil atau horison Wirdjodihardjo, 1953.
2.3.3. Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif diantara fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung dalam suatu massa tanah Suwardi dan Wiranegara,
2000. Fraksi pasir mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada fraksi debu dan liat. Pasir berukuran 2 mm-50 µm, debu berukuran 50 µm-2 µm, dan liat
berukuran 2 µm. Berdasarkan perbandingan banyaknya butir pasir, debu dan liat maka
tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur : 1.
Kasar : pasir, pasir berlempung.
2. Agak kasar : lempung berpasir.
3. Sedang
: lempung, lempung berdebu, debu. 4.
Agak halus : Lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu. 5.
Halus : liat berpasir, liat berdebu, liat.
Tekstur merupakan sifat fisik yang penting dalam menentukan aerasi tanah, konsistensi tanah, permeabilitas dan infiltrasi. Selain itu tekstur berkaitan erat
dengan luas permukaan, daya adsorbsi, plastisitas dan daya kohesi yang semuanya merupakan penentu bagi semua reaksi fisik-kimia yang terjadi di dalam tanah
Staff Pusat Penelitian Tanah, 1990. Tanah-tanah yang bertekstur pasir dan debu mempunyai luas permukaan
yang kecil sehingga sulit menahan air dan menjerap unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan
menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur kasar Hardjowigeno, 1995.
Penetapan tekstur di lapang dilakukan dengan membasahi massa tanah kemudian dipijid dan dipirid antara ibu jari dan jari telunjuk, dengan
memperhatikan adanya rasa kasar untuk tekstur pasir, rasa licin untuk tekstur debu dan rasa lekatuntuk tekstur liat di antara kedua jari tersebut. Berdasarkan
rasa kasar, licin, kelekatan dan gejala piridan dapat ditentukan kelas tekstur di lapang Suwardi, 2000.
2.3.4. Struktur Tanah