Permeabilitas tanah Sifat Fisik Tanah

Tabel 1. Klasifikasi Permeabilitas Uhland dan O’neil,1951 dalam Hardjowigeno, Widiatmaka, dan Yogaswara, 1999. Kelas Permeabilitas cmjam Sangat lambat 0.125 Lambat 0.125 – 0.50 Agak lambat 0.50 – 2.0 Sedang 2.0 – 6.25 Agak cepat 6.25 – 12.5 Cepat 12.5– 25 Sangat Cepat 25

2.5 Klasifikasi Tanah

Klasifikasi tanah adalah penggolongan tanah dalam berbagai kumpulan berdasarkan ciri-ciri tertentu secara bertingkat, dan berfungsi untuk membeda- bedakan tanah berdasarkan atas sifat-sifat yang dimilikinya Hardjowigeno, 1993. Tujuan klasifikasi tanah menurut Buol et al. 1980 adalah : 1. Menata atau mengorganisir pengetahuan tentang tanah. 2. Memudahkan mengingat sifat dan perilaku tanah. 3. Mengetahui hubungan antar individu tanah. 4. Mengelompokkan tanah untuk tujuan yang lebih praktis antara lain: menaksirkan sifat-sifat dan produktivitasnya, menentukan kemampuan lahan, menentukan areal untuk penelitian atau kemungkinan ekstrapolasi hasil penelitian di tempat lain dan sebagainya. 5. Mempelajari hubungan-hubungan dan sifat tanah baru. Salah satu sistem klasifikasi tanah yang dikenal sekarang ini adalah Taksonomi Tanah atau Soil Taxonomy yang diperkenalkan oleh USDA pada tahun 1975. Indonesia termasuk negara yang merekomendasikan penggunaan sistem ini dalam pembuatan peta tanah pada setiap survei tanah. Sistem ini dinilai lebih komprehensif dibanding dengan sistem yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tanah PPT, 1983 maupun FAOUNESCO 1974 Rachim dan Suwardi, 2002. Sistem ini menggunakan enam kategori yaitu Order, Suborder, Greatgroup, Subgroup, Family dan Series sangat berbeda dengan klasifikasi yang telah ada sebelumnya. Sistem ini merupakan sistem yang benar-benar baru baik mengenai cara-cara penamaan tata nama maupun definisi-definisi mengenai horison-horison penciri ataupun sifat-sifat penciri lain yang digunakan untuk menentukan jenis-jenis tanah Buol et al., 1980. Menurut Hardjowigeno 1993, kategori order menggunakan faktor pembeda ada tidaknya horison atau sifat penciri tertentu serta jenis atau sifat dari horison penciri tersebut. Suborder menggunakan faktor pembeda keseragaman genetik, misalnya sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan penggaruh pengendapan oleh aliran air, regim kelembaban tanah, bahan induk pasir, horison dan sifat-sifat penciri tanah tertentu, tingkat pelapukan bahan organik untuk tanah organik. Kesamaan jenis, tingkat perkembangan dan susunan horison, kejenuhan basa, regim kelembaban, ada tidaknya lapisan penciri, seperti plintit, fragipan, duripan menunjukkan sifat pembeda kategori great group. Sedangkan pada kategori subgroup, terdiri dari sifat-sifat inti dari great group subgroup typic, sifat-sifat tanah peralihan ke great group lain, suborder atau order, sifat-sifat tanah peralihan ke bukan tanah. Kategori famili sifat-sifat pembeda antara lain: sebaran besar butir, susunan mineral liat, regim temperatur pada kedalaman 50 cm. sedangkan pada tingkat seri faktor pembedanya antara lain : susunan horison, warna, tekstur, struktur, konsistensi, reaksi tanah dari masing-masing horison, sifat-sifat kimia dan mineral masing-masing horison.

2.6 Pemetaan dan Peta Tanah

Pemetaan tanah merupakan suatu usaha untuk menggambarkan sebaran jenis-jenis tanah yang terdapat pada suatu daerah. Kegiatan pemetaan tanah mencakup identifikasi dan klasifikasi tipe-tipe tanah yang terdapat pada suatu wilayah serta membatasi distribusinya dan dituangkan kedalam peta tanah. Andahl 1958, dalam Buol et al., 1980 menyatakan bahwa pemetaan tanah merupakan suatu kegiatan mengorganisasikan dan memperkenalkan ilmu pengetahuan mengenai karakteristik, kualitas dan tingkah laku tanah yang diklasifikasikan dan digambarkan ke dalam suatu peta. Peta tanah biasanya dibuat dengan memperhatikan berbagai peta lainnya yang bersifat lebih umum, seperti peta geologi, peta topografi dan potret udara. Ketiga peta tersebut merupakan alat