Klasifikasi Tanah HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Klasifikasi Tanah

Klasifikasi tanah dilakukan berdasarkan hasil pengamatan sifat morfologi tanah di lapang tanpa analisis laboratorium yang digunakan untuk mempertegas dan melengkapi sifat morfologi di lapang. Hasil klasifikasi tentu saja tidak mencerminkan klasifikasi tanah yang sebenarnya. Akan tetapi karena fokus penelitian adalah keragaman maka yang dipentingkan dari hasil klasifikasi adalah pengelompokkan bukan pada penamaannya. Sifat morfologi yang memiliki bahan induk batu liat, horison penciri bawah argilik yang dicirikan oleh peningkatan liat pada horison eluviasi A ke horison iluviasi B, memiliki selaput liat, tekstur terasa lebih halus dari horison diatasnya dan memiliki regim kelembaban udik. Berdasarkan ciri tersebut, sifat morfologi tanah ini dikategorikan kedalam subgroup Typic Hapludults. Sifat morfologi tanah yang berasal dari bahan induk abu vulkan, tidak memiliki horison penciri bawah yaitu argilik dicirikan oleh peningkatan liat dari horison eluviasi A ke horison iluviasi B yang tidak terlalu nyata, memiliki konsistensi gembur dan tingkat perkembangan struktur sedang, tidak adanya selaput liat dan memiliki regim kelembaban udik. Berdasarkan ciri tersebut, sifat morfologi tanah ini dikategorikan kedalam subgroup Typic Dystrudepts. Sedangkan sifat morfologi tanah yang memiliki ordo Inceptisol, berasal dari bahan induk abu vulkan, terjadi proses gleisasi sehingga warna tanah kelabu kebiruan sampai kelabu kehijauan dibawah horison A. tekstur terasa agak halus dan mempunyai regim kelembaban aquik. Berdasarkan ciri tersebut, sifat morfologi tanah ini dikategorikan kedalam subgroup Typic Endoaquepts. Dan sifat morfologi tanah yang berasal dari bahan induk batu kapur, memiliki horison penciri bawah yaitu argilik dicirikan oleh kandungan liat yang tinggi pada horison B, konsistensi lekat dalam keadaan basah, adanya selaput liat, terdapat batu kapur pada kedalaman 50 cm dan memiliki regim kelembaban udik. Berdasarkan ciri tersebut, sifat morfologi tanah ini dikategorikan kedalam subgroup Lithic Argiudalfs. Sifat morfologi tanah berdasarkan titik pemboran dapat dilihat pada Gambar lampiran 5. Tanah pada kategori subgroup Typic Hapludults mempunyai susunan horison A, AB, Bt1, Bt2 dan Bt3. Setiap lapisan horison memiliki ketebalan yang berbeda-beda. Pada lapisan 1 terdapat horison A dengan warna cokelat gelap kekuningan 7,5 YR 34 memiliki tekstur lempung berpasir dengan konsistensi gembur lembab dan konsistensi basah agak lekat dan agak plastis. Pada lapisan 2 memiliki horison AB yaitu horison transisi dari A ke B dimana sifat horison A lebih dominan. Memiliki warna cokelat 7,5 YR 44, lapisan 3 berwarna cokelat gelap kekuningan 10 YR 36, lapisan 4 dan 5 berwarna cokelat kuat dengan hue 7,5, value 4-5 dan kroma 6. Tekstur lapisan 2 sampai 5 adalah liat dengan konsistensi lembab teguh, sedangkan konsistensi basah lekat dan plastis. Tanah pada kategori subgroup Typic Dystrudepts mempunyai susunan horison A, AB dan B. Warna pada semua lapisan adalah cokelat gelap kekuningan dengan hue 10 YR, value 3 dan kroma 3-6. Sedangkan tekstur pada lapisan 1 adalah lempung berpasir, lapisan 2 dan 3 memiliki tekstur pasir. Konsistensi dalam keadaan lembab adalah gembur, konsistensi dalam keadaan basah agak lekat dan plastis pada semua lapisan. Tanah pada kategori subgroup Typic Dystrudepts memiliki susunan horison A dengan ketebalan 0-35 cm dan Bg dengan ketebalan 35-120 cm. Lapisan 1 memiliki warna cokelat kuat 7,5 YR 46 dan lapisan 2 dengan warna kelabu kehijauan 45 GY dimana lapisan ini sering jenuh air sehingga terjadi reduksi. Pada semua lapisan memiliki tekstur lempung liat berdebu dan konsistensi dalam keadaan basah yaitu agak lekat dan agak plastis. Sedangkan tanah pada kategori subgroup Lithic Argiudalfs memiliki susunan horison A dengan ketebalan horison 0-12 cm, AB dengan ketebalan 12-37 cm dan Bt dengan ketebalan 37-60 cm terdapat batuan kapur. Semua lapisan memiliki cokelat gelap sampai cokelat kuat dengan hue 7,5 YR, value 3-4 dan kroma 4-6, dengan tekstur liat, konsistensi dalam keadaan lembab teguh dan konsistensi dalam keadaan lembab lekat dan plastis. Tabel 5. Sebaran Subgroup, Bentuk Lahan dan Bahan Induk Subgroup Bentuk Lahan Bahan Induk Typic Hapludults Puncak crestslope Lereng A, B dan C Batu Liat Punggung backslope Lereng A, B, C, D, E dan F Kaki footslope Lereng A Typic Dystrudepts Puncak crestslope Lereng B Abu Volkan Punggung backslope Lereng B, C, D dan E Kaki footslope Lereng A, B dan C Lithic Argiudalfs Punggung backslope Lereng B dan C Batu Kapur Kaki footslope Lereng A dan C Typic Endoaquepts Kaki footslope Lereng A Abu Volkan Tabel 5 tersebut menunjukkan bahwa subgroup Typic Hapludults dijumpai pada puncak lereng dengan kelas lereng datar hingga landai, punggung lereng dengan kelas lereng datar hingga sangat curam dan kaki lereng dengan kelas lereng datar. Subgroup Typic Dystrudepts berada pada puncak lereng dengan kelas lereng agak landai, punggung lereng dengan kelas lereng agak landai hingga agak curam dan kaki lereng dengan kelas lereng datar hingga landai. Pada subgroup Lithic Argiudalfs berada pada punggung lereng dengan kelas lereng agak landai dan landai dan kaki lereng berada pada kelas lereng datar dan landai. Sedangkan pada tanah Typic Endoaquepts berada pada kaki lereng dengan kelas lereng datar. Sebaran-sebaran subgroup ini pada suatu bentuk lahan menunjukkan hubungan yang tidak konsisten, dimana subgroup yang sama dijumpai pada bentuk lahan yang berbeda dan sebaliknya pada bentuk lahan yang sama bisa dijumpai subgroup yang berbeda. Hasil klasifikasi Taksonomi Tanah kategori subgroup disajikan pada Gambar 9. Gambar 9. Peta Tanah Lokasi Penelitian

5.4. Keragaman Sifat Fisik Tanah