1. Ketahanan bahan tanah terhadap perubahan bentuk atau pecah.
2. Ketahanan tanah terhadap penetrasi.
3. Plastisitas, kekerasan, dan kelekatan bahan tanah terhadap jenuh air.
4. Sifat yang ditunjukkan oleh bahan tanah terhadap tekanan.
Sifat-sifat konsistensi tanah harus disesuaikan dengan kandungan air pada tanah tersebut, apakah tanah dalam keadaan lembab, basah atau kering.
Konsistensi tanah dalam keadaan lembab, dibedakan menjadi konsistensi gembur mudah diolah sampai teguh agak sulit diolah. Dalam keadaan kering,
dibedakan menjadi lunak sampai keras. Dalam keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari
tidak lekat sampai lekat. Dalam keadaan lembab atau kering konsistensi tanah ditentukan dengan meremas segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah
hancur maka tanahnya dikatakan berkonsistensi gembur lembab atau lunak kering. Bila gumpalan tanah sukar hancur dengan remasan tersebut, tanah
dikatakan berkonsistensi teguh lembab atau keras kering. Sedangkan dalam keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari melekat atau tidak
melekat atau mudah tidaknya membentuk bulatan dan kemampuannya
mempertahankan bentuk tersebut Soil Survey Staff, 1998.
2.4 Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah merupakan salah satu sifat yang digunakan untuk menentukan kemampuan tanah baik untuk pengelolaan maupun penggunanan
suatu lahan. Beberapa sifat fisik tanah antara lain: kadar air tanah kadar air kapasitas lapang, kadar air titik layu permanen dan kadar air tersedia, bobot isi
dan permeabilitas tanah.
2.4.1. Kadar Air Tanah
Kadar air tanah merupakan fase cair tanah yang mengisi sebagian atau seluruh ruang pori tanah. Kadar air tanah sangat berperan dari segi pedogenesis
maupun hubungannya dengan pertumbuhan tanaman edafologis. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam persen berat kering dan persen volume.
Menurut Hardjowigeno 1995, air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya kohesi, adhesi dan gravitasi. Karena pengaruh gaya tersebut
air dapat dibedakan menjadi : Air higroskopik yaitu, air yang sangat kuat diserap oleh tanah sehingga air tidak dapat digunakan oleh tanaman gaya adhesi antara
tanah dan air. Air kapiler yaitu, air dalam tanah dimana gaya kohesi gaya tarik- menarik antara butir-butir air dan gaya adhesi gaya tarik-menarik antara air
dengan tanah lebih kuat dari gaya gravitasi. Air ini dapat bergerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler.
Dalam menentukan jumlah air yang tersedia bagi tanaman terdapat beberapa istilah antara lain: kadar air kapasitas lapang yaitu, keadaan tanah yang
cukup lembab yang menunjukkan jumlah air yang ditahan oleh tanah lebih besar dari gaya gravitasi sehingga air dapat diserap oleh akar tanaman. Kadar air titik
layu permanen yaitu, kandungan air dalam yang tidak dapat diserap oleh tanaman akibat gaya garavitasi lebih besar dari gaya adhesi. Kadar air tersedia yaitu,
selisih kadar air pada kapasitas lapang dengan kadar air pada titik layu permanen. Kemampuan tanah menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil dibandingkan tanah bertekstur halus.
2.4.2. Bobot Isi Bulk Density
Menurut hardjowigeno 1995, bobot isi bulk density adalah perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah, termasuk volume
pori-pori tanah. Satuan bobot isi dinyatakan dalam gcm
3
. Semakin tinggi bobot isi, semakin padat tanah dan semakin sulit meneruskan air atau ditembus akar
tanaman.
Bobot isi berbeda dengan bobot jenis partikel particle density. Bobot jenis partikel adalah perbandingan antara bobot kering padat tanah terhadap
volumenya tidak termasuk pori yang terdapat diantara partikel tanah. Satuan bobot jenis partikel dinyatakan dalam gcm
3
. Pada umumnya bobot jenis partikel pada tanah mineral adalah 2.65 gcm
3
. Ruang pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah, baik
bahan mineral maupun bahan organik terisi oleh udara dan air. Ruang pori total