Menurut Hardjowigeno 1995, air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya kohesi, adhesi dan gravitasi. Karena pengaruh gaya tersebut
air dapat dibedakan menjadi : Air higroskopik yaitu, air yang sangat kuat diserap oleh tanah sehingga air tidak dapat digunakan oleh tanaman gaya adhesi antara
tanah dan air. Air kapiler yaitu, air dalam tanah dimana gaya kohesi gaya tarik- menarik antara butir-butir air dan gaya adhesi gaya tarik-menarik antara air
dengan tanah lebih kuat dari gaya gravitasi. Air ini dapat bergerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler.
Dalam menentukan jumlah air yang tersedia bagi tanaman terdapat beberapa istilah antara lain: kadar air kapasitas lapang yaitu, keadaan tanah yang
cukup lembab yang menunjukkan jumlah air yang ditahan oleh tanah lebih besar dari gaya gravitasi sehingga air dapat diserap oleh akar tanaman. Kadar air titik
layu permanen yaitu, kandungan air dalam yang tidak dapat diserap oleh tanaman akibat gaya garavitasi lebih besar dari gaya adhesi. Kadar air tersedia yaitu,
selisih kadar air pada kapasitas lapang dengan kadar air pada titik layu permanen. Kemampuan tanah menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil dibandingkan tanah bertekstur halus.
2.4.2. Bobot Isi Bulk Density
Menurut hardjowigeno 1995, bobot isi bulk density adalah perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah, termasuk volume
pori-pori tanah. Satuan bobot isi dinyatakan dalam gcm
3
. Semakin tinggi bobot isi, semakin padat tanah dan semakin sulit meneruskan air atau ditembus akar
tanaman.
Bobot isi berbeda dengan bobot jenis partikel particle density. Bobot jenis partikel adalah perbandingan antara bobot kering padat tanah terhadap
volumenya tidak termasuk pori yang terdapat diantara partikel tanah. Satuan bobot jenis partikel dinyatakan dalam gcm
3
. Pada umumnya bobot jenis partikel pada tanah mineral adalah 2.65 gcm
3
. Ruang pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah, baik
bahan mineral maupun bahan organik terisi oleh udara dan air. Ruang pori total
terdiri atas ruang diantara partikel pasir, debu dan liat serta ruang diantara agregat tanah. Menurut ukurannya ruang pori total terdiri dari ruang pori kapiler yang
dapat menghambat pergerakan air menjadi pergerakan kapiler dan ruang pori non kapiler tempat pergerakan udara dan perkolasi air secara cepat atau disebut pori
drainase. Tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang
lebih tinggi dibandingkan tanah berstruktur massive pejal. Tanah dengan tekstur kasar seperti tekstur pasir mempunyai pori makro lebih banyak sehingga sulit
untuk menahan air. Porositas tanah dipengaruhi oleh: kandungan bahan organik, struktur tanah dan tekstur tanah Hardjowigeno, 1995.
2.4.3. Permeabilitas tanah
Permeabilitas adalah kecepatan bergeraknya air pada suatu media tanah dalam keadaan jenuh, dan dinyatakan dalam cmjam. Penetapan permeabilitas
dilakukan dengan menggunakan hukum Darcy. Menurut Hillel 1971, faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas
tanah antara lain: tekstur tanah, porositas dan distribusi ukuran pori serta kadar bahan organik tanah. Stallings 1957 dan Baver et al., 1972 mengemukakan
bahwa vegetasi biasanya akan menentukan distribusi ukuran pori tanah. Tanaman dengan erakaran lebih banyak dan menyumbangkan bahan organik yang lebih
tinggi cenderung meningkatkan pori makro yang lebih banyak dengan demikian permeabilitas tanah akan meningkat.
Klasifikasi permeabilitas tanah menurut Uhland dan O’neal dalam Hardjowigeno, Widiatmaka, dan Yogaswara, 1999 disajikan pada Tabel 1.