Iklim KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.4 Iklim

Faktor iklim yang berpengaruh besar pada pembentukan tanah di daerah tropika adalah suhu dan curah hujan. Data curah hujan daerah penelitian diambil dari Stasiun Pengamat Perkebunan Jasinga, Desa Setu. Sedangkan data suhu udara diambil dari Stasiun Pengamat Klimatologi Darmaga Bogor, disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Curah Hujan, Suhu Tanah dan Suhu udara Rata-rata Bulanan Tahun 2004 – 2008 Bulan Suhu Udara C b Suhu Tanah Rata-rata C c Curah Hujan Rata-rata C a maksimum minimum Rata-rata Januari 30.6 22.5 25.5 28.0 348.8 Februari 29.9 22.7 25.1 27.6 284.4 Maret 31.1 22.8 25.7 28.2 236.1 April 31.8 22.9 25.9 28.4 267.6 Mei 31.8 22.8 26.1 28.6 168.7 Juni 31.5 22.2 25.6 28.1 189.6 Juli 31.7 21.7 25.6 28.1 81.75 Agustus 31.9 21.5 25.5 28.0 63.5 September 32.8 21.7 25.9 28.4 117.3 Oktober 32.8 22.3 26.1 28.6 205.9 November 32.0 22.7 26.0 28.5 233.3 Desember 30.6 22.8 25.6 28.1 282.9 Rata-rata Tahunan 31.5 22.4 25.7 28.2 2479,9 Keterangan : a. Dihitung dari hasil pengamatan stasiun Perkebunan Jasinga dari tahun 2004-2008 b. Dihitung dari hasil pengamatan stasiun Klimatologi Darmaga Bogor dari tahun 2004-2008 c. Didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan perhitungan Van Wambeke 1982, dalam Hardjowigeno, 1993 Jumlah curah hujan rata-rata tahunan di lokasi penelitian tergolong tinggi dengan nilai rata-rata tahunan mencapai 2479,9 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu mencapai rata-rata 348,8 mmtahun dan terendah terjadi pada bulan Agustus rata-rata 63,5 mmtahun. Berdasarkan klasifikasi Oldeman, lokasi penelitian tergolong tipe B2 dengan jumlah bulan basah 200 mmbln selama 7 bulan terjadi pada bulan Oktober sampai April dan bulan kering 100 mmbln selama 2 bulan terjadi pada bulan Juli dan Agustus. Dengan sebaran curah hujan yang demikian maka tanah cenderung lembab sepanjang tahun - tidak akan mengalami kekeringan selama 90 hari secara kumulatif. Oleh karena itu regim kelembaban tanah di lokasi penelitian tergolong regim kelembaban udik. Suhu udara di lokasi penelitian tidak terlalu bervariasi dari bulan ke bulan. Perbedaan rata-rata suhu minimum dan suhu maksimum bulanan tidak terlalu besar. Suhu rata-rata minimum sebesar 21,5 C terjadi pada bulan Agustus dan suhu rata- rata maksimum sebesar 32,8 C terjadi pada bulan September dan Oktober. Berdasarkan suhu udara tersebut maka dapat diduga suhu tanah melalui model pendekatan yang dikemukakan oleh Wambeke 1982; dalam Hardjowigeno, 1993. Detail metode pendugaan suhu tanah disajikan pada Lampiran 4. Hasil pendugaan suhu tanah dapat dilihat pada Tabel 2. Suhu tanah rata-rata tahunan lokasi penelitian sebesar 28,3 C. Variasi suhu tanah rata-rata musim panas dan musim dingin adalah 3,0 C atau kurang dari 5,0 C sehingga regim temperatur tanah pada lokasi penelitian tergolong isohiperthermik.

4.5 Topografi