Metode Penelitian Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum (Onslag Van Rechtsvervolging) Terhadap Tindak Pidana Penggelapan (Studi Kasus Putusan Nomor: 171/ Pid. B/ 2011/ Pn. Smi)

Dilakukan oleh Anggota TNI Studi Putusan Pengadilan Militer II- 10 Semarang No. PUT 59-K PM II-10 AL VII 2010.

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan, oleh karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah. 30 1. Jenis penelitian Agar suatu penelitian dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan suatu metode penelitian yang tepat. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Penelitian ini adalah penelitian normatif. Dimana penelitian ini merupakan suatu penelitian yang meneliti tentang penerapan undang- undang ke dalam putusan hakim. Dalam hal ini, putusan hakim yang telah ada dianalisis oleh peneliti dengan mengkaitkan dengan norma-norma yang ada yang berkaitan dengan putusan lepas dari segala tuntutan hukum terhadap suatu perkara pidana. Penelitian ini dikatakan sebagai penelitian normatif karena bahan yang dipakai adalah berasal dari data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Metode penelitian yuridis normatif disebut juga sebagai penelitian doctrinal doctrinal research yaitu suatu penelitian yang menganalisis hukum baik yang tertulis didalam buku law as it is written 30 Soerjono Soekanto dan Sri Mahmuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2001, halaman 1. in the book, maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses pengadilan law is decided by the judge through judicial process. 31 2. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah tipe penelitian untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang suatu gejala atau fenomena. Penelitian deskriptif sangat berguna untuk mempertegas suatu hipotesa, agar dapat membantu dalam memperkuat teori-teori yang sudah ada atau memcoba merumuskan suatu teori yang baru. Penelitian deskriptif tidak hanya terbatas pada masalah pengumpulan dan penyusunan data, tapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut. Oleh karena itu, penelitian deskriptif mungkin saja mengambil bentuk penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang membandingkan satu fenomena atau gejala dengan fenomena atau gejala lain, atau dalam bentuk studi kuantitatif dengan mengadakan klasifikasi, penilaian, menetapkan standar, dan hubungan kedudukan satu unsur dengan unsur yang lain. Penelitian ini bertujuan menggambarkan secara lengkap dan sistematis keadaan objek yang diteliti, yang dalam hal ini adalah meneliti apakah putusan lepas dari segala tuntutan hukum terhadap kasus pada Pengadilan negeri Sukabumi ini, apakah sudah sesuai dengan hukum yang berlaku. 3. Bahan Hukum 31 Amiruddin dan Zainal Abidin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Grafitti Press: Jakarta, 2006, halaman 118. Bahan Hukum adalah tempat dimana diperoleh data sesuai dengan jenis data. Sebagaimana umumnya penelitian yuridis normatif dilakukan dengan pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari bahan pustaka atau data sekunder. Adapun sumber data sekunder ini ada beberapa jenis yaitu : a Bahan hukum primer, adalah merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas, 32 b Bahan hukum sekunder, adalah yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil penelitian, hasil karya ilmiah para sarjana. Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku- buku atau literatur yang berkaitan dengan judul yang dibahas. bahan hukum yang mengikat, dan terdiri dari kaidah dasar, peraturan dasar, peraturan perundang- undangan, yurisprudensi, traktat, bahan hukum yang tidak dikodifikasikan. Adapun bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Kitab Undang- undang Hukum Pidana, Kitab Undang- undang Hukum Acara Pidana, dan peraturan lain yang relevan. c Bahan hukum tersier, adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya kamus. 4. Teknik pengumpulan data 32 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana: Jakarta, 2010, halaman 141. Data sekunder diperoleh dari penelitian kepustakaan library research, yakni melakukan penelitian menggunakan data dari berbagai sumber, melakukan penelitian menggunakan data dari berbagai sumber bacaan seperti peraturan perundang – undangan, buku – buku, majalah dan internet yang dinilai relevan dengan permasalahan yang akan dibahas penulis dalam skripsi ini. 5. Teknik analisis data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan data dari bahan hukum yang telah disebutkan sebelumnya, mengkualifikasikan, menghubungkannya dengan masalah yang dibahas, kemudian menarik kesimpulan dari penelitian. 6. Pendekatan Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kasus case approach. Dalam menggunakan pendekatan kasus, yang perlu dipahami oleh penulis adalah ratio decidendi, yaitu alasan-alasan hukum yang digunakan oleh hakim untuk sampai kepada putusannya. 33 Menurut Goodheart, ratio decidendi dapat diketemukan dengan memperhatikan fakta materil. Fakta-fakta tersebut berupa orang, tempat, waktu, serta segala hal yang menyertainya asalkan tidak terbukti sebaliknya. Dalam pendekatan kasus, putusan pengadilan merupakan bahan yang digunakan dalam penelitian. 34 33 Ibid. Selanjutnya akan dilihat ketentuan asas dan norma yang berlaku dan terkandung dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan putusan lepas dari segala tuntutan hukum onslag van 34 Ibid. rechtsvervolging dan mengaitkannya dengan putusan yang dibuat hakim melalui proses pengadilan tentang tindak pidana tersebut yaitu Putusan Pengadilan Negeri Sukabumi Nomor : 171 Pid. B 2011 PN. SMI.

G. Sistematika Penulisan

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum (Onslag Van Rechtsvervolging) Terhadap Tindak Pidana Penggelapan (Studi Kasus Putusan Nomor: 171/ Pid. B/ 2011/ Pn. Smi)

8 132 131

Kajian Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Dalam Dunia Perbankan (Studi Putusan Nomor: : 79/Pid.Sus.K/2012/PN.MDN

1 55 94

Analisis Kriminologi Dan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Penggelapan Mobil Rental (Analisis 4 Putusan Hakim Pengadilan Negeri)

13 165 94

Analisis Hukum Terhadap Putusan Bebas Dalam Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan No. 63 K/Pid/2007)

1 72 106

Analisis terhadap Penerapan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus Putusan Pengadilan...

0 48 5

Analisis Yuridis Normatif Terhadap Putusan Hakim Nomor: 582/Pid.B/2013/PN.Mlg Dalam Perkara Tindak Pidana Perjudian (Studi Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 582/Pid.B/2013/PN.Mlg)

1 8 31

BAB II JENIS- JENIS PUTUSAN YANG DIJATUHKAN PENGADILAN TERHADAP SUATU PERKARA PIDANA - Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum (Onslag Van Rechtsvervolging) Terhadap Tindak Pidana Penggelapan (Studi Kasus Putusan Nomor: 171/ Pid. B/ 2011/ Pn. Smi)

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum (Onslag Van Rechtsvervolging) Terhadap Tindak Pidana Penggelapan (Studi Kasus Putusan Nomor: 171/ Pid. B/ 2011/ Pn. Smi)

0 0 36

Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum (Onslag Van Rechtsvervolging) Terhadap Tindak Pidana Penggelapan (Studi Kasus Putusan Nomor: 171/ Pid. B/ 2011/ Pn. Smi)

0 0 12