2.3 Kelompok Tani Hutan
2.3.1. Pengertian
Kelompok Tani Hutan KTH adalah perkumpulan orang yang tinggal di sekitar hutan yang menyatukan diri dalam usaha-usaha di bidang sosial ekonomi
untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota dan ikut serta melestarikan hutan dengan prinsip kerja dari-pleh-untuk anggota Swadaya 1998.
Menurut Perhutani 1992 Kelompok Tani Hutan KTH adalah wadah pembinaan anggota Kelompok Pelestarian Hutan Sosial yang telah diseleksi oleh
KPPS berdasarkan kriteria tertentu yang terlibat dalam kegiatan pembangunan hutan reboisasiwanatani.
2.3.2 Tujuan
Menurut Swadaya 1988 sebagai perkumpulan orang disekitar hutan mempunyai tujuan, sebagai berikut :
1. Membina dan mengembangkan usaha anggota di bidang : proses produksi, pengelolaan, dan pemasaran hasil usaha,
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota, 3. Ikut serta membangun dan melestarikan hutan melalui kerjasama dengan
Perum Perhutani, 4. Memberikan pelayananmenyalurkan kepada anggota yang menyangkut
kebutuhan, 5. Usaha produktif, misalnya dalam hal usaha tani : pupuk, insektisida, dan alat-
alat pertanian, 6. Meningkatkan kesejahteraan anggota, merupakan tujuan akhir terbentuknya
Kelompok Tani Hutan.
2.4 Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH
Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH merupakan suatu lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat desa hutan dalam rangka kerjasama pengelolaan sumberdaya hutan dengan sistem PHBM. LMDH merupakan lembaga yang
berbadan hukum, mempunyai fungsi sebagai wadah bagi masyarakat desa hutan untuk menjalin kerjasama degan Perum Perhutani dalam PHBM dengan prinsip
kemitraan. LMDH memiliki hak kelola di petak hutan pangkuan di wilayah desa dimana LMDH itu berada, bekerjasama dengan Perum Perhutani dan mendapat
bagi hasil dari kerjasama tersebut. Dalam menjalankan kegiatan pengelolaan hutan, LMDH mempunyai aturan main yang dituangkan dalam Anggaran Dasar
AD dan Anggaran Rumah Tangga ART. Dalam pedoman PHBM Perhutani 2009, Lembaga Masyarakat Desa
Hutan LMDH adalah lembaga masyarakat desa yang berkepentingan dalam kerjasama pengelolaan sumberdaya hutan bersama masyarakat, yang anggotanya
berasal dari unsur lembaga desa dan atau unsur masyarakat yang ada di desa tersebut yang mempunyai kepedulian terhadap sumberdaya hutan.
2.5 Persepsi
Menurut Muchtar 1998 dalam Cindera 2012, persepsi adalah proses penginderaan dan penafsiran rangsangan suatu obyek atau peristiwa yang
diinformasikan, sehingga seseorang dapat memandang, mengartikan dan menginterpretasikan rangsangan yang diterimanya sesuai dengan keadaan dirinya
dan lingkungannya dimana ia berada, sehingga ia dapat menentukan tindakannya. Persepsi manusia akan berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal
ini terjadi karena adanya pengaruh dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang muncul dari diri pribadi yang
dapat mempengaruhi pola pikirnya terhadap suatu obyek atau permasalahan tertentu.
Persepsi merupakan produk atau hasil proses psikologi yang dialami seseorang setelah menerima stimuli, yang mendorong tumbuhnya motifasi untuk
memberikan respon atau melakukan atau tidak melakukan suatu kegiatan. Persepsi dapat berupa kesan panafsiran atau penilaian berdasarkan pengalaman
yang diperoleh Sudrajat 2003.
2.6 Kesejahteraan Masyarakat