menjaga hutan. Pesanggem pada LMDH Wana Bumi Tirta Makmur KPH Balapulang, telah melakukan kewajibannya untuk tetap menjaga tegakan muda
yang ada pada lahan garapan mereka. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian Evaluasi
Pelaksanaan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM di LMDH Wana Bumi Tirta Makmur BKPH Margasari KPH Balapulang Perum
Perhutani Unit I Jawa Tengah.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan proses pelaksanaan program PHBM dan peran serta masyarakat
dalam program PHBM di Kawasan Hutan KPH Balapulang Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.
2. Memperoleh informasi karakteristik pesanggem yang menjadi Peserta PHBM. 3. Menganalisis persepsi masyarakat terhadap program PHBM.
4. Memperoleh informasi mengenai pendapatan Peserta PHBM. 5. Memperoleh informasi tentang tingkat kesejahteraan Peserta PHBM.
1.3 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi mengenai penerapan sistem PHBM di LMDH Wana
Bumi Tirta Makmur, Desa Banjaranyar. 2. Memberikan informasi mengenai peran serta masyarakat terhadap pengelolaan
sumberdaya hutan bersama masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM
2.1.1 Pengertian Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dan masyarakat
desa atau Perum Perhutani dan masyarakat desa dengan pihak yang berkepentingan stakeholder dengan jiwa berbagi sehingga kepentingan bersama
untuk mencapai kelanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional Perum Perhutani 2001. Pengelolaan
sumberdaya hutan adalah kegiatan yang meliputi penyusunan rencana pengelolaan sumberdaya hutan, pemanfaatan sumberdaya hutan, dan kawasan hutan, serta
perlindungan sumberdaya hutan dan konservasi alam Perhutani 2009. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat dilaksanakan dengan jiwa
bersama, berdaya dan berbagi yang meliputi pemanfaatan lahan atau ruang, pemanfaatan waktu pemanfaatan hasil dalam pengelolaan sumberdaya hutan
dengan prinsip saling menguntungkan, saling memperkuat dan saling mendukung serta kesadaran akan tanggung jawab sosial. Dalam setiap pengelolaan hutan,
disusun program yang dapat dikerjasamakan dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH antara lain bidang perencanaan, pembinaan sumberdaya hutan,
produksi, pemasaran dan industri, keamanan hutan, keuangan dan sumberdaya manusia.
2.1.2 Jiwa dan Prinsip Dasar
Jiwa PHBM adalah kesediaan perusahaan, masyarakat desa hutan, dan pihak yang berkepentingan stakeholder utuk berbagi dalam pengelolaan
sumberdaya hutan bersama masyarakat sesuai kaidah-kaidah berikut : 1. Keseimbangan
: ekologi, sosial, dan ekonomi 2. Kesesuaian
: kultur dan budaya setempat 3. Keselarasan
: pembangunan wilayah atau daerah 4. Keberlanjutan
: fungsi dan manfaat SDH 5. Kesetaraan
: peran dan risiko
Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat merupakan kebijakan Perum Perhutani yang menjiwai strategi, struktur, dan budaya
perusahaan dalam pengelolaan sumberdaya hutan Perhutani 2009. PHBM dilaksanakan dengan prinsip dasar Perum Perhutani, Masyarakat desa hutan, dan
pihak yang berkepentingan untuk berbagi dalam pengelolaan sumberdaya hutan sesuai dengan kaidah-kaidah keseimbangan, keberlanjutan, kesesuaian dan
keselarasan. PHBM dilakukan dengan jiwa berbagi yang meliputi berbagi dalam pemanfaatan lahan dan atau ruang, waktu, dan berbagi dalam pemanfaatan hasil
dalam pengelolaan sumberdaya hutan dengan prinsip saling menguntungkan, saling memperkuat dan saling mendukung berdasarkan kepada Keadilan dan
demokratis, Keterbukaan dan kebersamaan, Pembelajaran bersama dan saling memahami, Kejelasan hak dan kewajiban, Pemberdayaan ekonomi kerakyatan,
kerjasama kelembagaan, perencanaan partisipatif, Kesederhanaan system prosedur, Kesesuaian pengelolaan dengan karakteristik wilayah dan
keanekaragaman sosial budaya, dimana Pemerintah bertindak sebagai fasilitator. Adapun prinsip dasar dalam PHBM Perhutani 2009 adalah sebagai
berikut : 1. Prinsip keadilan dan demokratis
2. Prinsip keterbukaan dan kebersamaan 3. Prinsip pembelajaran bersama dan saling memahami
4. Prinsip kejelasan hak dan kewajiban 5. Prinsip pemberdayaan ekonomi keralyatan
6. Prinsip kerjasam kelembagaan 7. Prinsip perencanaan partisipatif
8. Prinsip kesderhanaan sistem dan prosedur 9. Prinsip perusahaan sebagai fasilitator
10. Prinsip pengelolaan dan karakteristik wilayah
2.1.3 Maksud dan Tujuan
Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat dimaksudkan untuk memberikan arah pengelolaan sumberdaya hutan dengan memadukan aspek-aspek
ekonomi, ekologi, dan sosial secara proporsional dan profesional guna mencapai visi dan misi perusahaan.
PHBM bertujuan untuk meningkatkan peran dan tanggung jawab Perum Perhutani, masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan terhadap
keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan, melalui pengelolaan sumberdaya hutan dengan model kemitraan.
Tujuan PHBM menurut Awang 2004 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan tanggung jawab Perhutani, masyarakat Desa Hutan, dan pihak
yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan
2. Meningkatan peran Perhutani, masyarakat desa hutan, dan pihak yang berkepentingan terhadap pengelola sumberdaya hutan
3. Menyelaraskan kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan sesuai dengan kegiatan pembanguna wilayah sesuai dengan kondisi dan dinamika sosial
masyarakat desa hutan 4. Meningkatkan mutu sumberdaya hutan sesuai dengan karakteristik wilayah
5. Meningkatkan pendapatan Perhutani, masyarakat desa hutan, dan pihak yang berkepentingan secara simultan.
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat merupakan sebuah sistem yang melibatkan beberapa pihak. Menurut Kuncoro 2007, apapun tujuannya,
keberhasilan sebuah sistem sangat tergantung pada peran kita sebagai komponen aktif yang menggerakan sistem. Peran itu sebenarnya sangat sederhana yaitu
bersedia bekerjasama dengan komponen lain di dalam sistem. Sistem apapun akan gagal kalau kita hanya mementingkan diri sendiri, hanya ingin menang sendiri,
dan mengabaikan kepentingan bersama.
2.1.4 Hak dan Kewajiban
Masyarakat desa hutan dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat mempunyai hak, sebagai berikut :
1. Bersama dengan Perum Perhutani dan pihak yang berkepentingan menyusun rencana, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PHBM.
2. Memperoleh manfaat dari hasil kegiatan sesuai dengan nilai dan proporsi faktor produksi yang dikontribusikannya.
Masyarakat Desa Hutan dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat mempunyai kewajiban, sebagai berikut :
1. Bersama dengan Perum Perhutani dan pihak yang berkepentingan melindungi, menjaga, dan melestarikan sumber daya hutan untuk keberlanjutan fungsi dan
manfaatnya. 2. Memberikan kontribusi faktor produksi sesuai dengan kemampuannya.
2.2 Masyarakat Desa Hutan
Desa Hutan didefinisikan sebagai wilayah desa yang secara geografis dan administratif berbatasan dengan kawasan hutan, atau disekitar kawasan hutan
Perum Perhutani 2001. Masyarakat desa hutan adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal di desa hutan dan melakukan kegiatan yang berinteraksi dengan
sumber daya hutan untuk mendukung kehidupannya. Sedangkan pihak yang berkepentingan adalah pihak-pihak yang mempunyai perhatian dan berperan
mendorong proses optimalisasi serta berkembangnya PHBM selain Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan, yaitu Pemerintah, LSM, Lembaga Ekonomi
Masyarakat, Lembaga Sosial Masyarakat, Usaha Swasta, Lembaga Pendidikan dan Lembaga Donor.
Menurut Soejarwo 1998, masyarakat sekitar hutan adalah masyarakat yang pada umumnya merupakan suatu masyarakat zona sosial ekonomi yang
berada di dalam dan sekitar hutan. Departemen Kehutanan 1999 menyebutkan bahwa masyarakat sekitar
hutan adalah kelompok-kelompok orang warga negara yang bermukim didalam maupun disekitar hutan dan memiliki ciri-ciri sebagai suatu komunitas, baik oleh
kekerabatan, kesamaan mata pencaharian yang berkaitan dengan hutan, kesejahteraan, keterkaitan tempat tinggal bersama, maupun faktor komunitas
lainnya. Menurut Perum Perhutani 2002, masyarakat desa hutan adalah kelompok orang yang bertempat tinggal di desa sekitar hutan dan melakukan
kegiatan yang berinteraksi dengan sumberdaya hutan untuk mendukung kehidupannya.
2.3 Kelompok Tani Hutan