2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penguasaan Lahan dan Pendapatan RumahTangga Usaha Tani
Pendefinisian status kepemilikan property right sumber daya lahan adalah sumber daya publik yang pendefinisian kepemilikannya secara konsepsional dapat
diupayakan namun dalam operasionalnya sangat lemah. Itu sebabnya istilah kepemilkikan lahan kurang dikenal dibanding kepemilikan tanah. Sekalipun
demikian uapaya memasukan atribut atau karateristik penting ke dalam kepemilikan tanah harus diupayakan di dalam kebijakan lahan.
Pemanfaatan lahan berkaitan dengan penguasaan lahan seperti hak pemilikan property right yang jelas dan pemilikan bersama common property.
Apabila lahan bersifat “common property” maka efisiensi input biasanya tidak
tercapai, bahkan dapat melampaui, karena bersifat “open acces” dimana akan
terjadi persaingan antar pemakai. Masing-masing akan berusaha memaksimumkan pangsanya dari
“rent” yang diperolehnya. Keadaan ini akan mengakibatkan jumlah input tenaga kerja yang berlebihan, sehingga dapat menurunkan
rent.Kalau kita tinjau dari aspek alokasi, maka yang mempengaruhi tata guna lahan berbeda menurut jauh dekat pasar atau pabrik pengelolaan bahan pertanian.
Dekat dengan pasar atau pabrik, nilai lahan lebih tinggi, hal ini disebabkan biaya transportasi output lebih rendah. Semakin jauh letak lahan dari lokasi pasar atau
pengelolaan bahan, maka biaya transportasi produksi per unit semakin tinggi, sehingga rent makin kecil, demikian seterusnya sampai rent habis. Batas habisnya
rent oleh transport disebut
“margin of cultivation” Anwar2000 Status pengusaan lahan yang berbeda akan menentukan tingkat keragaman
usaha tani, dalam hal ini meliputi tingkat produktivitas lahan dan distribusi pendapatan yang berlainan pula. Teori dasar yang dapat dipakai untuk
menerangkan tingkah laku ekonomi dari pemilik –pengarap, petani penyewa dan
pengarap adalah, Teori Hanning 1988 bahwa jika penawaran tenaga kerja tinggi maka pemilik lahan menghendaki lahannya untuk disakapbagi hasil dalam upaya
mendapat nilai guna yang lebih tinggimenyatakan karena petani bagi hasil hanya menerima sebagian produk marjinal dari masukan yang dikeluarkan dalam hal ini
tenaga kerja maka petani dengan status penggusaan lahan ini tidak punya rangsangan yang cukup untuk sistem menggunakan masukan yang dimilikinya
sampai pada tingkatan efisiensi.
Guna melihat bagaimana distribusi pendapatan personal antar status penguasaan lahan, terlebih dahulu perlu melihat aliran pengusaan lahan yang biasa
terdapat Sawit 1985. Perhatikan Gambar 4 berikut dijelaskan mengenai aliran penguasaan lahan.
Gambar 4Aliran Pengusaan Lahan Kelompok Kaya
Kelompok Miskin
Menyewakan
Menyakapkan
Berdasarkan Gambar4 diatas terlihat bahwa penyakapan bagi hasil merupakan pengalihan penguasaan lahan dari kelompok yang relatif kaya kepada
kelompok yang relatif miskin, sedangkan persewaan lahan merupakan pengalihan yang berjalan sebaliknya, dari petani yang relatif miskin ke patani yang relatif
kaya.
Penguasaan lahan menunjukkan penguasaan efektif terhadap tanah. Misalnya, jika seseorang menggarap tanah miliknya sendiri sebesar dua hektar,
lalu menggarap juga tiga hektar tanah yang disewa dari orang lain, maka ia menguasai lima hektar Tjondronegoro dan Wiradi1984. Pengertian penguasaan
tanah menurut Siahaan 1977 adalah total dari luas tanah dari mana keluarga yang bersangkutan memperoleh pendapatan. Ada beberapa bentuk penguasaan
tanah, yaitu milik sendiri, sewa, bagi hasil, gadai dan kombinasi dari beberapa bentuk penguasaan yang disebut tadi.
Milik sendiri adalah penguasaan lahan, dimana petani menggarap lahannya dengan segala resiko ditanggung sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar. Segala
resiko yang berhubungan dengan cara produksi, pemakaian bibit dan biaya pengerjaan harus ditanggung sendiri.
Sewa adalah seseorang menyewa lahan milik orang lain dengan memberi uang tunai atau natura kepada si pemilik. Sewa dapat berlangsung dalam kurun
waktu tahunan maupun musiman, misalnya jangka satu musim tanam. Bagi hasil sakap adalah penguasaan lahan dimana sipenggarap memberi
sebagian dari
hasil panenannya
kepada sipemilik
didasarkan atas
kesepakatanantara sipenggarap dan sipemilik. Gadai adalah penyerahan lahan oleh si pemilik kepada pihak lain untuk
memperoleh pembayaran sejumlah uang tunai dengan ketentuan sipelepas atau sipemilik tetap berhak atas pengembalian tanah dengan cara menebus lahannya
kembali.
Penguasaan lahan ini penting karena ia merupakan sumber dari mana penda- patan petani tersebut diperoleh. Sebab luas lahan yang dimiliki seseorang belum
tentu seluas lahan yang dikuasainya. Mungkin ia menguasai lebih luas dari lahan miliknya sendiri ataupun lebih sempit dari lahan miliknya sendiri. Lebih luas
karena mungkin dia mengusahakan lahan milik orang lain dengan sewa atau bagi hasil. Lebih sempit karena lahan miliknya diberikan kepada orang lain untuk
diusahakan.
Jika lahan dikombinasikan dengan input lain seperti tenaga kerja, pupuk, bibit, pestisida, untuk memproduksi output pertanian, maka jumlah input yang
digunakan harus optimal, supaya memberikan rent yang maksimum. Rent adalah surplus perbedaan antara harga barang yang diproduksi dengan biaya pengelolaan
dari sumberdaya alam menjadi barang. Biaya-biaya tersebut termasuk nilai tenaga kerja, modal, bahan-bahan, dan energi input yang digunakan untuk merubah
sumberdaya alam menjadi barang atau produk Hartwick dan Olewiter1986. Menurut Anwar 2000, rent adalah surplus atau residual yang dibayarkan kepada
lahan atas jasanya yang merupakan nilai bersih.
Pendapatan adalah penerimaan atau balas jasa dari faktor produksi. Dalam ilmu ekonomi faktor produksi dibedakan atas a tanah, b tenaga kerja, c modal
dan d skill. Tanah menghasilkan balas jasa dalam bentuk sewa rent tenaga kerja dalam bentuk upah wage, modal dalam bentuk bunga interest dan skill
dalam bentuk keuntungan profit. Jumlah dari seluruh balas jasa tersebut