Y
i
=
α
+
β
1
L
i
+ β
2
LS
i
+
β
3
U
i +
β
4
JAK
i
+ β
5
d
i
+ β
5
d
i
L
i
+e
Dimana Y
i
= Pendapatan Usahatani ke i α
= konstanta β
i
= koefisien regresi L
i
= Luas penguasaan lahan usahatanike i JAK
i
= Jumlah Anggota Keluarga ke i LS
i
= Lama Sekolah ke i U
i
= Umur ke i Dummy = Status Lahan ke i
0 = milik, milik+sewa 1 = sewa
d
i
L
i
= dummy x luas lahan ke i e
= error Analisis regresi dihitung untuk masing-masing status penguasan lahan. Nilai a dan
b berupa nilai estimasi regresi atau disebut koefisien regresi. Dari persamaan regtesi diharapkan nilai b positif, karena dengan positifnya nilai b berarti antara
pendapatan dan luas penguasaan lahan menpunyai hubungan yang searah. Dengan kata lain semakin luas lahan yang dikusai menyebabkan semakin besar
pendapatan yang diterima, atau semakin sempit lahan yang dikuasai makin kecil pendapatan yang diterima, atau semakin sempit lahan yang dikusai makin kecil
pendapatan yang diterima petani di pedesaan. 3.5.2 Gini Rasio Pendapatan dan Gini Rasio Luas Lahan
Pendekatan Gini Ratio Pendapatandengan rumus sebagiberikut:
� = 1 − �
� �=1
∗
�
−
�−1
10.000 Di mana :
GR = koefisien indeks gini N = Jumlah rumah tangga sampel
P
i
= Presentase rumahtangga atau penduduk pada kelas ke-i Q
i
= Presentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i Q
t-1
= Presentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i
Jumlah kelas 1 dan 10.000= Konstanta Sumber: Toto Sugito, 1980 Indeks Gini mempunyai selang nilai antara 0 dan 1. Bila indeks Gini
bernilai 0 berarti distribusi pendapatan berada pada tingkat yang sangat merata, sedangkan bila bernilai 1 berarti distribusi pendapatan berada pada
tingkat yang sangat timpang. Biasanya indeks Gini tidak pernah mempunyai nilai 0 ataupun 1.
Oleh karena itu Todaro 2000 menyatakan bahwa :
a. Bila koefisien Gini berada di antara 0,2 sampai 0,35 maka distribusi pendapatan disebut sebagai merata.
b. Bila koefisien Gini berada di antara 0,35 samapai 0,5 maka distribusi pendapatan disebut sebagai tidak merata,
c. Bila koefisien Gini berada diantara 0,5 sampai 0,7, maka distribusi pendapatan disebut sebagai sangat tidak merata.
Sedangkan untuk melihat distribusipenguasaan lahandiugunakan indeks Gini Gini Coeficient dengan formula sebagai berikut Szal danRobinson, 1992 :
� = 1 + 1
� − 2
�
2
�
�
[ �
�
]
dimana : n = Jumlah rumah tangga contoh
Yi = Luas lahan yang dimilikidikuasai oleh rumah tangga ke-i Yr = Rata-rata luas lahan yang dikuasaidimiliki
Kriteria Nilai indeks Gini GI bervariasi antara 0 – 1. Untuk mengukur
tingkatketimpangan luas lahanmenurut Oshima 1976 adalah apabila nilai GI 0,4 termasukketimpangan rendah, 0,4 GI 0,5 ketimpangan sedang dan GI
0,5ketimpangan berat.
3.5.3 Analisis Data Kelembagaan Lahan
Untuk mendapatkan informasi yang valid mengenai kelembagaan lahan pada usahatani selanjutnya data hasil survei dianalisis dengan tabulasi. Untuk
memperjelas hasil survei dalam pembahasan data juga diperkuat dengan informasi yang diperoleh melalui studi pendalaman.
3.6 Tujuan Penelitian, Jenis Data dan Metode Analisis Tabel 3 Tujuan penelitian, jenis data dan metode analisis
NO Tujuan
Jenis Data Sumber
Data Metode
analisis
1. Mengeksplorasi dan mendiskripsikankelembagaan lahan
usahatani.
Data Luas lahan Data
Primer Analisis
Deskriptif dengan Grafik
2
Menganalisis pengaruh Luas penguasaan lahan dengan pendapatan
usahatani .
Data luas lahan Data
Primer PCA, Analisis
Regresi Berganda
3
Menganalisis keterkaitan distribusi penguasaan lahan dengan distribusi
pendapatan petani dan kemiskinan
Data Pendapatan petani, data luas
penguasaan Lahan.
Data Primer
Analisis Gini Rasio lahan
dengan Gini Rasio
Pendapatan, korelasi
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH UTARA 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian
4.1.1Posisi Geografis dan Luas Wilayah
Kabupaten Aceh
Utara terbentuk
berdasarkan Undang-undang
No.7DRT1956.Sebagai salah satu kabupaten tertua di Aceh, Kabupaten Aceh Utara menempati posisigeografis yang sangat strategis yang berbatasan langsung
dengan Kota Lhokseumawe,Bireuen, Aceh Timur, dan Bener Meriah. Secara geografis, Aceh Utara terletak padaposisi antara 96.52.000
–97.31.000 Bujur Timur BT dan 04.46.000
–05.00.400 LintangUtara. Kabupaten Aceh Utara yang termasuk zona industri di Aceh
berbatasanlangsung dengan : Sebelah Utara dengan Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka;
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bener Meriah; Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Timur; dan
Sebelah Barat dengan Kabupaten Bireuen;
Sebagai zona industri di Aceh, di Aceh Utara berkembang industri –industri
besaryang menghasilkan devisa bagi negara, seperti PT. Arun NGL, PT. Pupuk Iskandar Muda, dan Exxon Mobil.Kondisi terakhir menyiratkan aktivitas industri
tersebut semakin menurun. Bahkan, PT.Kertas Kraf Aceh dan PT. Asean Aceh Fertilizer tidak berfungsi lagi akibat keterbatasan pasokan bahan baku. Ditaksirke
depan, aktivitas industri PT. Arun NGL, PT. Pupuk Iskandar Muda, dan Exxon Mobil juga semakinberkurang sehingga menyebabkan pula kontribusi terhadap
daerah menurun. Olehkarena itu, perlu upaya yang signifikan untuk menguatkan sektor non-migas sebagaipendorong perekonomian daerah dan penyediaan
lapangan kerja yang memadai diKabupaten Aceh Utara di masa mendatang.
Kabupaten Aceh Utara menempati posisi yang sangat strategis di Aceh.Tepatnya, berada di jalur lintas nasional di wilayah pantai utara-timur
Provinsi Aceh,yang menghubungkan daerah hiterlandnya, seperti Bireuen, Lhokseumawe, dan AcehTimur. Selain itu, Aceh Utara juga berada pada posisi
mata rantai jaringan transportasiutama pantai utara-timur yang menghubungkan Provinsi Aceh dengan Medan, ProvinsiSumatera Utara. Karena itu, Pemerintah
Aceh Utara harus memanfaatkan peluangposisi tersebut untuk kepentingan pengembangan ekonomi wilayah dan percepatanpertumbuhan ekonomi daerah.
Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara harusmenyiapkan pula sumberdaya manusia SDM yang berkualitas sebagai upaya meraih berbagai
peluang dan potensi ekonomi untuk kemakmuran masyarakat dankepentingan daerah.
Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara mencapai 3.296,86 kilometer persegikm
2
, atau setara 5,75 persen dari luas wilayah Provinsi Aceh. Dari 27 kecamatan yangada di Aceh Utara, terlihat dua kecamatan memiliki luas wilayah
yang cukup menonjol.Kecamatan tersebut adalah Paya Bakong dan Sawang. Luas wilayah Kecamatan PayaBakong mencapai 418,32 km
2
, atau sekitar 12,69 persen dari total luas wilayah AcehUtara. Luas wilayah Kecamatan Sawang mencapai
384,65 km
2
11,67 persen.Kecamatan Lhoksukon sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Utara memilikiluas wilayah tidak lebih dari 7,37 persen, atau