daya adsorpsi dari kation, meningkatkan jumlah kation yang dapat dipertukarkan, dan mengikat mineral N, P, S, serta meningkatkan jumlah dan aktivitas
metabolisme organisme tanah yang berperan dalam dekomposisi bahan organik Supriyanto, 2001.
Menurut Widyati 2006, Pemanfaatan sludge industri kertas belum maasih belum optimum. Upaya yang di lakukan yaitu berupa pengomposan sludge
tersebut sehingga dapat digunakan sebagai media tanam. industri kertas menghasilkan limbah sludge sebanyak 10 dari total produksi pulp. Sebanyak
300 ton sludge dihasilkan setiap harinya.
2.4 Nitrogen dalam Tanah
Menurut Soepardi 1983, sebagian besar Nitrogen N tanah berada dalam bentuk N-organik maka pelapukan N -organik merupakan proses
menjadikan N tersedia bagi tanaman. N dibebaskan dalam bentuk ammonium, dan bila keadaan baik ammonium dioksidasikan menjadi nitrit kemudian nitrat. Unsur
nitrogen didalam tanah dapat berada dalam bentuk gas, ion, bentuk organik, protein, dan humus.
Begitu besarnya peranan N bagi tanaman, maka penyediaannya sangatdiperhatikan sekali oleh para petani. Su mber N utama tanah adala h dari
bahan organik melalui proses mineralisasi NH4+ dan NO3¯ . Selain itu N dapat juga bersumber dan atmosfir 78 NV melalui curah hujan 8 -10 N tanah,
penambatan fiksasi oleh mikroorganisme tanah baik secara sembiosis dengan tanaman maupun hidup bebas. Walaupun sumber ini cukup banyak secara alami,
namun untuk memenuhi kebutuhan tanaman diberikan secara sengaja dalam
bentuk pupuk, seperti Urea, ZA, dan sebagainya maupun dalam bentuk pupuk kandang ataupun pupuk hijau Sanchez, 1976: Megel dan Kirkby, 1982.
Tanaman yang kekurangan nitrogen tumbuh kerdil dan sistem perakarannya terbatas. daun menjadi kuning atau hijau kekuningan dan cenderung
cepat rontok. Akan tetapi bila nitrogen diberikan terlalu banyak dapat merugikan tanaman, yaitu : memper lambat pematangan dengan membantu pertumbuhan
vegetatif yang tetap hijau walaupun masa masak sudah waktunya; melunakkan jerami dan menyebabkan tanaman mudah rebah; menurunkan kualitas pada
serealia dan buah-buahan;, dan dapat melemahkan tanaman terhadap se rangan hama dan penyakit Soepardi, 1983.
2.5 Fosfor
Fosfor dalam tanah terbagi atas dua jenis yaitu P -organik dan P- anorganik. Bentuk fosfor dalam tanah berada dalam bentuk P yang terlarut dan P
terjerap. Kelarutan P dalam tanah ditentukan oleh pH. Saat pH masam maka Al-P dan Fe-P menjadi stabil dan pada saat pH tinggi maka Ca -P menjadi stabil.
Menurut Leiwakabessy dan Sutandi 2004, Mobilitas hara P dalam tanah sangat rendah karena rekasi dengan komponen tanah maupun dengan ion -ion logam
dalam tanah seperti Ca, Al, Fe dan lain -lain membentuk senyawa yang kurang larut dengan tingkat kelarutan berbeda -beda. Reaksi tanah pH memegang
peranan sangat penting dalam mobilitas unsur ini. Soepardi, 1983 Fosfor memliki pengaruh terhadap tanaman seperti, penyu sun metabolit
dan senyawa kompleks; sebagai aktivator, kofaktor, atau pengaruh enzim; dan peranannya dalam proses fisiologik. Pengaruh menguntungkan fosfor lainnya
adalah dalam kegiatan-kegiatan seperti pembagian sel dan lemak dan albumin; pembentukan bunga, buah, dan biji; kemaangan tanaman, melawan pengaruh
nitrogen; perkembangan akar halus dan akar rambut; memperkuat jerami, jadi tidak mudah rebah; kualitas hasil tanaman, terutama rumput dan sayuran; dan
ketahanan terhadap penyakit Soepardi, 1983.
2.6 Kalium
Pada umumnya kalium tanah dapat digolongkan menjadi bentuk yang relatif tidak tersedia, lambat tersedia, dan segera tersedia. Kalium yang relatif
tidak tersedia yaitu K yang tidak dapat dipertukarkan. Kalium yang relatif lambat tersedia yaitu K yang tidak dapat dipertukarkan. Kalium yang relatif segera
tersedia yaitu K yang dapat dipertuk arkan dan K dalam larutan tanah Soepardi, 1983.