Perubahan kalium pada bahan sangat bervariasi gambar 4., dimana pada A1, A2, dan B2 terjadi peningkatan nilai K. Penyebab B1 mengalami penurunan
adalah  tercucinya  bahan  oleh  pemberian  air  yang  dilakukan  karena  kesalahan. Berdasarkan  kriteria  dari  Pusat  Penelitian  Tanah  1983,  keempat  bahan  masuk
kedalam  kategori  sangat  rendah,  sehingga  dapat  menjadi  sebuah  permasalahan dalam  pertumbuhan  tanaman  untuk  kedepannya.  Untuk  mengatasi  kekurangan
tersebut dapat dengan cara pemupukan unsur kalium. Faktor  utama  kehilangan  kalium  disebabkan  oleh  pencucian.  Pencucian
pada tailing menyebabkan  kadar  kalium  termasuk  ke  dalam  kategori  sangat rendah.  Menurut  Jenny  dan  Slade dalam Soepardi  1983,  sebagian  besar  unsur
kalium terikat kuat dan juga jasad mikro mengurangi ketersediaan unsur kalium. Oleh  karena  itu sludge yang  memiliki  jasad  organik  yang  tinggi  memiliki  kadar
kalium yang sangat rendah juga. Berdasarkan uji statistik didapatkan semua faktor saling berinteraksi pada
bahan campuran, oleh karena itu dilakukan analisis statistik uji lanjut . Akan tetapi, pemberian sludge pada tailing tidak  mampu  memperbaiki  kadar  kalium secara
nyata  pada bahan  campuran. Hal  tersebut karena masing-masing  faktor  tidak memberikan pengaruh signifikan pada K. Hasil analisis statistik uji lanjut pada K
dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Analisis Statistik Uji Lanjut K.
Waktu Tailing Pond
Tailing Dump Sludge 25
Sludge 50 Sludge 25
Sludge 50 0.04203 A
0.04243 A 0.0445 A
0.0404 A 15
0.04527 A 0.04327 A
0.03677 A 0.0457 A
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda Nyata oleh uji Duncan 5
4.6. Penetapan Unsur Mikro Besi, Tembaga, Mangan, dan Seng. Fe, Cu,
Mn, Zn
Menurut  Soepardi  1983  keadaan  unsur  mikro  yang  dapat  membatasi pertumbuhan tanaman ialah tanah berpasir bereaksi masam dan telah mengalami
pencucian  hebat,  tanah  organik,  tanah  ber -pH  tinggi,  dan  tanah  yang  terus menerus ditanami dan dipupuk berat dengan unsur makro Sludge memiliki kadar
mikro  yang  termasuk  dalam  kategori  rendah. Tailing pond  dan  dump  memiliki kadar mikro yang cukup .
Hasil  penelitian  menunjukkan  terjadinya  penurunan unsur  mikro pada semua bahan campuran. Bergeraknya pH dari keadaan awal yang masam menjadi
pH netral merupakan sebab utama dari penurunan unsur mikro. Komplek s logam organik  yang  terbentuk  oleh  bahan  organik  yang  terdapat  pada
sludge menyebabkan penurunan unsur mikro pada bahan campuran tersebut.
4. 6. 1. Penetapan Besi Fe
10.00 12.00
14.00 16.00
5 10
15
N ila
i p p
m
Waktu Hari ke-
A1 A2
B1 B2
Gambar 5. Grafik Nilai Fe Pengaruh Sludge Pada Tailing Keterangan  : A1  =  Dosis  Sludge  25  pada  Tailing  Pond,  A2  =  Dosis  sludge
50  pada  Tailing  Pond,  B1  =  Dosis  Sludge  25  pada  Tailing Dump, B2 = Dosis sluge 50 pada Tailing Dump
Kandungan  kadar  besi  g ambar  5.  di  hari  pertama  pada  semua  bahan berada  dalam  keadaan  yang  dapat    dapat  meracuni  tanaman  jika kerdasarkan
kriteria  keamanan  pangan  oleh  F.A.O  1985.  Menurut  Pusat  Penelitian  Tanah 1983,  kadar  cukup  berada  pada  kisaran  4  ppm. Pemberian  sludge  pada  tailing
tidak mampu menurunkan kadar besi hingga b erada pada batas yang aman untuk
tanaman pangan. Hari ke-15 menunjukkan kandungan besi tetap melebihi ambang batas yang diperbolehkan dalam pertanian .
Hasil  dari  uji  statistik adalah masing-masing  faktor  tidak  memberikan pengaruh  yang  signifikan  terhadap  Fe . Oleh  karena  itu  tidak  dilakukan  analisis
statistik uji lanjut pada Fe.
4. 6. 2. Penetapan Tembaga Cu
0,400 0,450
0,500 0,550
0,600
5 10
15
N ila
i p p
m
Waktu Hari ke-
A1 A2
B1 B2
Gambar 6. Grafik Nilai Cu Pengaruh Sludge Pada Tailing . Keterangan  : A1  =  Dosis  Sludge  25  pada  Tailing  Pond,  A2  =  Dosis  sludge
50  pada  Tailing  Pond,  B1  =  Dosis  Sludge  25  pada  Tailing Dump, B2 = Dosis sluge 50 pada Tailing Dump
Gambar  6  menunjukkan kandungan tembaga berada  pada  ketersediaan yang  cukup  berdasarkan  pada  acuan  dari  Pusat  Penelitian  Tanah  1983.
Berdasarkan  kriteria  dari  F.A.O  1985,  kandungan  tembaga  pada  semua  bahan tidak  melebihi  ambang  batas  pada  tanaman  pangan.  Pemberian  sludge  tidak
berpengaruh  banyak  terhadap  perubahan  nilai  tembaga  pada  tailing.  Kandungan tembaga pada setiap bahan cenderung menurun.
Pada hasil  analisis  statistik Cu  juga  didapatkan  bahwa  masing-masing faktor  tidak  memberikan  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  Cu . Oleh  karena  itu
tidak dilakukan analisis statistik uji lanjut pada Cu.