Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

setiap hari untuk memelihara kondisi bahan. Pengamatan dilakukan pada hari ke 0, 5, 10, dan 15. Untuk pengolahan data statistik dan analisis uji nyata dilakukan dengan menggunakan program statistik SPSS. Rancangan percobaan yang dianalisis dengan menggunakan metode Repeated Measurement atau sering disebut dengan Factorial in Time. Rancangan percobaan dapat dilihat pada Tabel 1. Parameter sifat-sifat kimia tanah yang diukur dan metode yang digunakan untuk analisis sifat -sifat tersebut disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Rancangan Percobaan. Jenis Tailing Dosis Sludge Pengamatan ke Perlakuan Tailing Pond Kontrol T.A 0 5 T.A 5 10 T.A 10 15 T.A 15 25 A1. 0 5 A1. 5 10 A1. 10 15 A1. 15 50 A2. 0 5 A2. 5 10 A.2 10 15 A2. 15 Tailing Dump Kontrol T.B 0 5 T.B 5 10 T.B 10 15 T.B 15 25 B1. 0 5 B1. 5 10 B1. 10 15 B1. 15 50 B2. 0 5 B2. 5 10 B2. 10 15 B2. 15 Tabel 2. Analisis dan Metode Yang Digunakan. No. Jenis Analisis Metode 1 pH H2O pH-meter 2 Unsur Makro N, P, K N Kjehdahl , P Bray 1, KNH4OAc pH 7 3 Unsur Mikro Fe, Cu, Mn, Zn HCl 25 4 Basa-basa dan KTK Total BasaKTK N NH4OAc pH 7 5 Kemantapan Agregat Pengayakan kering dan pengayakan basah Satuan waktu yang digunakan untuk menganalisis pH, N, P, dan unsur mikro adalah hari ke-0, 5, 10, dan 15. Sedangkan kemantapan agregat, KTK , dan basa- basa dianalisis pada hari ke -0 dan 15 saja. Hal tersebut dikarenakan asumsi tidak terjadi perubahan signifikan pada proses yang terjadi pada KTK, dan basa-basa. Kemantapan agregat hanya pada hari pertama da n hari terakhir dikarenakan asumsi sudah terjadi adanya perbedaan agregasi hari pertama dan hari ke -15.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisis Pendahuluan

Analisis awal dari karakteristik bahan menunjukkan bahwa tailing memiliki kesuburan yang lebih rendah daripada sludge. Dalam penelitian ini sludge diharapkan mampu memperbaiki kualitas tailing. Karakteristik Tailing dan sludge yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Awal Tailing Pond, Tailing Dump, dan Sludge . No. Parameter Nilai Kriteria Pusat Penelitian Tanah Tailing pond Tailing dump Sludge Tailing pond Tailing dump Sludge 1 pH H2O 7,23 7,47 4,17 Netral Netral Sangat masam 2 N-Total 0,0092 0,0116 0,6214 Sangat rendah Sangat rendah Tinggi 3 P ppm 4,88 4,33 46,98 Sangat rendah Sangat rendah Sangat tinggi 5 Fe 14,62 13,69 3,80 Berlebih Berlebih Cukup 6 Cu 0,463 0,467 0,037 Cukup Cukup Defisiensi 7 Mn 2,427 2,703 0,057 Cukup Cukup Defisiensi 8 Zn 0,65 0,50 0,11 Marginal Marginal Defisiensi 9 Ca me100g 13,34 12,30 1,54 Tinggi Tinggi Sangat rendah 10 Mg me100g 0,266 0,301 0,992 Sangat Rendah Rendah Sangat tinggi 11 K me100g 0,050 0,047 0,061 Sangat rendah Sangat rendah sangat rendah 12 Na me100g 0,65 0,36 0,23 Sedang Sedang Rendah 13 KTK 5,415 5,603 22,724 Rendah Rendah Sedang 14 Agregasi 74,42 63,62 114,25 Stabil Agak Stabil Sangat Stabil

4.2. Kemasaman Tanah pH

Tailing memiliki nilai pH netr al untuk kedua jenis tailing dump dan tailing pond, sedangkan sludge memili ki nilai pH yang masam. Menurut Sitorus, et al 1980, penggunaan O 2 untuk respirasi akan menyebabkan kadar O 2 menurun. Semakin tinggi aktivitas respirasi mikroorganisme tanah, maka s emakin banyak O 2 yang digunakan dan semakin banyak pula elektron yang digunakan. Hal tersebut dapat menjelaskan mengapa sludge memiliki nilai pH yang rendah. Tingginya jumlah mikrob yang terdapat dalam sludge menyebabkan nilai pH yang rendah. Alkalinitas yang tinggi pada tailing disebabkan karena adanya konsentrasi oksida Ca, yang membentuk hidroksida OH - di dalam air. Selain itu adanya pengapuran pada proses pengolahan tailing menyebabkan tailing memiliki nilai pH yang netral. Nilai pH sangat berpengaru h terhadap mobilitas dan kelarutan logam essensial dan non essensial di dalam tanah, mempengaruhi aktivitas mikroorganisme dalam mendekomposisi bahan organik serta penyediaan unsur hara bagi tanaman. Nilai pH tanah masam, dapat mengakibatkan unsur -unsur mikro seperti Fe, Mn, Cu, dan Zn menjadi mudah larut. pH akhir yang didapatkan yang berada dalam kisaran netral mampu menyediakan kondisi yang ideal untuk tanaman. Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian pencampuran tailing dengan sludge mampu merubah nilai pH kearah keseimbangan netral. Nilai awal pH campuran berada di sekitar 4,1 ; 4,2 dan 4,3. Pada hari ke -5 terlihat adanya mekanisme perubahan pH yang meningkat. Pada hari ke -10, nilai pH sudah berada dalam nilai netral dan berada pada kisaran 6,7 - 7,1. Pada hari ke-15 telah terlihat nilai pH yang sudah semakin stabil berada pada kisaran 7,1 -7,3. Pergerakan nilai pH untuk setiap bahan dapat dilihat dari tabel 4.