Kondisi Sarana dan Prasarana Wilayah.

dengan diameter antara 30 – 40 cm. Bambu yang telah dipegang oleh para penari kemudian oleh seorang yang mempunyai ilmu sakti dengan menggunakan obor atau asap rokok ditiup pada dua bagian ujungnya dan sambil memegang salah satu dari ujung bambunya sambil berteriak Baramasuwen dan para penari menjawab idadi gou-gou sebanyak 3 kali teriak maka bambu yang dipegang erat-erat oleh para penari tersebut akan terbang dan melayang membawa penarinya yang melekat pada bambunya dengan batas waktu yang tidak ditentukan hingga terjatuh ke tanah. Biasanya tarian ini dilakukan pada saat ulang tahun kenegaraan upacara 17 Agustus atau upacara adat lainnya yang diselingi dengan acara pesta rakyat. Kerajinan. Kerajian masyarakat Sidangoli dan masyarakat Halmahera Barat pada umumnya biasanya memperkenalkan kerajinan tangan berupa tikar yang terbuat dari daun bobo nipa, selain itu kerajinan lain yang ada berupa tapisan beras yang terbuat dari anyaman bambu, Tolu topi yang biasanya dipakai oleh petani dan nelayan saat melakukan aktifitasnya dan juga sebagai perhiasan dinding yang terbuat dari anyaman bambu dan lain-lain.

5.6 Kondisi Sarana dan Prasarana Wilayah.

Sarana dan prasarana wilayah meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana perekonomian, sarana air bersih, listrik, komunikasi, transportasi dan pariwisata. Ketersediaan sarana – sarana tersebut sangat penting dalam upaya peningkatan kapasitas sosial masyarakat dan sumberdaya manusia setempat dalam kaitannya dengan pengembangan ekowisata. Sarana pendidikan terdiri dari 1 unit Taman Kanak-Kanak TK, 5 unit Sekolah Dasar SD, 3 unit Sekolah Menengah Pertama swasta 1 unit SMP Negeri dan 2 unit SMP swasta dan 1unit SMU. Untuk sampai ke jenjang yang lebih tinggi seperti SMASMK Negeri dan Perguruan Tinggi, masyarakat setempat biasanya melanjutkan studi ke Kota Jailolo dan Ternate yang merupakan ibukota kabupaten dan atau Kota Ternate. Sarana kesehatan terdiri dari 1 unit Puskesmas serta 3 Posyandu yang tersebar di wilayah Sidangoli, sedangkan sarana keagamaan berupa 3 unit Masjid, 4 unit Mushollah dan 1 unit gedung gereja Protestan. Sarana perekonomian berupa 1 unit pasar, 1 unit Koperasi, 2 unit Kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam, 21 toko dan 30 kioswarung milik penduduk setempat dan pendatang yang biasanya melayani kebutuhan utama penduduk seperti sembilan bahan pokok dan lain-lain. Profil Desa Sidangoli, 2008. Pemenuhan kebutuhan air bersih bagi penduduk Kawasan Sidangoli selama ini sebagian besar dipenuhi oleh penduduk sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber air bersih seperti sumur galian dan mata air. Selain itu penduduk juga dilayani oleh pemerintah daerah melalui Perusahaan Daerah Air Minum PDAM dengan kapasitas 6.4 literdetik dengan jumlah pelanggan 233 Kepala Keluarga. Kebutuhan energi listrik dilayani oleh PT. Perusahaan Listrik Negara Persero melalui unit-unit pembangkit listrik tenaga diesel PLTD. Suplai listrik telah melayani seluruh desa selama 24 jam. Kebutuhan listrik dengan kapasitas terpasang sebesar 2 402 KW, kapasitas produksi sebesar 2 154 958 KWH, dan kapasitas daya tersambung ssebesar 1 212 750 KVA dimana kapasitas tiap rumah penduduk antara 450 - 900 watt sedangkan di kalangan pemerintah dan pengusaha seperti penginapan, percetakan dan usaha toko biasanya menggunakan daya diatas 1300 watt. Kebutuhan telekomunikasi dilayani oleh 2 unit wartel. Kondisi jaringan telekomunikasi di wilayah ini berada dalam keadaan baik. Selain sambungan telepon langsung sarana telekomunikasi lain yang ada adalah jaringan telepon seluler yakni telkomsel dan indosat. Wisatawan yang mengunjungi kawasan ini selain dapat bersantai menikmati keindahan kawasan dan melepaskan kepenatan beraktifitas dengan berbagai kegiatan wisata sekaligus juga tetap dapat mengakses informasi dari luar kawasan dan melanjutkan bisnisnya dengan memanfaatkan prasarana komunikasi yang ada. Karakteristik wilayah Sidangoli dan sekitarnya disamping memiliki wilayah perairan lautnya yang luas, wilayah daratannya juga yang cukup luas dan potensial untuk berkembang. Karena itu kondisi transportasi di wilayah ini dapat diklasifikasi menjadi dua bagian yakni darat dan laut. Sistem transportasi darat di Sidangoli dan sekitarnya telah dikembangkan lebih luas untuk melayani daerah- daerah terutama yang menjadi pusat kegiatan lokal termasuk ke pusat kegiatan utama wilayah. Kondisi prasarana jaringan jalan darat, terutama di bagian utara di wilayah Ibukota Kecamatan dan sebagian desa-desa yang berhadapan langsung dengan pesisir pantai masih sangat terbatas. Jalan utama yang melintasi Kecamatan Jailolo Selatan ini adalah jalan yang menghubungkan Kawasan Sidangoli dengan Kota Jailolo sebagai ibukota. Pergerakan barang dan penumpang untuk model perpindahan dan model transportasi laut ke darat, telah dibangun dan difungsikan terminal penumpang yang strategis yaitu terminal Sidangoli di pelabuhan khusus pelsus. Kota Sidangoli sendiri menjadi simpul pergerakan karena letaknya yang strategis menghubungkan ke beberapa kota kabupaten dan ibukota Provinsi Maluku Utara di Kota Sofifi yang berada di Pulau Halmahera dan juga sebagai titik transit asal-tujuan menuju ke Ternate atau Tidore. Transportasi penyeberangan memegang peranan sangat penting mengingat saat ini untuk mencapai ibukota Kecamatan Jailolo Selatan, maupun ke ibukota Kabupaten Halmahera Barat dari Ternate dapat dicapai melalui kapal ferry dari pelabuhan Bastion Ternate ke pelabuhan Ferry Sidangoli dan spead boat dari Pelabuhan Residen Ternate ke Sidangoli. Sementara transportasi udara dapat mengunakan pelabuhan udara terdekat dengan Kawasan Sidangoli yakni Bandara udara Sultan Babullah di Ternate. Informasi tentang kondisi sarana transportasi laut seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6 Kondisi Transportasi penyeberangan Sidangoli - Ternate Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, saat ini telah memiliki beberapa sarana sebagai pendukung kegiatan wisata, yakni akomodasi milik swasta antara lain 6 unit penginapan yang terdapat di pemukiman penduduk. Wisatawan yang berkunjung ke daerah ini biasanya sarana penginapan yang ada menjadi sasaran untuk beristirahat bagi para wisatawan dengan harga penginapan yang masih sangat terjangkau, yakni antara Rp66 000.- 200 000 sementara untuk menikmati keindahan panorama bawah laut berupa terumbu karang dan biota-biota lainnya di Teluk Dodinga dan para wisatawan biasanya menggunakan transporstasi berupa spead boat dan perahu nelayan yang siap digunakan dengan harga sewaan untuk spead boat antara Rp250 000 - 300 000 perhari atau sarana angkutan pribadi dimiliki masyarakat, berupa perahu bermesin ketinting milik nelayan setempat dengan harga Rp75 000 - 100 000 perhari. Sementara jalur transportasi dari Terante ke Sidangoli dengan menggunakan armada spead boat dengan tarif Rp50 000 per orang dan kapal ferry dengan tarif Rp20 000 per orang, dimana tarif ini merupakan keputusan Pemerintah Daerah. Informasi tentang kondisi sarana dan prasarana penunjang dalam kegaiatan wisata seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Gambar 7 Kondisi Sarana dan prasanana penginapan, jalan, transportasi darat

5. HASIL DAN PEMBAHASAN