Gambaran Umum. Kondisi Fisik Kawasan Teluk Dodinga.

4. PROFIL KAWASAN TELUK DODINGA

4.1 Gambaran Umum.

KawasanTeluk Dodinga Sidangoli merupakan salah satu kawasan yang terletak di wilayah Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat. Secara geografis terletak pada posisi 0 50’28.93” Lintang Utara sampai 53’33.86” Lintang Utara dan 127 29’39.12” Bujur Timur sampai 127 37’42.96” Bujur Timur. Secara adminstratif memiliki batas-batas, sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jailolo Timur - Sebelah Selatan berbatasan dengan Tidore Kepulauan - Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Ternate dan Laut Maluku - Sebelah Timur dengan Kota Sofifi Ibukota Provinsi Maluku Utara. Luas Kawasan Teluk Dodinga adalah 7 397.99 ha. Wilayah daratannya sebagian besar berada pada ketinggian dibawah 550 meter diatas permukaan laut. Kondisi fisiografi kawasan ini terdiri dari perbukitan seluas 3 311.20 ha, dataran tinggi seluas 1 972.53 ha, dan daratan pantai seluas 2 096.26 ha. Kawasan ini juga terdapat kawasan konservasi Tanah Putih, yang terletak sekitar 12 km dari ibukota kecamatan. Kawasan ini telah lama menjadi tujuan wisatawan terutama pengamat burung Bidadari Semioptera wallaci yang merupakan spesies endemik di Pulau Halmahera. Halmahera Barat dalam Angka 2007. Aksesbilitas ke teluk ini sangat mudah dan dapat ditempuh dengan menggunakan speed boat maupun motor laut milik masyarakat dari pelabuhan Sidangoli dengan waktu yang dibutuhkan antara 7 - 10 menit menggunakan speed boat, sedangkan menggunakan mator laut, dibutuhkan waktu sekitar 15 – 20 menit untuk mencapai Teluk Dodinga.

4.2 Kondisi Fisik Kawasan Teluk Dodinga.

Kondisi iklim dipengaruhi oleh laut Maluku dan Laut Halmahera. Keadaan musimnya tidak teratur, hampir setiap bulannya terjadi hujan, dimana pada musim tenggara pada bulan Mei-Oktober dengan angin selatan, musim barat pada bulan Desember – Pebruari dengan angin barat laut, sedangkan pancaroba terjadi pada 32 bulan April dan November. Curah hujan juga bervariasi antara 1000-2500 mmtahun. Musim kemarau berlangsung dari bulan Oktober-Maret. Musim hujan pada bulan Desember-Pebruari dan yang paling deras terjadi pada bulan Desember dan Pebruari. Angin kencang bertiup pada bulan Desember dan Pebruari diikuti dengan hujan deras dan laut yang bergelora BMG Babullah Ternate, 2009. Tabel 10 menunjukkan data klimatologi rata-rata bulanan selama 5 tahun terakhir 2005-2009. Tabel 10 Rangkuman Data Klimatologi Tahunan BMG Babbulllah Ternate Tahun Suhu Udara C Curah Hujan P Matahari Tekanan Udara minibar Kelembaban Udara Kec. Angin knotde t Rata-rata Max Min Jumlah mm Hari Hujan Januari 27,68 30,43 24,93 220 22 45 1 018.5 83,70 6,10 Pebruari 27,08 30,37 23,80 178 14 53 1 009.7 75,28 4,59 Maret 27,15 30,67 23,63 240 22 56 1 010.2 83,94 3,97 April 27,52 30,80 24,23 194 15 58 1 011.1 80,47 3,95 Mei 27,48 31,07 23,90 245 17 63 1 012.4 84,22 3,24 Juni 27,17 30,57 23,77 240 20 64 1 012.9 82,18 2,88 Juli 27,02 30,30 23,73 120 19 71 1 014.0 82,01 3,46 Agustus 26,78 30,23 23,33 63 18 84 1 014.4 82,19 3,23 September 27,22 30,63 23,80 153 14 93 1 013.9 78,98 3,60 Oktober 27,57 31,33 23,80 163 19 91 1 012.4 84,30 3,27 November 27,25 30,50 24,00 382 24 69 1 010 6 83,10 2,99 Desember 27,33 30,63 24,03 248 22 54 1 009.7 85,57 3,63 Sumber : BMG Stasiun Meteorlogi Babbullah Ternate 2009 Bentuk lahannya terdiri dari dua kelas, yakni dataran dan berbukit dengan kelas lereng datar 0 – 2 dan landaiberombak 2 – 6. Bentuk lahan dataran umumnya terdapat di daerah pesisir pantai dengan vegetasi yang mendominasi adalah mangrove, sedangkan bentuk lahan berbukit terdapat memanjang di tengah pulau dan memiliki tanah yang subur sebagai tempat masyarakat untuk bercocok tanam dan pemukiman penduduk. Penggunaan lahan daratan dan meliputi hutan primer, hutan sekunder, semak belukar, ladang, kebun campuran, tanah kosong, dan pemukiman. Sementara penggunaan lahan perairan pesisir meliputi pantai berpasir, rataan pantai bervegetasi mangrove, rataan terumbu karang, tepi terumbu, perairan penangkapan dan budidaya laut. Material pantai umumnya didominasi oleh pasir putih keabu-abuan yang halus dengan substrat dasar perairan berpasir. 33

4.3 Kondisi Batimetri dan Oseanografi. Batimetri.