Konsep Ekowisata Pesisir TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Ekowisata Pesisir

Ekowisata dapat didefenisikan sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan alam dan budaya dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan yang konservatif, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat Dirjen Parawisata, 1995. Sementara itu, Suhandi 2001 mengatakan bahwa ditinjau dari segi pengelolaannya, ekowisata dapat didefenisikan sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan keindahan alam dan secara ekonomi berkelanjutan yang mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan alam dan budaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia 2001 mendefinisikan Ekowisata sebagai wisata dalam bentuk perjalanan ke tempat-tempat di alam terbuka yang relatif belum terjamah atau tercemar dengan tujuan khusus untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan dengan tumbuh-tumbuhan serta satwa liarnya termasuk potensi kawasan berupa ekosistem, keadaan iklim, fenomena alam, kekhasan jenis tumbuhan dan satwa liar juga semua manifestasi kebudayaan yang ada termasuk tatanan lingkungan sosial budaya, baik dari masa lampau maupun masa kini di tempat-tempat tersebut dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Menurut MEI 1995 bahwa kunci utama dari pemahaman tentang Ekowisata dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Perjalanan yang bertanggungjawab, yang diartikan sebagai upaya dari seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan wisata untuk melakukan perlindungan alam atau setidak-tidaknya meminimalkan pengaruh negatif terhadap lingkungan alam dan budaya di lokasi obyek wisata. 2 Lokasi wisata, merupakan wilayah yang alami atau wilayah yang dikelola dengan mengacu kepada kaidah alam, seperti kawasan konservasi hutan taman nasional, taman wisata alam, taman hutan rakyat, cagar alam dan kawasan non konservasi hutan adat serta wilayah yang dikelola dengan kaidah alam hutan wanagama, hutan produksi, taman hutan raya dan cagar budaya. 3 Tujuan melakukan perjalanan ke obyek wisata adalah untuk menikmati pesona alam, mendapatkan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman berbagai fenomena alam dan budaya. 4 Mendukung konservasi alam dan budaya dengan tindakan nyata baik secara moral maupun materil. Melalui kegiatan wisata akan diperoleh dana yang dapat digunakan untuk kelestarian alam, memberikan penghasilan kepada pelaku wisata serta dapat memdukung pertumbuhan kegiatan dan usaha bagi masyarakat sekitarnya. 5 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar lokasi wisata, melalui peningkatan peran masyarakat dalam penetapan perencanaan, pembangunan dan pengoperasiannya. Masyarakat berperan menjadi subjek yang akan merubah paradigmanya terhadap alam dan kegiatan usaha yang berpeluang berkaitan dengan kegiatan wisata. Konsep ekowisata bahari merupakan satu-satunya konsep wisata yang dapat diterapkan untuk menjaga keseimbangan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pesisir dan laut. Bjork, 1995 in Bjork, 2000 mendefinisikan wisata sebagai suatu aktivitas, dimana manusia wisatawan melakukan kunjungan ke daerah yang masih bersifat alami dengan mempelajari karakteristik dan menikmati keindahan alam dengan cara tidak memanfaatkan mengambil sumberdaya yang ada, tetapi justru memberikan kontribusi terhadap kelestarian lingkungan dan sumberdaya tersebut. Konsep ekowisata tidak memprioritaskan untuk memberikan fasilitas dan infrastruktur kepada wisatawan untuk menikmati pemandangan alam, tetapi memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk tinggal secara nyaman di tengah lingkungan untuk sementara waktu agar memperoleh kesan yang mendalam tentang lingkungan setempat. Pada umumnya wisatawan yang berminat mengunjungi obyek wisata adalah kalangan pecinta alam, yang tidak menuntut fasilitas penginapan yang mewah. Ekowisata bahari merupakan konsep pemanfaatan sumberdaya hayati yang berwawasan lingkungan, dimana kegiatan yang dilakukan memenuhi kaidah-kaidah pelestarian lingkungan. Istilah ekowisata bahari kadangkala disamakan dengan wisata bahari, namun pada dasarnya merupakan suatu hal yang berbeda. Perbedaaan ekowisata bahari dengan wisata bahari tergantung pada konsep, dimana wisata bahari dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata dengan memanfaatkan sumberdaya pesisir sebagai obyek wisata. Sedangkan ekowisata bahari adalah konsep wisata yang ramah lingkungan, atau kegiatan wisata yang berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alamlingkungan dan industri kepariwisataan META, 2002. Sedangkan Allcock et al. 1993 mendefinisikan ekowisata sebagai salah satu kegiatan wisata yang berbasis sumberdaya alam termasuk didalamnya pendidikan dan pengelolaan berkelanjutan. Menurut The International Ecotourism Society atau TIES 1991, ekowisata adalah perjalanan wisata ke wilayah-wilayah alami dalam rangka mengkonservasi atau menyelamatkan lingkungan dan memberi penghidupan penduduk lokal. Sedangkan World Conservation Union WCU mendefinisikan ekowisata sebagai bentuk perjalanan wisata ke wilayah-wilayah yang lingkungan alamnya masih asli, dengan menghargai warisan budaya dan alamnya, mendukung upaya-upaya konservasi, tidak menghasilkan dampak negatif, dan memberikan keuntungan sosial ekonomi serta menghargai partisipasi penduduk lokal Nugroho, 2004. Menurut Yulianda 2007 konsep pengelolaan ekowisata tidak hanya beriorientasi pada keberlanjutan tetapi lebih dari pada itu yaitu mempertahankan nilai sumberdaya dan manusia. Dengan demikian ekowisata bukan menjual tempat destinasi atau kawasan melainkan menjual filosofi. Hal inilah yang membuat ekowisata mempunyai nilai lestari dan tidak akan mengenal kejenuhan pasar. Sementara Ceballos dan Lascurian, 1991 dalam Wall 1995 menyatakan bahwa pariwisata yang menyangkut perjalanan ke kawasan alam yang secara relatif belum terganggu dengan tujuan untuk mengagumi, meneliti dan menikmati pemandangan yang indah, tumbuh-tumbuhan serta binatang liar maupun kebudayaan. Fennel 1999 mendefenisikan ekowisata sebagai wisata berbasis alam yang berkelanjutan dengan fokus pengalaman dan pendidikan tentang alam, dikelola dengan sistem tertentu dan memberikan dampak negatif paling rendah pada lingkungan, tidak bersifat konsumtif serta berorientasi lokal. Ekowisata adalah kegiatan wisata bertanggungjawab yang berbasis utama pada kegiatan wisata alam dengan mengikutsertakan pula sebagian kegiatan wisata pedesaan dan wisata budaya. Ekowisata dan konservasi bagaikan dua sisi uang logam yang tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Yulianda 2007 menjelaskan bahwa konsep pengembangan ekowisata sejalan dengan misi konservasi yang mempunyai tujuan 1 menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung sistem kehidupan, 2 melindungi keanekaragaman hayati, 3 menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya, dan 4 memberikan kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat. Menurut Yulianda 2007, konsep pengembangan wisata hendaknya dilandasi pada prinsip dasar ekowisata yang meliputi : 1 Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap alam dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan dengan sifat dan karakter alam dan budaya setempat. 2 Pendidikan konservasi lingkungan; mendidik pengunjung dan masyarakat akan pentingnya konservasi. 3 Pendapatan langsung untuk kawasan; retribusi atau pajak konservasi conversation tax dapat digunakan untuk pengelolaan kawasan. 4 Partisipasi masyarakat dalam perencanaan; merangsang masyarakat agar terlibat dalam perencanaan dan pengawasan kawasan. 5 Penghasilan bagi masyarakat; masyarakat mendapat keuntungan ekonomi sehingga terdorong untuk menjaga kelestarian kawasan. 6 Menjaga keharmonisan dengan alam; kegiatan dan pengembangan fasilitas tetap mempertahankan keserasian dan keaslian alam. 7 Daya dukung sebagai batas pemanfaatan; daya tampung dan pengembangan fasilitas hendaknya mempertimbangkan daya dukung lingkungan. 8 Kontribusi pendapatan bagi Negara pemerintah daerah dan pusat. Prinsip-prinsip ekowisata menurut Ecotourism and Sustainable Development dalam Bahar 2004 antara lain : 1 Menyangkut perjalanan ke suatu tempat yang alami involves travel to natural destinations. Sering tempat tersebut jauh, ada penduduk atau tidak ada penduduk, dan biasanya lingkungan tersebut dilindungi; 2 Meminimalkan dampak negatif minimized negative impact; 3 Membangun kepedulian terhadap lingkungan build environmental awareness; 4 Memberikan beberapa manfaat finansial secara langsung kepada kegiatan konservasi provides direct financial benefits for conservation; 5 Memberikan manfaatkeuntungan finansial dan pemberdayaan pada masyarakat lokal provides financial benefits and empowerment for local people ; 6 Menghormati budaya setempat Respect local culture dan 7 Mendukung gerakan hak azasi manusia dan demokrasi support human right and democratic movements. Dalam upaya mencapai tujuan, maka penerapan ekowisata sebaiknya mencerminkan 3 tiga prinsip utama, yakni 1. Prinsip konservasi, 2. Prinsip partisipasi masyarakat dan 3. Prinsip ekonomi. Selain tiga prinsip tersebut perlu juga mempertimbangkan 2 dua prinsip penunjang yakni prinsip edukasi dan prinsip wisata.

2.2 Pariwisata Berkelanjutan.