37
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah unsur penting dalam penelitian ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah penelitian
tersebut dapat dipertanggung jawabkan hasilnya Hadi, 2000. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian ini bertujuan melihat
sejauhmana pengaruh satu variabel atau beberapa variabel bebas terhadap variabel tergantung Pratisto arif, 2009. Dalam penelitian ini akan dijelaskan lebih
lanjut mengenai indentifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, metode dan alat pengumpulan data, validitas, reliabilitas dan uji daya
beda aitem dan metode analisa data.
A. INDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang pengaruh agreeableness, sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku yang
dipersepsikan terhadap intensi organizational citizenship behavior Universitas
Sari Mutiara Indonesia. Adapun variabel penelitian ini terdiri atas:
1. Variabel Kriteria : Intensi Organizational Citizenship Behavior Y
2. Variabel Prediktor : a. Agreeableness X1
b. Sikap X2 c. Norma subjektif X3
d. Kontrol perilaku yang dipersepsikan X4
Universitas Sumatera Utara
38
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini terdapat lima variabel yang akan diteliti yaitu agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan dan
Intensi organizational citizenship behavior. Adapun definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut.
1. Agreeableness
Agreeableness adalah orientasi interpersonal seseorang dimulai dari perasaan menyayangi hingga perasaan bermusuhan. Agreeableness ini diukur
dengan menggunakan ciri-ciri dari agreeableness yang dikemukakan oleh Costa McCrae 1992: individu yang berhati lembut, dapat dipercaya,
mudah percaya, suka membantu, pemaaf, bersikap apaadanya. Tabel 1
Definisi Operasional Masing-Masing Karakteristik Kepribadian Agreeableness
Aspek Definisi Operasional
Berhati lembut Dalam bertindak dan berperilaku, menjaga
perasaan orang lain Dapat dipercaya
Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
Mudah percaya Mudah untuk percaya terhadap apa yang
dikatakan oleh orang yang dipercayainya Suka membantu
Memberikan bantuan kepada orang lain Pemaaf
Mudah memaafkan kesalahan yang diperbuat oleh rekan kerja
Bersikap apa adanya Menampilkan yang sebenarnya
Karakter kepribadian ini diukur dengan menggunakan skala likert berdasarkan ciri-ciri kepribadian agreeableness. Pada skala ini, semakin
tinggi skor maka individu tersebut lembut, dapat dipercaya, suka membantu
Universitas Sumatera Utara
39
rekan kerja, memaafkan, mudah percaya, terang-terangan sedangkan semakin rendah skornya individu yang kasar, individual, pendendam, penipu dan
manipulatif.
2. Sikap
Sikap dalam penelitian ini mengacu pada definisi yang dikeluarkan Ajzen 2005 yaitu kepercayaankeyakinan seseorang terhadap suatu perilaku yang
menentukan penilaian atau evaluasi terhadap perilaku tersebut. Sikap terhadap intensi organizational citizenship behavior merupakan derajat favorable
maupun unfavorable yang diberikan individu dalam penilainnya terhadap intensi organizational citizenship behavior.
Tabel 2 Definisi Operasional Karakteristik Sikap
Aspek Definisi Operasional
Keyakinan perilaku
Pandangan positif individu pada intensi OCB Evaluasi hasil
Hasil yang diyakini oleh individu yang akan terjadi ketika melakukan OCB
Pengukuran sikap ini menggunakan skala likert berdasarkan pada aspek sikap. Dalam teori ini, maka sikap diukur dengan keyakinan perilaku dan
evaluasi hasil. Semakin tinggi skor pada skala sikap ini maka ia berpandangan positif terhadap intensi OCB dan menyakini hasil yang
diperoleh juga positif sedangkan semakin rendah skor individu berpandangan negatif terhadap intensi OCB dan menyakini hasil yang diperoleh negatif.
Universitas Sumatera Utara
40
3. Norma Subjektif
Norma subjektif diartikan intensi OCB dilakukan atau tidak tergantung dari diterima atau tidaknya perilaku tersebut oleh orang acuannya atau
lingkungan tempat dia bekerja. Batasan ini juga mengacu pada teori planned behavior. Norma subjektif dalam penelitian ini adalah sejauh mana
pengaruhan lingkungan sosial dalam mempengaruhi subjek untuk mewujudkan intensi organizational citizenship behavior.
Tabel 3 Definisi Operasional Karakteristik Norma subjektif
Aspek Definisi Operasional
Keyakinan normatif Keyakinan individu mengenai diterima atau
tidaknya OCB sesuai dengan lingkungan individu bekerja.
Motivasi untuk menuruti Seberapa kuat individu tersebut menuruti
dorongan dari lingkungan tempat individu bekerja
Norma subjektif ini diukur dengan menggunakan skala likert berdasarkan aspek norma subjektif yaitu melalui keyakinan normatif dan motivasi untuk
menuruti. Semakin skor tinggi adalah keyakinan individu memiliki dukungan yang besar dari orang acuanya terhadap intensi OCB sedangkan skor yang
rendah adalah keyakinan bahwa intensi OCB yang hendak dia lakukan tidak diterima atau tidak didukung oleh orang acuannya lingkungan kerja.
4. Kontrol perilaku yang dipersepsikan
Kontrol perilaku yang dipersepsikan dalam konteks intensi organizational citizenship behavior adalah seberapa kuat tingkat kendali yang dimiliki
seseorang karyawan dalam menampilkan intensi organizational citizenship behavior.
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 4 Definisi Operasional Karakteristik kontrol
perilaku yang dipersepsikan
Aspek Definisi Operasional
Keyakinan Mengontrol Keyakinan seseorang akan kapasitas yang
dimiliki untuk memunculkan OCB
Kekuatan Mengontrol Seberapa besar kekuatan individu untuk
mengontrol yang dapat mempengaruhi keputusan individu untuk melakukan OCB.
Kontrol perilaku yang dipersepsikan diukur melalui skala likert berdasarkan aspek kontrol perilaku yang dipersepsikan yaitu keyakinan
mengontrol dan kekuatan mengontrol. Dalam skala ini, skor tinggi menyatakan bahwa individu memiliki kapasitas untuk melakukan suatu
perilaku dan memiliki kemampuan untuk mengontrol perilaku tertentu sementara bila skor rendah menyatakan individu ragu akan kapasitas untuk
melakukan suatu perilaku dan tidak mampu untuk mengontrol perilaku tersebut.
5. Intensi Organizational Citizenship Behavior
Keinginan yang ada dalam diri individu untuk melakukan perilaku yang melebihi dari tugas dan tanggung jawabnya dengan tujuan membantu orang
lain dalam mencapai tujuan perusahaan. Intensi organizational citizenship behavior diukur dengan menggunakan aspek intensi yaitu tindakan, sasaran,
konteks, dan waktu.
Universitas Sumatera Utara
42
Tabel 5 Definisi Operasional Aspek Intensi OCB
Aspek Definisi Operasional
Tindakan Tindakan yang hendak dilakukan untuk mewujudkan
OCB Sasaran
Sasaran yang hendak dituju Konteks
Keadaan yang dikehendaki individu untuk melakukan OCB
Waktu Waktu terjadinya OCB
Pengukuran variabel ini menggunakan skala likert dengan hasil penjumlahan dari masing-masing aspek intensi tersebut. Dalam skala ini, Skor tinggi
menandakan bahwa karyawan semakin besar intensi OCB dikarenakan karyawan paham akan tindakan yang dia lakukan, sasaran apa yang hendak dicapai,
ketersediaan waktu dalam melaksanakan intensi OCB. Sedangkan skor rendah individu yang kemungkinan kecil berintensi OCB dikarenakan karyawan kurang
mengetahui tindakan karyawan dalam berintensi OCB, sasaran yang hendak dicapai, ketersediaan waktu untuk melakukan.
C. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Menurut Hadi 2000 populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan- kenyataan yang diperoleh dari sampel penelitian itu hendak digeneralisasikan.
Penggunaan sampel pada penelitian ini didasari atas pertimbangan efisiensi daya berupa waktu, tenaga dan dana. Dengan keterbatasan tersebut maka penelitian
hanya mengambil dari sampel dalam populasi bukan populasi keseluruhan Azwar, 2010. Populasi yang dimiliki adalah berjumlah 168 orang dan sampel
yang digunakan adalah 79 orang untuk penelitian. Penelitian ini menggunakan trayout terpakai. Individu yang dikenakan pada tryout juga dikenakan pada
Universitas Sumatera Utara
43
penelitian. Sampel yang digunakan untuk uji coba dan sampel penelitian adalah pegawai dan dosen.
Sampel harus mampu mempresentasikan populasi yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik dari populasinya. Sampel yang dapat mempresentasikan populasinya
maka perlu menggunakan teknik pengambilan sampel yang tepat. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini, purposive sampling. Metode ini
dilakukan dengan cara mengambil sampel yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian Azwar, 2010. Untuk mendapatkan karakteristik yang
sesuai dengan penelitian maka sebelum melakukan pembuatan skala maka peneliti melakukan wawancara personal dengan beberapa karyawan yang bekerja di
Universitas Sari Mutiara Indonesia mengenai OCB.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Metode Skala Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat
pengukurannya. Kalau alat pengambilan datanya cukup reliabel dan valid, maka datanya juga akan cukup reliabel dan valid. Beberapa alat pengambilan data
mensyaratkan kualifikasi tertentu pada pihak pengambilan data Suryabrata, 2008. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala. Metode skala dengan karakteristik sebagai berikut Azwar, 2004 yaitu: a. Stimulus berupa pertanyaan atau pernyataan tidak langsung
mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap atribut yang hendak diungkap
b. Indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem
Universitas Sumatera Utara
44
c. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah” dan ditambahkan bahwa indikator perilaku adalah bentuk
perilaku yang mengindikasikan ada tidaknya suatu atribut psikologi yang diperoleh dari komponen ada tidaknya suatu atribut psikologi
yang diperoleh dari komponen dalam konsep teoritik atribut yang hendak diukur dan berasal dari aspek atau ciri-ciri yang tercakup dari
definisi. Penelitian ini menggunakan 5 skala, yaitu skala agreeableness, skala sikap,
skala norma subjektif, skala kontrol perilaku yang dipersepsikan, skala intensi organizational citizenship behavior. Kelima skala ini menggunakan penilaian
dengan lima alternatif jawaban yang digunakan yaitu: Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Kurang Sesuai KS, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS.
a. Agreeableness
Penelitian ini menggunakan skala agreeableness dari definisi yaitu kualitas orientasi interpersonal seseorang mulai dari perasaan kasihan sampai dengan
perasaan permusuhan dalam hal pemikiran, perasaan, dan tindakan. Agreeableness
ini memiliki ciri-ciri: berhati lembut, dapat dipercaya, mudah percaya, suka membantu, pemaaf.
Dalam mengisi skala agreeableness. Kelima skala ini menggunakan penilaian dengan lima alternatif jawaban yang digunakan yaitu: Sangat Setuju SS, Setuju
S, Kurang setuju KS, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS.
Skala agreeableness terdiri dari dua kelompok item bagi setiap aspek atau gejala yaitu item yang mendukung favorable dan item yang tidak mendukung
Universitas Sumatera Utara
45
unfavorable. Rentang skor dalam skala ini dari 1-5. Pada aitem favorable sistem penilaianya ialah SS = 5, S = 4, KS = 3, TS = 2, STS = 1. Pada item yang
unfavorable sistem penilaian dilakukan dengan sebaliknya, yaitu SS = 1, S = 2,
KS = 3, TS = 4, STS = 5 Dari setiap aspek yang telah diturunkan menjadi sejumlah item, akan
diperoleh skor total dari setiap item, yang menunjukkan semakin tinggi skor total agreeableness, maka akan diikuti oleh semakin tinggi pula tingkat agreeableness
partisipan. Karakter kepribadian ini diukur dengan menggunakan skala likert berdasarkan hasil penjumlahan masing-masing karakteristik. Semakin tinggi skor
maka berhati lembut, dapat dipercaya bila diberi tanggung jawab, mudah percaya pada orang lain, suka membantu rekan kerja yang membutuhkan, mudah
memaafkan kesalahan orang lain sedangkan semakin rendah skor maka sebaliknya.
Tabel 6. Blue Print Skala Kepribadian Agreeableness Uji Coba
No. Ciri-Ciri Favourabel Unfavourabel Jumlah
Aitem Bobot
1 Berhati lembut
1, 5 2, 3, 4
5 16.7
2 Dapat dipercaya
8, 10, 13, 18 6
5 16.7
3 Mudah percaya
7, 9, 19 11, 17
5 16.7
4 Suka Membantu
14, 24 12, 20, 22
5 16.7
5 Pemaaf
23, 21, 27 15, 16
5 16.7
6 Bersikap apa adanya
25, 28, 29, 30 26 5
16.7
Total 30 100
Universitas Sumatera Utara
46
b. Sikap
Penelitian ini menggunakan konsep planned behavior , maka skala ukur sikap terhadap perilaku dibagi atas dua komponen terpisah, yaitu komponen dasar
mengenai penilaian perilaku dan komponen kualitas eksperiental berdasarkan pengalaman subjek. sikap ini merupakan derajat favorable dan unfavorable
produk dari hasil evaluasi dan keyakinan perilaku terhadap sebuah perilaku yang akan diwujudkan. Dalam menentukan sikap ini, subjek akan diminta menilai
beberapa kemungkinan konsekuensi dari perilaku organizational Citizenship behavior.
Dalam mengisi skala sikap ini menggunakan penilaian dengan lima alternatif jawaban yang digunakan yaitu: sangat setuju SS, setuju S, Kurang Setuju KS,
Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Skala sikap terdiri dari dua kelompok item bagi setiap aspek atau gejala yaitu
item yang mendukung favorable dan item yang tidak mendukung unfavorable. Rentang skor dalam skala ini dari 1-5. Pada item favorable sistem penilaianya
ialah SS = 5, S = 4, KS = 3, TS = 2, STS = 1. Pada item yang unfavorable sistem penilaian dilakukan dengan sebaliknya, yaitu SS = 1, S = 2, KS = 3, TS = 4, STS
= 5. Dari setiap karakteristik yang telah diturunkan menjadi sejumlah item, akan
diperoleh skor total dari setiap item, yang menunjukkan semakin tinggi skor total sikap, maka akan diikuti oleh semakin tinggi pula tingkat sikap partisipan.
Pengukuran variabel sikap terhadap organizational citizenship behavior ini terdiri atas pengukuran keyakinan perilaku dan evaluasi hasil. Hasil perkalian antara skor
keyakinan perilaku dan evaluasi hasil akan menghasilkan tingkatan sikap terhadap
Universitas Sumatera Utara
perilaku y keyakinan
pasangan sikap ada
AB b
e Sema
ditujukkan dengan sk
2005. Se terhadap i
semakin r menyakini
No
1 2
yang diukur n perilaku d
antara key alah sebagai
: Sikap
: Keya : Hasil
akin tinggi n pada inte
kala likert emakin ting
intensi OCB rendah skor
i hasil yang
Ta Aspek
Keyakinan Individu
Evaluasi Hasil
T
r. Pengukur dan evaluas
yakinan peri berikut :
p terhadap p akinan peril
l evaluasi hasil perk
ensi organi berdasarka
ggi skor pa B dan meny
r individu b g diperoleh n
abel 7. Blue Favour
n 1, 2, 3,
9,10,11 13
Total
an skala sik i hasil. Per
ilaku dan
perilaku aku
kalian ini, m izational ci
an karakter ada skala si
yakini hasil berpandang
negatif.
e Print Ska rabel Unf
4, 5 6, 7
, 12, 14,
kap ini mer rkaliannnya
evaluasi h
maka sema itizenship b
ristik yang ikap ini ma
yang diper gan negatif
ala Sikap U favourabel
, 8 15, 16
rupakan has tersebut se
hasil. Formu
akin favora behavior. S
dikemukak aka ia berpa
roleh juga p terhadap in
Uji Coba Jumla
Aitem
8 8
16 sil perkalian
ecara berpa ula dari var
able sikap Sikap ini d
kan oleh A andangan p
positif sedan ntensi OCB
ah m
Bobo
50 50
100
47
n dari asang-
riabel
yang diukur
Ajzen positif
ngkan B dan
ot
Universitas Sumatera Utara
c. Norma
Dalam motivasi u
kelompok pilihan, ya
dan Sanga KS = 3,
berlaku se Dari s
diperoleh norma su
subjektif keyakinan
secara ber untuk men
Sema menuruti,
penelitian yang dike
terhadap p aturan yan
masyaraka adalah seb
a subjektif
m penelitian untuk menu
k favorable aitu Sangat
at Tidak Ses TS = 2 dan
ebaliknya. setiap karak
skor total d ubjektif, ma
partisipan. n normatif
rpasang-pas nuruti.
akin besar h maka sem
. Norma su emukakan o
perilaku dit ng ada seda
at dan ia tid bagai beriku
n ini norma uruti. Dalam
dan unfav Sesuai SS
suai STS. n pilihan ST
kteristik yan dari setiap i
aka akan d Pengukura
dan motiva sangan antar
hasil perkal makin besa
ubjektif ini oleh Ajzen
terima dan angkan skor
dak mematu ut :
a subjektif d m mengisi s
vorable, dim S, Sesuai S
Untuk item TS = 1. Se
ng telah dit tem, yang m
diikuti oleh an norma s
asi untuk m ra item key
lian antara ar pula no
diukur den 2005. Sem
mematuhi r yang rend
uhi aturan y diukur deng
skala norm mana subje
S, Kurang m yang favo
dangkan un
turunkan m menunjukka
h semakin subjektif te
menuruti. B yakinan norm
skor keyak orma subje
ngan skala makin tingg
dorongan y dah dia yak
yang ada. Fo gan keyakin
a subjektif, k diberikan
Sesuai, Tid rable, pilha
ntuk item y
menjadi seju an semakin
tinggi pula erdiri dari p
Bentuk perk matif denga
kinan norma ktif yang
likert deng gi skor mak
yang kuat u kin perilaku
ormula dari nan normati
, terdiri dar n lima alte
dak Sesuai an SS = 5, S
yang unfavo
umlah item, tinggi skor
a tingkat n perkalian a
kaliannya a an item mo
atif dan mo dimiliki su
gan karakte a individu y
untuk mem unya ditolak
i norma sub
48
if dan ri dua
ernatif TS,
S = 4, orable
akan r total
norma antara
adalah tivasi
tivasi ubjek
eristik yakin
matuhi k oleh
bjektif
Universitas Sumatera Utara
49
SN : Norma subjektif n
: Keyakinan normatif m
: Motivasi untuk menuruti
Tabel 8. Blue Print Skala Norma subjektif Uji Coba
No Aspek FAV
UFAV Jumlah
Aitem Bobot
1 Keyakinan Normatif
1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8
8 50
2 Motivasi untuk
menuruti 9, 10, 11,
12, 13 14, 15,
16 8 50
Total
16 100
d. Kontrol perilaku yang dipersepsikan
Pengukuran kontrol perilaku yang dipersepsikan mengukur sejauh mana kepercayaan diri seseorang, apakah dia merasa mampu mewujudkan
organizational citizenship behavioral atau tidak. Beberapa item yang berbeda dipakai dalam skala ukur kontrol perilaku yang dipersepsikan ini. Beberapa
diantaranya menampilkan tentang kesulitan yang diperkirakan terhadap perilaku yang dihadapi. Secara keselurahan item-item yang disajikan dalam skala kontrol
perilaku yang dipersepsikan ini bertujuan mengetahui kapabilitas untuk mewujudkan perilaku organizational citizenship behavior. Secara operasional,
subjek diminta memberi penilaian terhadap faktor-faktor yang muncul sebagai penghambat dari perwujudan perilaku organizational citizenship behavior dan
seberapa besar pengaruh faktor kontrol tersebut dalam menentukan perwujudan dari intensi organizational citizenship behavior .
Dalam mengisi skala kontrol perilaku yang dipersepsikan menggunakan penilaian dengan lima alternatif jawaban yang digunakan yaitu: Sangat Setuju
Universitas Sumatera Utara
SS, Setu STS.
Skala bagi setiap
yang tidak item favor
Pada item SS = 1, S
Dari diperoleh
kontrol pe tingkat ko
perkalian dilakukan
kekuatan m Peguk
bahwa ind kemampua
menyataka tidak mam
PB c
uju S, Kura
a kontrol pe p aspek ata
k mendukun rable sistem
m yang unfa = 2, N = 3,
setiap asp skor total d
erilaku yang ontrol peri
keyakinan secara be
mengontrol kuran varia
dividu mem an untuk m
an individu mpu untuk m
BC : Kont : Keya
ang Setuju
erilaku yang au gejala y
ng unfavora m penilaiany
vorable sist TS = 4, ST
pek yang t dari setiap i
g diperseps ilaku yang
n mengontr erpasang-pa
. abel ini men
miliki kapasi mengontrol
u ragu akan mengontrol p
trol perilaku akinan meng
KS, Tidak
g diperseps aitu item y
able. Renta ya ialah SS
tem penilai
TS = 5 telah dituru
tem, yang m ikan, maka
dipersepsi rol dan ke
asangan ant
nggunakan itas untuk m
l perilaku n kapasitas
perilaku ter
u yang diper gontrol
k Setuju TS
sikan terdi yang mendu
ang skor da = 5, S = 4
an dilakuka
unkan men menunjukka
akan diiku ikan. Varia
ekuatan me tara item k
skala liker melakukan s
tertentu se untuk mel
rsebut.
rsepsikan S, dan San
iri dari dua ukung favo
alam skala i , KS = 3, T
an dengan s
njadi sejum an semakin
uti oleh sem abel ini te
engontrol. keyakinan
rt. Skor tin suatu perila
ementara b lakukan sua
ngat Tidak S
a kelompok orable dan
ni dari 1-5. TS = 2, STS
sebaliknya,
mlah item, tinggi skor
makin tinggi erdiri dari
Pengukuran mengontrol
nggi menya aku dan mem
ila skor re atu perilaku
50
Setuju
k item n item
Pada S = 1.
yaitu
akan r total
i pula hasil
n ini l dan
atakan miliki
endah u dan
Universitas Sumatera Utara
51
p : Kekuatan mengontrol
e. :Intensi Organizational Citizenship Behavior
Skala intensi organizational citizenship behavior untuk mengukur sejauh mana karyawan tersebut mau mencerminkan intensi organizational citizenship
behavior. Skala ini diukur dengan aspek intensi yaitu tindakan, sasaran, konteks, dan waktu.
Dari setiap aspek yang telah diturunkan menjadi sejumlah item, akan diperoleh skor total dari setiap item, yang menunjukkan semakin tinggi skor total
intensi organizational citizenship behavior, maka akan diikuti oleh semakin tinggi pula tingkat organizational citizenship behavior partisipan. Pengukuran variabel
ini menggunakan skala likert dengan hasil penjumlahan dari masing-masing aspek intensi tersebut. Semakin tinggi skornya maka semakin tinggi individu tersebut
melakukan perilaku spesifik dengan mengetahui tindakan, konteks, sasaran, dan waktu sementara individu yang memiliki skor rendah individu yang melakukan
perilaku spesifik dengan tidak mengetahui tindakan, konteks, sasaran, dan waktu.
Tabel 9 Blue Print uji coba Skala Kontrol perilaku yang dipersepsikan Coba
No Aspek Fav Unfav
Jumlah Aitem
Bobot
1 Keyakinan
mengontrol 1, 2, 3,
4, 5, 9 6, 7, 8
9 50
2 Kekuatan
Mengontrol 10, 11,
12, 13, 14, 18
15, 16, 17 9
50
Total
18 100
Universitas Sumatera Utara
52
e. Intensi OCB
Skala ini bertujuan untuk melihat intensi subjek sebagai kesimpulan apakah subjek akan menampilkan perilaku ataupun tidak. Disusun atas 4 aspek yang
mempengaruhi intensi yakni tindakan, sasaran, konteks, waktu. Skala ini akan terdiri dari aitem dengan 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju SS, SetujuS,
Kurang Setuju KS, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS. Skala dinyatakan dalam bentuk pernyataan Favorable mendukung. Nilai setiap pilihan
bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian atau pernyataan Favorable yaitu SS = 5, S = 4, KS = 3 TS = 2 dan STS = 1.
Dari setiap aspek yang telah diturunkan menjadi sejumlah aitem, akan diperoleh skor total dari setiap aitem yang menunjukkan semakin tinggi skor total
intensi maka diikuti semakin pula tingkat intensi OCB partisipan. Semakin tinggi skor intensi maka karyawan semakin paham akan tindakan yang dilakukan,
sasaran apa yang hendak dicapai, ketersediaan waktu dalam melaksanakan intensi OCB dan semakin rendah skor maka karyawan kurang mengetahui tindakan
karyawan dalam berinteraksi OCB, sasaran yang hendak dicapai, ketersediaan waktu untuk melakukan OCB.
Tabel 10. Blue Print Skala Intensi OCB Uji Coba No
Aspek No. Aitem
Jumlah Aitem Bobot
1 Tindakan
1, 2, 3, 4, 5 5
25 2
Sasaran 6, 7, 8, 9, 10
5 25
3 Konteks
11, 12, 13, 14, 15 5
25 4
Waktu 16, 17, 18, 19, 20
5 25
Total 20 100
Universitas Sumatera Utara
53
E. VALIDITAS, UJI DAYA BEDA AITEM DAN UJI RELIABILITAS 1. Uji Validitas
Uji validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana ketepatan atau kecermatan alat ukur dalam mengukur apa yang hendak diukur Priyatno,
2008. Valid atau tidaknya alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat
Azwar, 2009.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas konten dan validitas konstrak. Validitas konten dilakukan melalui profesional juggement yaitu
dosen pembimbing dalam proses penyusunan dan telaah aitem sehingga item yang dibuat dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur
Suryabrata, 2008. Validitas konstrak dilakukan melalui analisis faktor, penilaian ini untuk melihat apakah aitem yang dimaksudkan untuk mengukur
faktor-faktor tertentu yang benar-benar memenuhi fungsinya dalam mengukur faktor yang dimaksudkan.
Dalam uji analisis faktor dimulai dengan melihat kaiser-meyers-olkin KMO yaitu mengukur apakah sampel sudah cukup memadai. Statistik KMO
memiliki variasi nilai antara variasi nilai antara 0 hingga 1. Nilai 0 mengindikasikan jumlah korelasi parsial yang relatif besar untuk jumlah
korelasi dan pola koreksi yang menyebar. Sementara untuk nilai mendekati 1 mengindikasikan adanya pola koreksi yang relatif kompak sehingga analisa
faktor menghasilkan faktor yang reliabel. Nilai KMO 0,5 nilai acuan bahwa sampel sudah cukup memadai kriteria untuk nilai KMO yaitu sebagai berikut
Field, 2009:
Universitas Sumatera Utara
54
1. nilai KMO antara 0,5-0,7 cukup memuaskan
2. nilai KMO antara 0,7-0,8 baik
3. nilai KMO antara 0,8-0,9 memuaskan
4. nilai KMO antara 0,9 berarti memuaskan.
2. Uji Daya Beda Aitem
Sebelum dilakukan uji reliabiltas terlebih dahulu dilakuakan uji daya beda item. Daya beda suatu alat ukur dalam penelitian sangat diperlukan karena
melalui daya beda aitem dapat diketahui sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang
tidak memiliki atribut yang diukur Azwar, 2006. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien
korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala sendiri. Komputasi ini menghasilkan
koefisien korelasi aitem total yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment Azwar, 2004.
Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai dengan 1.00 dengan nilai positif dan negatif. Semakin baik daya diskriminasi item maka
koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1.00 yang artinya fungsi aitem cocok dengan fungsi alat ukur dan memiliki daya beda yang baik Azwar, 2000.
Batasan nilai indeks daya beda aitem dalam penelitian ini adalah 0.3 sehingga setiap aitem yang memiliki harga kritik
≥ 0.3 yang akan digunakan dalam pengambilan data yang sebenarnya. Perhitungan koefisien korelasi item ini
menggunakan komputasi SPSS versi 18.0 for windows
Universitas Sumatera Utara
55
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan hasil suatu pengukuran dapat dipercaya serta mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur dan mengandung makna
kecermatan pengukuran Azwar, 2009. Uji reliabitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan reliabilitas konsistensi internal, yaitu single trial administration dimana skala hanya diberikan satu kali saja pada sekelompok individu sebagai
subjek. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefesien Alpha Cronbach. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas rxx yang angkanya
dalam rentang dari 0 samapai 1.00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya sementara yang
semakin rendah adalah yang mendekati 0 berarti semakin rendah reliabiltasnya Azwar, 2009.
Perhitungan koefisien reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik koefisien alpha cronbach yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program
SPSS Version 18 for windows.
F. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Rancangan Alat dan Instrumen penelitian Pada tahap ini, alat ukur digunakan adalah skala untuk mengukur
kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsiakan. Peneliti menentukan komponen berdasarkan teori yang
digunakan, selanjutnya dibuat aitem-aitem yang mengungkapkan variabel tersebut. pada saat instrumen peneliti meminta pertimbangan dari
Universitas Sumatera Utara
56
professional judgement yaitu dosen pembimbing selajutnya melakukan seleksi aitem-aitem yang memenuhi syarat
b. Permohonan izin Sebelum peneliti melakukan pengambilan data, terlebih dahulu
diawali dengan meminta izin kepada Universitas Sari Mutiara Indonesia untuk melakukan uji coba skala dan melaksanakan penelitian.
c. Uji coba alat ukur Guna memperoleh alat ukur yang memiliki validitas dan reliabilitas,
maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba alat ukur penelitian. Uji coba skala dilaksanakan pada tanggal 5 sd 6. Skala yang diuji cobakan
yaitu skala kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, Kontrol perilaku yang dipersepsikan. Skala ini diujicobakan 40 orang dosen dan
pegawai di Universitas Sari Mutiara Indonesia.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah peneliti melakukan Uji coba, merevisi alat ukur dan menyusun kembali aitem-aitem yang sesuai pada saat uji coba, maka peneliti
melakukan penelitian di Universitas Sari Mutiara Indonesia. Proses pengambilan data dilakukan pada tanggal 9-10 januari 2015. Peneliti akan
melakukan penyebaran skala masing-masing unit dan fakultas yang ada di Universitas Sari Mutiara Indonesia. Penelitian ini menggunakan try out
terpakai dimana subjek yang dikenakan pada try out juga digunakan untuk penelitian.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan sampel yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
57
karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik ini dipilih dikarenakan sebelumnya peneliti sudah melakukan penelitian dalam
bentuk wawancara awal dan observasi mengenai OCB.
3. Pengolahan Data
Setelah diperoleh data dari skala kepribadian agreeableness, skala sikap, skala norma subjektif, skala kontrol perilaku yang dipersepsikan,
skala intensi OCB maka dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode statistik. Pengolahan data menggunakan bantuan program aplikasi
SPSS 18.0 for windows Evaluation Version.
4. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Uji coba alat ukur merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk menguji mutu atau kualitas instrumen dimana hal
ini adalah skala penelitian Suryabrata, 2011. Dalam penelitian ini, uji coba dilakukan pada 40 orang sampel yang memiliki karakteristik yang
sama serta instrumen yang sama dengan penelitian sesungguhnya. Sampel penelitian ini terdiri dari dosen dan pegawai yang ada di Universitas Sari
Mutiara Indonesia.
a. Hasil Uji Coba Skala Kepribadian Agreeableness
Skala kepribadian agreeableness yang di uji cobakan berisi 30 aitem. Namun pada skala ini terdapat 5 aitem yang tidak valid yaitu pada aitem
3, aitem 6, aitem 15, aitem 28, aitem 29. Oleh karena itu aitem tersebut tidak dapat digunakan untuk penelitian. Hasil uji coba terhadap skala
agreeableness menunjukkan korelasi α = 0,962. Total aitem yang
digunakan dalam penelitian adalah 25 aitem.
Universitas Sumatera Utara
58
b. Hasil Uji Coba Skala Sikap
Skala sikap yang di uji cobakan berisi 8 aitem. Namun pada skala ini terdapat pada aitem 7 dan aitem 15. Oleh karena itu maka item tersebut
gugur dan tidak digunakan dalam skala penelitian. Skala ini memiliki koefisien
α = 0.878. Total aitem yang gugur sebanyak 2 aitem sehingga total skala yang digunakan dalam penelitian adalah 14 item.
c. Hasil Uji Coba Skala Norma Subjektif
Skala norma subjektif yang di uji cobakan berisi 8 aitem. Namun pada skala ini, aitem yang gugur pada aitem 6 dan aitem 14. oleh karena itu
maka aitem tersebut gugur dan tidak digunakan dalam skala penelitian. Skala ini memiliki koefisien
α = 0, 842. Total aitem yang berjumlah 2 aitem sehingga total aitem yang digunakan dalam penelitian adalah 14
aitem.
d. Hasil Uji Coba Skala Kontrol perilaku yang dipersepsikan
Skala kontrol perilaku yang dipersepsikan yang diujicobakan berisi 9 aitem. Namun pada skala ini terdapat aitem yang gugur yaitu aitem 8 dan
aitem 17. Oleh karena itu maka aitem tersebut gugur dan tidak digunakan dalam skala penelitian. Skala ini memiliki koefisien
α = 0, 846 . total skala yang gugur adalah berjumlah 2 aitem sehingga total aitem yang
digunakan dalam penelitian adalah 16 aitem.
e. Hasil Uji Coba Skala Intensi OCB
Skala intensi yang diujicobakan berisi 20 aitem, dimana semua aitem telah valid sehingga tidak ada aitem yang gugur. Semua aitem yang ada
pada penelitian ini semua dipakai pada skala penelitian. Hasil uji coba
Universitas Sumatera Utara
59
terhadap skala intensi menunjukkan α = 0,967. Total aitem yang
digunakan dalam penelitian adalah 20 aitem.
G. METODE ANALISA DATA
Azwar 2010 menyatakan bahwa pengolahan data penelitian yang telah diperoleh, dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian
rupa sehingga dapat dibaca dan dapat diinterpretasikan. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional.
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengukur pengaruh lebih dari
satu variabel bebas terhadap variabel tergantung. Sehingga dalam penelitian ini, analisa regresi linier berganda diharapkan dapat menunjukkan seberapa besar
pengaruh kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan, intensi OCB. Sebelum data dianalisa, dilakukan uji asumsi
yang berupa:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi berganda dilakukan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau
tidak. Dalam hal ini uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya Priyatno, 2012. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Pengujian ini menyatakan sebaran data terdistribusi normal jika P
≥ 0,05 dan sebaliknya jika P
≤ 0,05 maka sebarannya diyatakan tidak normal. Uji normlitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Sample
Kolmogorov -Smirnov.
Universitas Sumatera Utara
60
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Selain itu uji linieritas ini juga
diharapkan dapat mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan yang ditemukan signifikan, maka
hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah linier. Dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas adalah jika nilai probabiltas
0,05, maka hubungan antara variabel X dan Y adalah linier sedangkan jika nilai probabilitas 0,05 maka hubungan antara variabel X dan Y adalah tidak
linier Hadi, 2000.
3. Uji Multikolinear
Multikolinearitas adalah kondisi terdapatnya hubungan linier atau korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel independen dalam model regresi.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya hubungan atau korelasi antar satu atau semua variabel
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel sehingga hal inilah yang disebut tidak multikolinear.
Multikolinearitas dapat dilihat dengan mengindikasikan nilai tolerance dan varians inflation factor VIF. Multikolinearitas terjadi jika mempunyai nilai
tolerance 0.1 dan VIF 10 Gudono, 2011.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara error serangkaian Observasi yang dapat diurutkan menurut waktu.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
Universitas Sumatera Utara
61
berkaitan dengan satu dengan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi Gudono, 2011. Uji autokorelasi menggunakan Uji
Durbin-watson uji DW dengan kriteria jika nilai DW -2 sampai +2 menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi.
5. Uji Heteroskedastitas
Heteroskedastitas merupakan kedaaan dimana adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji
heteroskedastitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi heteroskedastitas. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastitas atau dengan kata lain harus homoskedastitas. Penelitian ini menggunakan uji heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik
plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SPRED. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPREAD dimana sumbu X dan Y yang telah diprediksi dan
sumbu Y adalah residual Y prediksi-Y sesungguhnya Gudono, 2011.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN