Hasil Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi Pengaruh Kepribadian Agreeableness Terhadap Intensi OCB

66 0.000 selanjutnya nilai deviation for linearity pada kepribadian agreeableness p = 0,082, sikap nilai linearity = 0.000 dengan nilai deviation from linearity P = 0,955, norma subjektif nilai linearity p= 0.021 dengan nilai deviation from linearity p= 0,694, kontrol perilaku yang dipersepsikan nilai linearity p= 0.032 dengan nilai deviation from linearity. Hasil ini menunjukkan nilai p 0.000 0.05 untuk linearity dan linearity dan p 0.082, 0.955, 0.694, 0.953 0.05 untuk deviation for linearity, artinya terdapat hubungan yang linier antara kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap intensi OCB.

3. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah keadaan di mana variabel-variabel independen dalam persamaan regresi mempunyai korelasi yang erat satu dengan yang lain Multikolinieritas dapat diuji dengan melihat nilai tolerance dan nilai VIF Varience Inflation Factor pada aplikasi SPSS. Multikolinearitas terjadi jika mempunyai tolerence 0.1 dan VIF 10, dan tidak terjadinya multikolinearitas jika mempunyai nilai tolerence 0.1 dan VIF 0.1. hasil uji multikolineritas dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 16 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF Kepribadian agreeableness 0.972 1.029 Sikap 0.239 4.187 Norma subjektif 0.186 5.381 Kontrol perilaku yang dipersepsikan 0.196 5.097 Universitas Sumatera Utara 67 Berdasarkan tabel Tabel 16 nilai VIF dari variabel agreeableness adalah 1.029, nilai VIF dari variabel Sikap adalah 4.187, nilai VIF dari variabel norma subjektif adalah 5.381, dan nilai VIF dari variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan adalah 5,097. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas atau tidak ada korelasi antar variabel independen.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan asumsi autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan Uji Durbin- Watson Uji DW. Kaidah yang digunakan yaitu nilai DW -2 sampai +2 menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam tabel berikut Tabel 17 Uji Autokorelasi Model Durbin-Watson 1 1.900 Berdasarkan Tabel 17 nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1.900. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara -2 dan +2, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi. Universitas Sumatera Utara 68

5. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan uji heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SPRED. Hasil uji heteroskeditas dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 1 Uji Heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara 69 Berdasarkan Gambar 2, tidak terdapat pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPREAD dimana sumbu X dan Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah residualnya Y prediksi- Y sesungguhnya. Dari grafik scatterplots diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar tanpa membuat pola tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil dari uji dalam penelitian ini maka diperoleh bahwa penelitian memenuhi uji asumsi. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini dapat dilakukan pengolahan data dengan menggunakan uji parametrik.

C. HASIL UTAMA PENELITIAN

Berikut ini akan dijabarkan tentang hasil pengolahan data mengenai pengaruh kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap intensi OCB yang diperoleh dengan teknik analisis regresi linier berganda dengan menggunkan program spss versi 18.0 for window. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 18. Hasil Perhitungan Analisis Regresi Model Nilai F Signifikansi 1 8.887 0.000 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai F = 8.887 dan nilai p = 0.000 dimana nilai p 0.05. Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh terhadap intensi OCB. Dengan demikian, hipotesis utama dalam penelitian ini dapat diterima yaitu kepribadian agreeableness, sikap, Universitas Sumatera Utara 70 norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan secara bersama-sama mempengaruhi intensi OCB. Kemudian didapatkan perhitungan koefisien korelasi seperti pada tabel berikut. Tabel 19. Hasil Analisis Korelasi Model Koefisien Korelasi Koefisien Determinasi 1 0.570 0.324 Berdasarkan Tabel 19 diatas menunjukkan bahwa variabel kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh kuat sebesar 0.570 terhadap intensi OCB Nilai tersebut berarti kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku yang dipersepsikan mempengaruhi secara simultan atau bersama- sama terhadap variabel intensi OCB sebesar 32, sisanya sebesar 68 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi intensi meliputi masa kerja, kepuasan kerja, jenis kelamin. Selanjutnya, koefisien regresi akan digambarkan dalam tabel berikut. Tabel 20 Hasil Koefisien Regresi Model Koefisien Korelasi Kepribadian agreeableness 0.282 0.000 Sikap 0.104 0.24 Norma subjektif 0.152 0.010 Kontrol perilaku yang dipersepsikan 0.023 0.033 Universitas Sumatera Utara 71 Adapun persamaan garis regresi pada penelitian ini adalah Y’ = β0 + β1X1+β2X2 + β3X3. Intensi OCB dilambangkan Y, Kepribadian agreeableness X1, sikap X2, norma subjektif X3, kontrol perilaku yang dipersepsikan. Hasil analisa data pada tabel 20 yang didasari oleh rumus, maka persamaan garis regresi adalah Y’= 54.675 + 0.282 X1 + 0.104 X2 + 0.152 X3 + 0.023 X4. Persamaan garis regresi ini menunjukkan jika tidak ada kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku yang dipersepsikan maka skor intensi menguat sebesar 54.675. Koefisien regresi 0.282 pada kepribadian mengambarkan setiap kepribadian penambahan 1 satuan kepribadian agreeableness akan meningkatkan intensi sebesar 0.282, koefisien regresi 0.104 sikap. Menggambarkan setiap sikap penambahan 1 satuan sikap akan meningkatkan intensi sebesar 0.104, koefisien regresi 0.152 norma subjektif, menggambarkan setiap norma subjektif penambahan 1 satuan norma subjektif akan meningkatkan intensi sebesar 0.152. koefisien regresi 0.023 kontrol perilaku yang dipersepsikan mengambarkan setiap kontrol perilaku yang dipersepsikan penambahan 1 satuan kontrol perilaku yang dipersepsikan akan meningkatkan intensi 0.023. Pengaruh masing-masing variabel independen akan digambarkan pada tabel berikut. Tabel 21 Koefisien Variabel Penelitian Model Nilai R Nilai R 2 Signifikansi Kepribadian agreeableness 0.549 0.30 0.000 Sikap 0.186 0.03 0.024 Norma subjektif 0.97 0.94 0.010 Kontrol perilaku yang dipersepsikan 0.000 0 0.033 Universitas Sumatera Utara 72 Variabel kepribadian agreeableness memiliki r sebesar 0. 549, sehingga r 2 = 0,30 menunjukkan bahwa agreeableness memiliki pengaruh terhadap intensi sebesar 30 kemudian, variabel sikap memiliki r sebesar 0. 186, sehingga r 2 = 0,03 yang menunjukkan bahwa sikap memiliki pengaruh terhadap intensi 3 . Norma subjektif memiliki r sebesar 0.97 sehingga r 2 = 0.94 yang menunjukkan bahwa norma subjektif memiliki pengaruh terhadap intensi 94 kemudian variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan memiliki r sebesar 0,000 sehingga r 2 = 0 yang menunjukkan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan memiliki pengaruh terhadap intensi 0. Dari keempat variabel yaitu kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif memiliki pengaruh terhadap intensi OCB sedangkan kontrol perilaku yang dipersepsikan tidak memiliki pengaruh akan tetapi masih signifikan terhadap intensi OCB. Berdasarkan data penelitian, maka hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan disajikan dalam tabel berikut: Tabel 22 Data Hipotetik dan Data Empirik Data hipotetik Data empirik Variabel N Min Max Mean SD Min Max Mean SD Agreeablenes 79 25 125 75 25 91 130 112.4 9.96 Sikap 79 7 175 91 28 77 175 133.2 31.42 Norma subjektif 79 7 175 91 28 76 175 126.3 32.30 Kontrol perilaku yang dipersepsikan 79 8 200 96 32 84 200 139.3 36.07 Intensi 79 20 100 60 13.3 76 99 89.6 5.14 Universitas Sumatera Utara 73 Berdasarkan Tabel 22 di atas, dapat dilihat bahwa mean empirik agreeableness sebesar 112.4 sementara mean hipotetik sebesar 75. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dan hipotetik maka mean hipotetik lebih kecil daripada mean empirik maka sifat agreeableness yang dimiliki individu lebih positif terhadap intensi OCB dari pada rata-rata populasi umumnya. Variabel sikap, mean empirik 133.2 sementara mean hipotetik sebesar 91. Jika dilihat perbandingan maka mean hipotetik lebih kecil daripada mean empirik maka sikap yang dimiliki individu lebih positif terhadap intensi OCB daripada populasi pada umumnya. Variabel norma subjektif, mean empirik 126,3 sementara mean hipotetik 91. Jika dibandingan mean empirik dan mean hipotetik maka mean hipotetik lebih kecil bila dibandingkan dengan mean empirik. Dengan demikian dapat dikatakan rata - rata populasi berpandangan negatif terhadap intensi OCB dibadingkan dengan pandangan subjek penelitian. Variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan, mean empirik sebesar 139,3 sementara mean hipotetik 96. Jika dibandingkan antara mean empirik dan hipotetik maka mean hipotetik lebih rendah bila dibandingkan dengan mean empirik. Dengan demikian maka kontrol kendali yang dimiliki subjek untuk intensi OCB lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata populasi pada umumnya. Sementara untuk variabel intensi, mean empirik 89.6 dibandingkan dengan mean hipotetik 96 maka didapat bahwa mean empirik lebih kecil bila dibandingkan dengan mean hipotetik maka intensi OCB yang dimiliki subjek lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata populasi pada umumnya. Universitas Sumatera Utara 74 Kategorisasi variabel agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan dan intensi OCB akan dibagi dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, rendah berdasarkan distribusi kurva normal dengan menggunakan rumus deviasi standar Azwar, 2003. Skor akan digolongkan dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah dengan rumus sebagai berikut: X ≥ M + 1. SD = Tinggi M – 1. SD ≤ X M + 1. SD = Sedang X M – 1. SD = Rendah Berdasarkan kategori tinggi sedang dan rendah berdasarkan rumus diatas maka keempat variabel dikategorikan satu persatu. Adapun kategorinya adalah sebagai berikut:

a. Kategori Skor Agreeableness

Kategori skor agreeableness dapat dilihat dari tabel 23 dibawah ini. Tabel 23 Gambaran Skor Agreeableness NO Skor Kategori Frekuensi Persentase 1 X ≥ 100 Tinggi 77 orang 97.5 2 50 X 100 Sedang 2 orang 2.5 3 X ≤ 50 Rendah - - Total 79 orang 100 Pada skala agreeableness, kisaran skor tinggi hal ini berarti kisaran skor lebih mengarah pada kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 23 diatas menunjukkan subjek yang berada pada kategori tinggi sebanyak 77 orang 97.5 dan subjek yang berada pada kategori sedang berjumlah 2 orang 2.5 . Universitas Sumatera Utara 75

b. Kategori Skor sikap Tabel 24

Kategori Skor Sikap No Skor Kategori Frekuensi Persentase 1 X ≥ 119 Tinggi 51 orang 64,5 2 63 X 119 Sedang 28 orang 35.5 3 X ≤ 63 Rendah - - Total 79 orang 100 Pada skala sikap, skor mayoritas pada kategori tinggi yang menunjukkan bahwa sikapnya masing-masing karyawan sangat tinggi pada intensi OCB. Hal ini didapat dari kategori tinggi berada pada urutan terbanyak yang berjumlah 51 orang 64.5 kemudian disusul oleh kategori sedang sebesar 28 orang 35.5 sementara untuk kategori rendah tidak ada.

c. Kategori Skor Norma subjektif Tabel 25

Kategori Skor Norma Subjektif No Skor Kategori Frekuensi Persentase 1 X ≥ 119 Tinggi 41 orang 51.9 2 63 X 119 Sedang 38 orang 48,1 3 X ≤ 63 Rendah - - Total 79 orang 100 Pada skala norma subjektif, skor tertinggi berada pada kategori tinggi yang berjumlah 41 orang 51.9 serta ditambah lagi pada kategori sedang berjumlah 38 orang 48,1 yang berarti dukungan orang-orang disekitar subjek penelitian besar untuk intensi OCB. Dengan demikian maka orang- orang sekitar turut mendukung individu dalam memunculkan intensi OCB. Universitas Sumatera Utara 76

d. Kategori Skor Kontrol perilaku yang dipersepsikan Tabel 26

Kategori Skor kontrol perilaku yang dipersepsikan No Skor Kategori Frekuensi Persentase 1 X ≥ 128 Tinggi 35 orang 44.3 2 64 X 128 Sedang 44 orang 55.7 3 X ≤ 64 Rendah - - Total 79 100 Pada skala kontrol perilaku yang dipersepsikan didapat skor teringgi berada pada kategori sedang yang berjumlah 44 orang 55.7 serta pada kategori tinggi berjumlah 35 orang 44,3. Berdasarkan kategori tersebut didapatkan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan individu kurang begitu besar terhadap intensi meskipun demikian akan tetapi pengaruhnya juga tidak terlalu sedikit.

e. Kategori Intensi OCB Tabel 27

Kategori Skor Intensi OCB No Skor Kategori Frekuensi Persentase 1 X 73.3 Tinggi 79 100 2 46.7 X 73.3 Sedang - - 3 X ≤ 46.7 Rendah - - Total 79 100 Pada skala ini intensi OCB, kategori skor subjek lebih mengarah pada kategori tinggi hal ini berarti kecendrungan subjek untuk melakukan OCB tinggi. Hal ini terlihat seluruh subjek penelitian berada pada kategori tinggi yaitu berjumlah 79 orang 100 sementara untuk kategori sedang dan rendah tidak ada. Universitas Sumatera Utara 77

D. PEMBAHASAN 1. Pengaruh kepribadian agreeableness, Sikap, norma subjektif, dan

Kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap Intensi OCB Berdasarkan hasil penelitian dilihat dari nilai r sebesar 0.570 dan r-square sebesar 0.324 yang berarti agreeableness, sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dipersepsikan memberikan sumbangan sebesar 32 terhadap intensi OCB. Sisanya sebesar 68 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hal ini berarti bahwa agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan secara bersama-sama berpengaruh sebagai indikator pembentuk intensi OCB Sumbangsih keempat variabel yaitu kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku yang dipersepsikan tergolong kuat Sarwono, 2006. Ia mengatakan nilai R sebesar 0,5-0,75 dapat dikategorikan kuat. Hasil penelitian yang mengatakan bahwa kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan dapat berpengaruh positif terhadap intensi. Hal ini didukung oleh penelitian Organ 1990 yang menyatakan bahwa setiap individu berbeda-beda dalam menunjukkan OCB dalam bekerja. perilaku individu tersebut dapat dipengaruhi oleh kepribadian agreeableness. Selanjutnya peneliti Hassan 2010 mengatakan bahwa kepribadian agreeableness berkorelasi positif terhadap OCB. Didukung oleh penelitian sebelumnya Organ Ryan 1995 yang mengatakan kepribadian agreeableness memiliki pengaruh yang positif terhadap OCB. Universitas Sumatera Utara 78 Hubungan kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap intensi OCB sebagaimana dijelaskan oleh theory of plainned behavior mengungkapkan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh intensinya. Intensi dapat merupakan faktor yang dapat memotivasi timbulnya perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa besar usaha seseorang untuk menampilkan perilaku. Intensi dipengaruhi oleh tiga faktor personal berupa sikap terhadap perilaku, faktor sosial berupa tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku dan faktor kendali yang dapat memfasilitasi untuk menghalangi timbulnya perilaku Ajzen, 2005. Berdasarkan nilai r yang didapatkan dari hasil koefisien korelasi, kepribadian memiliki r sebesar 0.549 dengan sumbangan terhadap intensi 30 . Nilai r tersebut menunjukkan pengaruh yang kuat terhadap intensi OCB. Sikap memiliki r sebesar 0.186 dengan sumbangan terhadap intensi OCB sebesar 3 . Nilai r tersebut menunjukkan pengaruh yang cukup terhadap intensi OCB. Hal ini berarti pengaruh dari sikap terhadap intensi OCB ada, akan tetapi cukup memiliki pengaruh. Norma subjektif memiliki nilai r sebesar 0.97 dengan sumbangan terhadap intensi OCB sebesar 94 yang menunjukkan pengaruh yang sangat kuat terhadap intensi OCB. Selanjutnya variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan dengan nilai r sebesar 0,00 0 yang tidak memiliki pengaruh pada intensi OCB akan tetapi bila digabungkan pada keempat variabel maka variabel control perilaku yang dipersepsikan masih dapat memberikan pengaruh pada intensi OCB. Namun gabungan dari empat variabel yaitu kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan memiliki pengaruh Universitas Sumatera Utara 79 yang kuat terhadap intensi OCB. Hal ini terjadi karena keempat variabel ini merupakan faktor pembentuk dari intensi OCB. Penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam mengetahui intensi OCB dapat dilihat dengan mengetahui kepribadian agreeablenss tinggi atau rendah yang nantinya dapat mendukung atau tidak mendukung intensi OCB, mengetahui sikap dari individu terhadap OCB mendukung atau tidak mendukung, pengaruh dari orang panutan yang ada disekitar lingkungan kerja apakah mendukung atau menentang OCB, faktor-faktor yang mendukung individu seperti kesempatan, kemampuan yang dapat membantu atau menghambat untuk mewujudkan perilaku OCB.

2. Pengaruh Kepribadian Agreeableness Terhadap Intensi OCB

Pada penelitian ini, didapatkan hasil bahwa kepribadian agreeableness berpengaruh positif secara signifikan terhadap intensi OCB yang ditunjukkan dengan nilai r = 0,549 dan dengan nilai P = 0.000 0.05 sehingga hipotesis alternatif diterima. Nilai R pada variabel ini dapat dikategorikan kuat. Menurut Sarwono 2006 nilai R dapat dikategorikan kuat berkisar 0.5-0.75. Berdasarkan koefisien variabel, kepribadian memiliki r 2 = 0.30 yang berarti variabel kepribadian berpengaruh 30 terhadap intensi OCB. Dengan demikian semakin tinggi kepribadian agreeableness maka semakin kuat kecendrungan individu untuk melakukan OCB. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya Grant dan Mayer 2009 bahwa individu akan membantu orang lain atau tidak peduli pada orang lain dipengaruhi dari kepribadiannya. Oleh sebab itu berarti kepedualian individu atau kecendrungan individu untuk Universitas Sumatera Utara 80 membantu atau tidak dapat dipengaruhi oleh kepribadiannya. Selanjutnya didukung oleh Bolino 1999 yang mengatakan beberapa orang ingin membantu orang lain karena kepribadian yang melekat padanya. Motivasi membantu muncul dari motivasi intrinsik dan tidak peduli untuk uang dan imbalan. Barrick Mount 2002, mengatakan bahwa individu yang memiliki kepribadian agreeableness cenderung melakukan OCB. Hal ini terjadi karena tipe kepribadian agreeableness merupakan individu yang ramah, baik hati, kooperatif, membantu, sopan dan fleksibel. Karakter agreeableness akan meningkatkan intensi OCB yang selanjutnya semakin meningkatkan pula peluang untuk menampilkan perilaku OCB. Selanjutnya didukung Von, Verfasst 2010 sifat ramah yang dimiliki tipe kepribadian agreeablenss berkolerasi positif dengan dimensi OCB dengan demikaian bahwa kepribadian agreeableness memiliki hubungan dengan OCB. Kottke Janet 2009 yang menyatakan perilaku menolong yang merupakan bagian dari OCB memiliki hubungan secara positif terhadap kepribadian agreeableness. Oleh sebab itu maka semakin tinggi karakter agreeableness yang dimiliki individu maka perilaku OCB semakin kuat untuk ditampilkan. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian agreeableness dapat berpengaruh pada kecendrungan melakukan OCB sehingga dengan semakin tinggi skor agreeableness kepribadian individu maka intensinya untuk melakukan OCB juga semakin kuat demikian juga sebaliknya ketika skor dari tipe kepribadian agreeableness semakin rendah maka intensi individu untuk melakukan OCB akan semakin lemah. Penelitian sebelumnya mendukung hasil Universitas Sumatera Utara 81 dari penelitian yang mengatakan bahwa pengaruh dari kepribadian tipe agreeableness kuat dibandingkan variabel lain terhadap intensi OCB.

3. Pengaruh Sikap Terhadap Intensi OCB