33
3. Pengaruh Norma subjektif terhadap Intensi OCB
Norma subjektif adalah sebuah fungsi keyakinan mengenai dukunganpenerimaan suatu perilaku oleh kelompok tertentu Ajzen, 2005.
Norma subjektif melibatkan kepercayaan individu tentang anggapan diterima atau tidaknya perilaku yang ditampilkan. Pada saat seorang individu percaya
bahwa perilaku yang ia tampilkan akan diterima atau didukung oleh orang lain atau kelompok maka intensi berperilaku akan semakin tinggi. Demikian juga
sebaliknya jika perilaku yang ditampilkan akan tidak diterima atau didukung oleh orang lain atau kelompok maka intensi dia untuk berperilaku semakin
rendah. Ajzen 2005 menjabarkan bahwa semakin seorang individu
mempersepsikan bahwa perilakunya akan diterima atau didukung maka akan semakin besar intensinya untuk melakukan perilaku. Dalam hal ini intensi
perilaku yang ditampilkan adalah intensi perilaku OCB. Sumaiya 2013 menyatakan bahwa seorang karyawan yang mempersepsikan bahwa perilaku
menolong yang dia lakukan didukung oleh organisasi maka ia akan meningkatkan perilaku menolong. Persepsi bahwa adanya dukungan
organisasi bagi individu untuk melakukan suatu perilaku merupakan bentuk Norma subjektif yang meningkatkan intensi perilaku menolong sebagai salah
satu dimensi OCB. Perilaku menolong merupakan perilaku karyawan untuk menolong rekan kerja yang mengalami kesulitan dalam situasi yang sedang
dihadapi baik mengenai tugas dalam organisasi maupun masalah pribadi. Dimensi ini berfokus pada perilaku menolong yang bukan merupakan
kewajiban yang ditanggungnya.
Universitas Sumatera Utara
34
4. Pengaruh Kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap Intensi OCB
Kontrol perilaku yang dipersepsikan adalah keyakinan mengenai ada dan tidaknya faktor yang mendukung atau menghambat dirinya untuk
menampilkan suatu perilaku. Keyakinan ini didasari oleh pengalaman masa lalu dari perilaku tersebut akan tetapi juga dipengaruhi oleh informasi
pendukung mengenai perilaku tersebut, melalui observasi ataupun faktor lain yang dapat meningkatkan atau mengurangi kesulitan dalam menampilkan
perilaku tersebut. Kontrol perilaku yang dipersepsikan berkaitan dengan seberapa besar individu mampu untuk mengontrol perilakunya dan seberapa
yakin individu mampu menampilkan perilaku tersebut. Ketika individu merasa ia mampu dan yakin dapat menampilkan perilaku tersebut maka intensinya
melakukan perilaku tersebut semakin besar Ajzen, 2005 Dalam penelitiannya, Kenneth Meikiory 2005 menjelaskan bahwa
semakin besar keyakinan bahwa ia mampu untuk melakukan perilaku menolong maka intensinya untuk melakukan perilaku menolong akan semakin
meningkat. Perilaku menolong merupakan salah satu dimensi OCB. Dalam hal ini maka ketika individu yakin kapasitasnya untuk menampilkan perilaku
menolong besar, maka intensi perilaku menolong segera terwujud.
5. Pengaruh antara Agreeableness, Sikap, Norma subjektif dan Kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap intensi OCB.
Beberapa literatur penelitian yang mengatakan tentang perilaku yang telah mendukung faktor kepribadian dengan komponen sikap dan norma subjektif.
Universitas Sumatera Utara
35
personality dan sikap merupakan kajian empiris individu yang dapat dikombinasikan untuk memprediksi keinginan seseorang berperilaku ketika
dihadapkan pada sebuah objek perilaku tertentu. Parkeas Razavi 2004 dalam penelitian “Personality and attitudinal variables as predictors of
voluntary union membership” merupakan salah satu contohnya. Penelitian Parkeas Razavi ini menemukan adanya hubungan erat antara tipe
kepribadian seseorang dan sikap yang dimiliki terhadap kelompok kerja sukarela terhadap keinginan bergabung di dalamnya.
Selanjutnya didukung oleh penelitian Purnamasari, Endang Avin 2004 yang menyatakan bahwa intensi perilaku menolong akan menunjukkan
intensinya kedalam bentuk perubahan nyata yaitu salah satunya adalah altruism yang merupakan salah satu dimensi dari OCB. Perilaku menolong ini
dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial yang telah terinternalisasi dalam diri subjek dapat terwujud dalam perilaku menolong.
Kepribadian disejajarkan dengan variabel lain seperti sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh pada OCB.
kepribadian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi OCB Konovsky Organ, 1995. Kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kepribadian agreeableness. Kepribadian agreeableness yaitu ramah, baik hati, mudah bekerja sama, penuh toleransi dan suka menolong orang lain
cenderung mampu menjaga keharmonisan dalam hubungan yang kurang nyaman dalam bekerja dan bersedia mengorbankan kepentingan pribadi demi
kepentingan kelompoknya Mulder dalam Elfina Nina, 2004. Selajutnya Moorman Blakely 1995 mengatakan bahwa sifat kepribadian
Universitas Sumatera Utara
36
agreeableness mencerminkan perilaku kolektivisme yang berpengaruh pada OCB.
Selanjutnya kepribadian agreeableness berpengaruh positif dan signifikan pada OCB. Hal ini berarti karyawan yang memiliki trait agreeableness tinggi
adalah karyawan yang bersedia menolong rekan kerja dan atasannya serta bawahannya. Individu yang memiliki sifat agreeableness tinggi memiliki sifat
yang baik hati dan penuh toleransi serta mentoleransi situasi yang kurang menyenangkan Elfina Nina, 2004. Hal ini sejalan yang dikemukakan oleh
Barrick Mount 2002 menyatakan sifat agreeableness yang tinggi akan cenderung melakukan OCB karena tipe ini memiliki karakter yang ramah,
baik hati, kerjasama, membantu, sopan dan fleksibel.
G.Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis Utama
Kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan secara bersama-sama memiliki pengaruh positif terhadap intensi
OCB. Kepribadian agreeableness, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan memiliki sumbangsih terhadap peningkatan intensi OCB
2. Hipotesis Tambahan